Melalui kajian kultural komunikasi ingin mengajak kita untuk mengapresiasi segala perbedaan dan juga menyikapinya dengan sikap yang dewasa. Sikap yang dewasa tersebut diartikan dengan kita memberikan sikap yang terbuka dan sepenuhnya memahami perbedaan dan tidak ada upaya untuk menyeragamkan.Â
Kajian kultural juga menyarankan batasan-batasan mengenai budaya yang dapat digunakan sebagai proses dari perkembangan intelektual, spiritual, dan estetika dari sebuah masyarakat. Budaya juga dapat digunakan untuk menunjukan karya atau praktik intelektual (Astuti, 2003).Â
Melalui penjabaran tersebut dapat diketahui bahwa budaya juga dapat digunakan untuk menunjuk karya dan dapat digunakan di proses perkembangan estetika.Â
Dengan kita mempelajari budaya lebih lanjut, maka kita dapat membantu penyebaran budaya tersebut seperti contoh dengan membuat cafe dengan konsep budaya dari Kalimantan. Penyajian suasana cafe dengan budaya Kalimantan tersebut tentu akan lebih terasa apabila menyajikan makanan khas Kalimantan, para pekerja yang mengenakan baju adat Kalimantan, dan bahkan ornamen-ornamen khas Kalimantan.Â
Namun tentu harus diingat sebelum menggunakan budaya tersebut, kita harus terlebih dahulu mengetahui arti dan aturan yang dimiliki oleh budaya tersebut. Perlu dipastikan juga bahwa budaya yang akan digunakan tidak melanggar dari sudut pandang adat dan hukum.Â
Sumber:
Astuti, S. I. (2003). "Cultural Studies" dalam Studi Komunikasi: Suatu Pengantar. Mediator: Jurnal Komunikasi, 4(1), 55-68.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H