Mohon tunggu...
Shania Zachra Nurfuadi
Shania Zachra Nurfuadi Mohon Tunggu... Aktris - Mahasiswa Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Seorang Mahasiwa Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat UI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Keluarga Sebagai Solusi Kebiasaan Merokok pada Remaja di Indonesia

18 Desember 2024   12:14 Diperbarui: 18 Desember 2024   12:14 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangtua yang Merokok (Source : depositphotos)

Merokok merupakan salah satu ancaman besar bagi kesehatan masyarakat dunia, terutama di kalangan remaja. World Health Organization (WHO) memperkirakan sebanyak 10% populasi remaja usia 13-15 tahun di dunia adalah pengguna produk tembakau, termasuk rokok. Di Indonesia, prevalensi merokok dikalangan remaja terus meningkat dari 18.3% pada 2016 menjadi 19.2% pada 2019 menurut data Global Youth Tobacco Survey (GYTS). Sedangkan, dari data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, kelompok perokok dengan jumlah terbanyak adalah usia 15-19 tahun (56,5%), diikuti usia 10-14 tahun (18,4%). 

Data dari Atlas Tembakau Indonesia menunjukkan bahwa usia 15-19 tahun menjadi usia pertama kali merokok dengan jumlah tertinggi (52,1%). Penelitian yang dilakukan oleh El Sharkawi (2011), menunjukkan bahwa semakin muda usia seseorang pertama kali merokok maka durasi merokok sepanjang hidupnya akan semakin panjang dan beban untuk berkembang menjadi penyakit juga semakin besar.

Terdapat andil berbagai pihak dalam tren merokok pada remaja, salah satunya adalah keluarga. Sebuah penelitian menyatakan bahwa keluarga merupakan faktor terkuat dalam tren merokok pada remaja usia 15-18 tahun. Faktor keluarga memainkan peran penting dalam mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja karena seperti dua sisi mata pisau faktor keluarga dapat menjadi ancaman sekaligus solusi terhadap tren merokok pada remaja.

Faktor Keluarga yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok pada Remaja

Orangtua yang Merokok (Source : depositphotos)
Orangtua yang Merokok (Source : depositphotos)

Adapun peran keluarga sebagai faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja meliputi:

  1. Contoh Negatif dari Orang Tua
    Orang tua yang merokok cenderung menjadi teladan bagi anak-anak mereka. Remaja memiliki peluang lebih besar untuk merokok jika salah satu atau kedua orang tuanya merokok. Kehadiran anggota keluarga yang merokok seringkali membuat remaja memiliki akses lebih mudah untuk mendapatkan rokok di rumah. 

  2. Akses Mudah ke Rokok
    Di Indonesia sendiri usia legal untuk membeli rokok adalah 18 tahun. Salah satu contohnya adalah remaja di Yogyakarta bisa mendapatkan rokok dengan mudah karena penjual tidak melakukan pemeriksaan usia pada pembelinya. Rokok juga mudah ditemukan ditempat seperti toko retail, warung pinggir jalan, bahkan toko yang berada dekat lingkungan sekolah. 

  3. Dinamika Keluarga yang Buruk
    Keluarga dengan pola asuh yang kaku, kurang komunikasi, atau konflik internal berkontribusi pada perilaku merokok. Remaja yang memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan keluarganya seperti tidak mendapatkan perhatian atau dukungan emosional dari keluarga dan berisiko mencari pelarian melalui kebiasaan merokok.

  4. Kurangnya Pemahaman dan Pengetahuan Orang Tua
    Orang tua yang memiliki pengetahuan terbatas mengenai dampak negatif merokok, baik dari segi kesehatan maupun sosial, cenderung tidak memberikan larangan tegas kepada anak-anak mereka. Selain itu, minimnya pemahaman ini sering kali menyebabkan mereka mengabaikan perilaku awal anak yang mulai merokok. Sehingga kebiasaan tersebut berkembang lebih intens tanpa pengawasan yang memadai.

