Mohon tunggu...
Santi Rof
Santi Rof Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

I am just an ordinary woman http://shanty-rof.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenang Pantai Ngliyep dengan kamera

2 Januari 2013   11:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:37 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berlibur dikota Malang memang mengasyikkan banyak tempat wisata pantai yang bertebaran dikota tersebut, hingga membuat aku selalu rindu untuk datang mengunjunginya. Betapa indah akan suasana pantai disaat pikiran penat oleh aktivitas yang membosankan dan menjenuhkan.

Seperti Pantai Ngliyep misalnya bak tinggal disurga dengan hamparan pasir putih yang membentang ditepian pantai. Pantai Ngliyep terletak dikecamatan Donomulyo, 62 km arah selatan dari kota Malang yang sejuk dan menyuguhkan panorama pantai yang indah tidak kalah dengan pantai yang ada diluar negeri. Kenapa kita mesti jauh-jauh harus keluar pulau atau keluar negeri hanya untuk menikmati pantai yang bersih dan indah. Pantai Ngliyep yang terletak di Samudera Indonesia ini menyuguhkan pasirnya yang putih dan gemuruh ombak yang silih berganti memecahkan suasana disaat malam tiba. Berjemur di atas pasir yang putih membuat saya lebih bebas berekspresi dan saat itu tidak banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang berlibur di pantai tersebut. Katanya setiap tanggal 14 bulan Maulud dalam penanggalan Jawa, diadakan upacara Labuhan yang artinya memberikan sajian ke laut yang memberikan makna ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memanjatkan doa-doa. Dalam upacara tersebut ada penyajian pengorbanan kepala kambing untuk Kanjeng Ratu Pantai Laut Selatan. Suasana yang sepi dipantai Ngliyep seakan-akan pantai milik saya pribadi karena tak seorang yang datang karena waktu itu hari kerja, sengaja mencari waktu dan tempat yang tepat hanya untuk sebuah pemotretan. Kalau ambil waktu libur jelas aku tidak bisa mengambil suasana pantai yang benar-benar sepi dan bersih. Banyak papan tulisan berbunyi " Dilarang mandi atau berenang di pantai " karena ombaknya yang terkenal sangat kencang, tulisan tersebut sengaja ditempelkan dibeberapa batang pohon besar untuk mengingatkan para pengunjung yang tidak tahu kondisi ombak dipantai Ngliyep yang terkenal dengan arus ombaknya yang kencang. Sebenarnya aku tidak ada rencana untuk hunting foto sampai keluar kota, karena bertepatan dengan acara tunangan keponakan jadi daripada balik pulang ke rumah sedangkan waktu masih panjang. Jadi aku putuskan lanjut ke luar kota tanpa ada schedule yang direncanakan sambil mengendarai mobil dalam perjalanan terlintas dibenakku "kenapa gak coba datang di pantai Ngliyep!" Aku dan suami akhirnya sepakat untuk lanjut ke Malang yaitu tujuan Pantai Ngliyep. Sampai dipantai Ngliyep tengah malam dan pintu gerbang atau portal yang biasa dijaga oleh petugas panarik karcis sudah tidak ada, tetapi gerbang portalnya tetap dibuka sehingga aku langsung masuk tanpa bayar. Ditengah gelapnya malam aku terus melaju tanpa berhenti karena rasa ingin segera beristirahat, tak lama dikejauhan terlihat lampu masih menyala dari berberapa warung yang masih buka mungkin mereka buka 24 jam untuk melayani para nelayan yang sengaja mencari kehangatan secangkir kopi. Aku turun dari mobil dan mendatangi sebuah warung untuk menanyakan tempat peristirahatan atau cottage, langsung saja keluar seorang bapak tua dengan tergopoh-gopoh memasang sarungnya. Dengan nada yang sopan bapak tersebut menunjukkan arah tempat penginapan dan katanya "disana nanti ada petugas jaga!'' dengan mengucapkan terima kasih kepada bapak tersebut aku langsung tanjap gas dan berputar balik arah. Didepan kamar penginapan atau cottage ada seorang penjaga bapak setengah baya dengan membawa senter. Suamiku turun dari mobil menanyakan sewa kamar, dan bapak penjaga tersebut menunjukkan salah satu kondisi kamar. Setelah suamiku tanya panjang lebar, ia kembali ke mobil dan memberitahuku bahwa kamarnya ada dengan tarif 75 ribu perkamar .... " Wowww that great!'' jawabku penuh curiga. Kembali suamiku memberitahuku bahwa kamarnya tidak ada listrik hanya menggunakan lilin...... "Oh my God!'' jawabku kembali lemas. Tetapi karena waktu sudah malam dan aku kelelahan dalam perjalanan mau tidak mau akhirnya kami check in. Aku datang ke pantai Ngliyep memang bukan mencari penginapan mewah tetapi mencari panorama yang indah di lokasi tersebut yang membuat aku mengesampingkan hal-hal yang tidak layak. Aku hanya bersyukur masih ada tempat penginapan untuk beristirahat, kalau aku mau kembali menengok orang-orang bule dalam pengambilan foto ditengah hutan dan menghabiskan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun lamanya di tengah hutan hanya untuk sebuah dokumentasi tanpa ada fasilitas yang memadai seperti home stay, cottage or something else. Pagi telah menjelang dan matahari sudah muncul diufuk timur bergegas aku menyiapkan perlengkapan kamera dan tripod. Dengan bertelanjang kaki aku dan suami menenteng perlengkapan kamera sambil menyetting ulang mode yang akan dipakai untuk disesuaikan dengan pemotretan, dalam perjalanan di atas pasir aku terus menggaruk-garuk kaki karena ada rasa gatal yang tak tertahankan tapi kubiarkan saja karena lebih asyik mengambil gambar. Dan tak lama kemudian kulihat kaki suamiku bentol-bentol kecil warna merah, akupun dengan cepat melihat kondisi kakiku ternyata sama, penduduk setempat menamai binatang tersebut '' cireng " sejenis makhluk kecil seperti nyamuk. Memang kami tidak mempersiapkan perlengkapan untuk kulit, biasanya kalau ada rencana mau ke pantai pasti perlengkapan seperti sunblock atau sunscreen selalu ready. Sampai pulangpun kerumah dalam beberapa hari bekas bentol-bentol kecil berwarna merah masih ada hingga 7 hari baru hilang dengan rajin memberi lotion untuk perawatan kulit setiap hari. Suasana hangat menyambutku dengan hamparan lautan yang lepas dan bebas, inilah oleh-oleh hasil perjalanan indah dipantai Ngliyep.

13571235232022816020
13571235232022816020

13571235791881952393
13571235791881952393

1357123635659800469
1357123635659800469

13571236791204254185
13571236791204254185

13571237241424270948
13571237241424270948

1357123775768762058
1357123775768762058

1357123818167110432
1357123818167110432

135712386956935387
135712386956935387

1357123914735327272
1357123914735327272

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun