Lingkungan masih mejadi suatu topik yang menarik apabila dibahas dalam ruang publik. Masyarakat sering sering sekali bertanya mengenai bagaimana kelangsungan hidup manusia untuk kedepannya dan hal ini meliputi lingkungan dimana mereka tinggal. Tempat tinggal kita untuk saat ini cukup memperihatinkan, dilihat dari bagaimana masyarakat sendiri terkadang menjadi aktor utama dari kerusakan yang ada pada lingkungan. Kesadaran dari masyarat untuk menjuaga lingkungan mereka sendiri masih sangat kurang.Â
Dampak yang kemudian ditimbulkan dari kurangnnya kesadaran ini adalah kerusakan, misalnya seperti banjir yang dikarenakan penumpukan sampah dan limbah yang dibuang sembarang. Fenomena ini pasti memunculkan kegelisahan bagi beberapa masyarakat. pemerintah misalnya, beberapa aturan mengenai pembunga nsampah masih belum diindahkan oleh masyarakat. caraatau metode baru sangat dibutuhkan disi, maksudnya bagaimana kita sebenarnya perlumelakukan pendekatan-pendekatan khusus pada masyarakat agar dapat mengerti akan situasi tersebut. salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dari segi atau ranah pendidikan tentang lingkungan, yang mana dari situ dapat mengarhkan masyarakat untuk membuat sebuah perkembangan dalam hal pembangunan berkelanjutan.
Pendidikan menjadi salah satu cara yang dapat digunakan untuk merubah perilaku dan menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang lingkungan. Para pembuat kebijakan dari seluruh dunia menggunakan pendekatan pendidikan atau edukasi dan strategi komunikasi untuk menciptakan dunia dengan pembangunan yang berkelanjutan dengan proyeknya.Â
Beberapa pendekatan seperti instrumental dan emansipatori digunakan oleh mereka untuk dijadikan sevagai salah satu strategi komunikasi. Kebijakan EE (Enviromental Education) juga digunakan untuk memperlihatkan bagaimana mereka mencoba untukmemberikan sebuah peraturan atau batasan.Â
Mereka sendiri dianggap sebagai seorang profesional atau yang memiliki pengalaman yang baik mengenai lingkungan. Mereka inilah yang dapat menentukan bagaimana jenis edukasi, partisipasi serta komunikasi nantinya dapat digunakan dan dari beberapa hal tersebut nantrinya akan membentuk sebuah tujuan tersendiri. Pada akhirnya dari berbagai cara atau pendekatan tersebutakan digunakan untuk monitoring dan sistem evaluasi yang baik apabila dikerjakan. Berikut adalah penjelasan dari pendekatan Instrumental dan Emansipatori.
Pendekatan Instrumental
Pendekatan instrumental merupakan keinginan atau hasrat mengenai outcomeatau hasil yang mengarah pada kelakukan masyarakat dari adanya tindakan edukasi lingkungan yang diketahui, secara lebih atau kurang dapat disetujui dan dapat terpengaruh oleh intervensi yang didesain dengan hati-hati (Asmoro, 2012).Â
Contoh yang paling mudah, pendekatan instrumental dalam hal edukasi lingkungan dapat dimulai dengan membuat sebuah formula atau rancangan tujuan secara spesifik dalam sebuah istilah dari sesuatu tindakan atau kelakuan yang disukai, yang mana dari situ akan mengarah pada bagimana nantinya akan memberikan kelompok tertentu yang sebelumnya sudah menjadi sasaran atau target yang sebagian besar bersifat pasif. Mereka yang bersifat pasif sangat butuh untuk dilakukannya intervensi secara komunikatif agar dapat memberikan dampak tertentu.Â
Tujuan dari pendekatan ini adalah bagaimana merubah sikap masyarakat menjadi lebih peka atau sadar dan mulai melakukan sesuatu dengan lingkungannya. Â Sebagai salah satu contoh yang ada di dunia adalah bagaimana pemerintah mencoba untuk merubah prilaku dan membentuk kesadaran masyarakatnya tentang lingkungan dengan pendekatan ini adalah membuat kampanye tentang lingkungan. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah merubah prilaku dan menimbulkan kesadaran pada lingkungan.
Pendekatan Emansipatori
Pendekatan ini bisa dibilang sangat berbeda dari pendekatan sebelumnya. Pada pendekatan ini mencoba untukmengajak atau membujuk masyarakat untuk dapat terlibat aktif dalam proses dialog untuk menentukan bagaimana penyusunan secara objektif, melakukan diskusi untuk menjelaskan inti dari sebuah permasalahan, membentuk kelompok, dan nantinya dapat bersama-sama menetapkan rencana dan aksi untuk menentukan sikap atau tindakan mereka sendiri.Â