Peran Keluarga Sebagai Solusi

source : istock
source : istock

Di sisi lain, keluarga juga dapat menjadi faktor solusi utama dalam menekan tren merokok dikalangan remaja. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh keluarga meliputi:

  1. Menciptakan Lingkungan Bebas Rokok
    Orang tua dapat memberikan contoh positif dengan tidak merokok dan memastikan rumah menjadi zona bebas rokok.

  2. Komunikasi yang Terbuka
    Keluarga yang memiliki hubungan yang erat dan komunikasi yang baik dapat membantu anak mengatasi ajakan merokok oleh lingkungan sekitarnya. Ketika orang tua memiliki hubungan yang erat dengan anak, mereka akan lebih mudah mengawasi kebiasaan anak, baik di dalam maupun di luar rumah. Anak yang terbuka kepada orang tua termasuk kebiasaan merokok yang berlebihan, memungkinkan orang tua untuk segera mengantisipasinya.

  3. Pendidikan Tentang Bahaya Merokok
    Edukasi tentang dampak buruk merokok terhadap kesehatan dapat dilakukan secara langsung oleh orang tua kepada anak-anak mereka.

  4. Pengawasan dan Dukungan Emosional
    Orang tua yang aktif mengawasi pergaulan anak-anak mereka dapat mencegah keterlibatan remaja dalam perilaku merokok..

Dengan langkah-langkah nyata dan pendekatan yang penuh kasih, keluarga dapat menjadi benteng utama dalam melindungi remaja dari bahaya tembakau, sekaligus menjadi garda terdepan dalam menciptakan masa depan yang lebih sehat dan bebas dari rokok. Maka dari itu untuk menurunkan angka tren merokok remaja, mari kita mulai dari menjaga kesehatan keluarga dengan berhenti merokok. Mulai langkah kecil hari ini untuk masa depan yang lebih baik bersama.

Penulis : 

Rahma Fachriza (Mahasiswa Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia)

Reviana Annisa M (Mahasiswa Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia)

Shania Zachra Nurfuadi (Mahasiswa Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia)

Syifa Fauziah (Mahasiswa Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia)


Daftar Pustaka

  1. https://promkes.kemkes.go.id/pub/files/files2290INFOGRAFIS%20GYTS%20JUMLAH%20PEROKOK%20ANAK%20DAN%20KETERPAPARAN.pdf

  2. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240529/1545605/perokok-aktif-di-indonesia-tembus-70-juta-orang-mayoritas-anak-muda/

  3. https://www.tcsc-indonesia.org/wp-content/uploads/2020/06/Atlas-Tembakau-Indonesia-2020.pdf

  4. https://journals.sagepub.com/doi/epub/10.1177/22799036241228091

  5. https://midwifery.iocspublisher.org/index.php/midwifery/article/download/719/668/

  6. https://ejurnal.poltekkesjakarta3.ac.id/index.php/JKep/article/view/1322/529

  7. Rachmat, M., Thaha, R. M., Syafar, M. 2013.Perilaku Merokok Remaja Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 7(11): 502-508

  8. Wardah, & Hasrianti. (2020). Komunikasi antarpersonal orang tua dengan anak remaja perokok aktif. Jurnal Komunikasi dan Organisasi, 2(1).

  9. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7642113/#:~:text=Strict%20household%20tobacco%20rules%20were,sensation%20seeking%20(Table%202) 

  10. https://www.elsevier.es/es-revista-enfermeria-clinica-35-pdf-S1130862119301469

  11. https://www.scirp.org/journal/paperinformation?paperid=53193#:~:text=It%20is%20believed%20that%20relationships,between%20family%20relationships%20and%20smoking

  12. https://www.elsevier.es/es-revista-enfermeria-clinica-35-pdf-S1130862119301469 

  13. El-Sharkawy, Ghada F.  (2011). Cigarette Smoking among University Students: Family- related & Personal risk factors. Journal of American Science;7(3):260-268]. https://www.jofamericanscience.org/journals/am-sci/am0703/30_4890am0703_260_268.pdf 

  14. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27160860

  15. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10977764/pdf/pone.0301291.pdf 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun