Hubungan asmara akan terjalin apabila kedua orang sama-sama memiliki perasaan saling mencintai satu sama lain. Pasangan yang menjalin hubungan tersebut tentunya akan merasa senang dan tidak terpaksa apabila menghabiskan waktunya dengan pasangannya.Â
Namun dalam sebuah hubungan asmara tersebut tidak hanya memberikan perasaan senang setiap saat. Namun sudah menjadi hal yang pasti bahwa sebuah hubungan akan melewati masa-masa konflik.
Pada masa-masa konflik tersebut tentu akan membuat hubungan yang sedang dijalani akan merenggang atau menjauh. Namun apabila konflik tersebut dapat ditangani atau diselesaikan secara tepat maka justru akan makin mendekatkan hubungan antara kedua orang tersebut. Sebaiknya konflik dengan pasangan dilakukan tanpa melibatkan emosi serta sebaiknya untuk membicarakan permasalahannya secara langsung.
"The discussion style combines the direct and emotionally restrained dimensions and emphasizes a verbally direct approach for dealing with disagreements---to "say what you mean and mean what you say." (Martin & Nakayama, 2018)
Sebuah hubungan antara dua individu yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda akan lebih mudah muncul sebuah konflik apabila kurang pengetahuan akan budaya masing-masing. Persepsi yang berbeda akan menimbulkan pesan yang disampaikan menjadi salah arti sehingga penting untuk terlebih dahulu mendengarkan cerita dari sisi lawan bicara.
Hindari Topik yang Memiliki Potensi Timbul KonflikÂ
Apabila kalian mengetahui bahwa kondisi emosional pasangan sedang tidak baik usahakan agar kalian tidak membicarakan topik yang kurang disukai pasangan. Hal tersebut dikarenakan suasana emosional yang tidak baik akan membuat pasangan lebih mudah untuk marah dan tentu akan menjadi sebuah konflik berkelanjutan, oleh karena itu, penyelesaian konflik akan lebih mudah apabila masing-masing individu mau mendengarkan cerita dari masing-masing dan memiliki tujuan yang sama yaitu menyelesaikan konflik.
Menenangkan Diri dan Refleksi
Penyelesaian konflik tidak akan selesai apabila masih melibatkan emosi dalam penyelesaiannya. Gunakan waktu untuk saling berdiam diri dan merefleksikan diri serta meninjau lebih jauh konflik tersebut. Apabila kondisi sudah mulai tenang, siapkan diri untuk membicarakan penyelesaian konflik dengan pasangan.
Mendengar Cerita dari Sudut Pandang Masing-Masing
Saling menjelaskan peristiwa yang membuat konflik tersebut muncul. Cobalah mendengar cerita dari sisi lawan bicara dan hadapi dengan suasana yang tenang serta terbuka. Setelah mengetahui cerita dari masing-masing usahakan untuk berusaha mencari jalan keluar dengan berdiskusi lebih lanjut untuk mencari jalan keluar yang tidak merugikan kedua pihak.
 "Pendekatan kolaboratif yaitu pencarian situasi sama-sama untung apabila pihak-pihak yang terlibat mau bekerjasama untuk menyelesaikan sebuah konflik." (Toomey dalam Baldwin, 2014)
Meminta MaafÂ
Setelah menemukan jalan keluar yang saling menguntungkan dan atas kesepakatan kedua pihak untuk berdamai, jangan lupa untuk mengucapkan permintaan maaf.
Sumber:
Baldwin, dkk. (2014). Intercultural Communication for Everyday Life. UK: John Wiley & Sons Ltd.
Martin, J. N. & Nakayama, T. K. 2018. Experiencing Intercultural Communication: An Introduction (6th ed.). New York: McGraw-Hill Education.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H