Semenanjung Korea telah menjadi salah satu wilayah yang paling sensitif dan berpotensi menimbulkan konflik global. Dalam beberapa tahun terakhir, eskalasi ketegangan antara Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS) telah mencapai titik kritis, dengan ancaman nuklir yang semakin meningkat. Dalam artikel ini, kita akan membahas apakah ancaman nuklir Korut sebenarnya berpotensi memicu Perang Dunia III dan bagaimana situasi geopolitik saat ini mempengaruhi keamanan regional dan global.
Latar Belakang
Korut telah mengklaim bahwa dunia hanya "sejengkal lagi" dari konflik nuklir, dengan Menteri Pertahanan Korut, Jenderal Kang Sun Nam, menuduh AS sebagai pemicu meningkatnya ketegangan (Abrar, 2023). Pernyataan ini disampaikan dalam Konferensi Keamanan Internasional Moskow XI, menunjukkan bahwa Korut tidak hanya berfokus pada konflik lokal tetapi juga memiliki visi global dalam menghadapi ancaman AS.
Potensi Perang Nuklir
Semenanjung Korea memiliki makna simbolis yang sangat mendalam sebagai wilayah yang dianggap sebagai "Matahari Terbit" oleh Kim Il Sung, pendiri Korea Utara. Oleh karena itu, wilayah ini menjadi tujuan utama bagi Kim Jong Un untuk merebut kembali harta simbolis ini bagi negaranya (Morais, 2023). Selain itu, memiliki kemampuan nuklir memberikan Korut keunggulan strategis di Asia Timur untuk menyerang kedua musuh mereka, yaitu Jepang dan Korea Selatan, dengan satu serangan.
Reaksi Internasional dan Strategi Penangkalan NuklirÂ
Reaksi internasional terhadap kebijakan nuklir Korea Utara telah beragam. Pada Desember 2023, Seoul dan Washington memperingatkan bahwa setiap serangan nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara akan disambut dengan "tanggapan cepat, luar biasa, dan tegas" serta mengakibatkan berakhirnya rezim Kim Jong Un (ipdefenseforum, 2024). Korea Selatan dan Amerika Serikat telah mengembangkan strategi penangkalan nuklir bersama, termasuk pembentukan Kelompok Konsultatif Nuklir (NCG) untuk mengoordinasikan inisiatif perluasan penangkalan nuklir (ipdefenseforum, 2024).
Amerika Serikat juga telah meningkatkan kehadiran militernya di Semenanjung Korea dengan mengerahkan pesawat berkemampuan nuklir dan kapal selam ke wilayah tersebut. Pada tahun ini, AS telah mengirim persenjataan strategis besar-besaran ke wilayah tersebut, termasuk kapal selam berkemampuan nuklir (Abrar, 2023). Tindakan ini telah memicu reaksi keras dari Korut, yang memperingatkan AS untuk tidak terlibat di wilayah tersebut dan mengaitkan eskalasi ketegangan di Semenanjung Korea dengan tindakan AS.
Prediksi Ahli
Sejumlah ahli telah mengungkapkan prediksi mengejutkan bahwa Semenanjung Korea jadi lokasi realistis pecahnya perang nuklir bukan di Ukraina. Patel menjelaskan bahwa wilayah ini memiliki peluang besar bagi Korut untuk menjalin hubungan politik dengan tetangganya seperti Tiongkok dan Rusia, yang mewakili blok anti-Barat terbesar di belahan timur dunia (Morais, 2023).
Implikasi Ekonomi dan Politik
Dari aspek ekonomi, tingginya integritas dan ketergantungan perekonomian kawasan Asia Timur mendorong negara-negara kawasan untuk menyelesaikan konflik secara damai. Integrasi perekonomian dan perekonomian internasional dipandang dapat mereduksi kemungkinan terjadinya perang (RUSLIN, Tita, & Amal, 2004). Namun, kebijakan nuklir Korea Utara juga digunakan sebagai alat propaganda untuk kepentingan nasional, meningkatkan posisi tawar di level internasional.
Kepemilikan Senjata Nuklir Korut
Korut tidak hanya memiliki senjata rudal antar benua yang memiliki daya jelajah sampai ribuan kilometer, tetapi juga yang memiliki daya jelajah lebih pendek mungkin hanya ratusan kilometer sebagai antisipasi jika perang di semenanjung Korea semakin terbuka. Hal ini tentu saja sebagai upaya untuk melawan tetangga-tetangganya, yaitu Jepang dan Korea Selatan yang memang menjadi sekutu dekat Amerika Serikat.
Konsekuensi Global
Eskalasi ketegangan di Semenanjung Korea tidak hanya berdampak pada keamanan regional tetapi juga global. Ancaman nuklir Korut dapat memicu reaksi balik dari AS dan sekutunya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan konflik global. Dalam pandangan yang lebih luas, kepemilikan senjata nuklir Korut dipandang sebagai kekuatan penyeimbang dalam melawan kekuatan aliansi AS dan Korea Selatan.
Kesimpulan
Semenanjung Api, dengan ancaman nuklir Korut yang semakin meningkat, telah mencapai titik kritis yang berpotensi memicu Perang Dunia III. Situasi geopolitik saat ini menunjukkan bahwa Korut tidak hanya berfokus pada konflik lokal tetapi juga memiliki visi global dalam menghadapi ancaman AS. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah-pemerintah dunia untuk terus berupaya meningkatkan dialog dan diplomasi untuk menghindari eskalasi ketegangan di wilayah ini.
Â
Referensi
Abrar, T. F. (2023, Agustus 16). Korut Sebut Perang Nuklir Dunia Sudah Dekat: Sejengkal Lagi. Diambil kembali dari cnbcindonesia.com: https://www.cnbcindonesia.com/news/20230816145835-4-463577/korut-sebut-perang-nuklir-dunia-sudah-dekat-sejengkal-lagi
ipdefenseforum. (2024, Juni 15). Korea Selatan dan A.S. mengembangkan strategi bersama dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara. Diambil kembali dari ipdefenseforum.com: https://ipdefenseforum.com/id/2024/06/korea-selatan-dan-a-s-mengembangkan-strategi-bersama-dalam-menghadapi-ancaman-nuklir-korea-utara/
Morais, T. M. (2023, September 4). Ahli Prediksi Semenanjung Korea Jadi Lokasi Realistis Pecahnya Perang Nuklir, Bukan di Ukraina. Diambil kembali dari www.liputan6.com: https://www.liputan6.com/global/read/5388329/ahli-prediksi-semenanjung-korea-jadi-lokasi-realistis-pecahnya-perang-nuklir-bukan-di-ukraina
RUSLIN, Tita, I., & Amal, I. (2004). Implikasi pembangunan persenjataan nuklir Korea Utara terhadap perimbangan kekuatan militer Negara-negara di Asia Timur. Yogyakarta: Perpustakaan UGM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H