Mohon tunggu...
Shanjaya MandalaPutra
Shanjaya MandalaPutra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fresh graduate/Universitas Riau

Seorang pembelajar yang selalu mencari cara untuk meningkatkan diri dan menjalani kehidupan yang seimbang, baik secara fisik, mental, maupun spiritual.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Semenanjung Api: Akankah Nuklir Korut Memicu Perang Dunia III?

15 September 2024   16:06 Diperbarui: 15 September 2024   16:11 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenanjung Korea telah menjadi salah satu wilayah yang paling sensitif dan berpotensi menimbulkan konflik global. Dalam beberapa tahun terakhir, eskalasi ketegangan antara Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS) telah mencapai titik kritis, dengan ancaman nuklir yang semakin meningkat. Dalam artikel ini, kita akan membahas apakah ancaman nuklir Korut sebenarnya berpotensi memicu Perang Dunia III dan bagaimana situasi geopolitik saat ini mempengaruhi keamanan regional dan global.

Latar Belakang

Korut telah mengklaim bahwa dunia hanya "sejengkal lagi" dari konflik nuklir, dengan Menteri Pertahanan Korut, Jenderal Kang Sun Nam, menuduh AS sebagai pemicu meningkatnya ketegangan (Abrar, 2023). Pernyataan ini disampaikan dalam Konferensi Keamanan Internasional Moskow XI, menunjukkan bahwa Korut tidak hanya berfokus pada konflik lokal tetapi juga memiliki visi global dalam menghadapi ancaman AS.

Potensi Perang Nuklir

Semenanjung Korea memiliki makna simbolis yang sangat mendalam sebagai wilayah yang dianggap sebagai "Matahari Terbit" oleh Kim Il Sung, pendiri Korea Utara. Oleh karena itu, wilayah ini menjadi tujuan utama bagi Kim Jong Un untuk merebut kembali harta simbolis ini bagi negaranya (Morais, 2023). Selain itu, memiliki kemampuan nuklir memberikan Korut keunggulan strategis di Asia Timur untuk menyerang kedua musuh mereka, yaitu Jepang dan Korea Selatan, dengan satu serangan.

Reaksi Internasional dan Strategi Penangkalan Nuklir 

Reaksi internasional terhadap kebijakan nuklir Korea Utara telah beragam. Pada Desember 2023, Seoul dan Washington memperingatkan bahwa setiap serangan nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara akan disambut dengan "tanggapan cepat, luar biasa, dan tegas" serta mengakibatkan berakhirnya rezim Kim Jong Un (ipdefenseforum, 2024). Korea Selatan dan Amerika Serikat telah mengembangkan strategi penangkalan nuklir bersama, termasuk pembentukan Kelompok Konsultatif Nuklir (NCG) untuk mengoordinasikan inisiatif perluasan penangkalan nuklir (ipdefenseforum, 2024).

Amerika Serikat juga telah meningkatkan kehadiran militernya di Semenanjung Korea dengan mengerahkan pesawat berkemampuan nuklir dan kapal selam ke wilayah tersebut. Pada tahun ini, AS telah mengirim persenjataan strategis besar-besaran ke wilayah tersebut, termasuk kapal selam berkemampuan nuklir (Abrar, 2023). Tindakan ini telah memicu reaksi keras dari Korut, yang memperingatkan AS untuk tidak terlibat di wilayah tersebut dan mengaitkan eskalasi ketegangan di Semenanjung Korea dengan tindakan AS.

Prediksi Ahli

Sejumlah ahli telah mengungkapkan prediksi mengejutkan bahwa Semenanjung Korea jadi lokasi realistis pecahnya perang nuklir bukan di Ukraina. Patel menjelaskan bahwa wilayah ini memiliki peluang besar bagi Korut untuk menjalin hubungan politik dengan tetangganya seperti Tiongkok dan Rusia, yang mewakili blok anti-Barat terbesar di belahan timur dunia (Morais, 2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun