Mohon tunggu...
Shania Avrilia
Shania Avrilia Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Seorang penulis pemula,menulis bagi saya adalah metode pengolahan rasa dan pemikiran . metode yang didapatkandengan senang dan murah yang meng -capture setiap episode pikiran manusia yang terwariskan untuk disampaikan kepada pembaca

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Pemanfaatan AI pada Konten

16 Mei 2023   15:00 Diperbarui: 16 Mei 2023   15:03 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendapatkan informasi dari sistem AI dan memperlakukannya seolah itu berasal dari kolega yang dipercaya akan membuat kita menjadi tidak percaya lagi dengan kemampuan manusia . keinginan untuk selalu mendapatkan hal yang praktis akan selalu terekam oleh mindset. Sehingga membuat lama-lama otak manusia tidak terpakai karena terlena dengan kemudahan AI . walaupun  kadang   ingin menolak dan berupaya ingin memecahkannya sendiri. Namun disisi lain akan timbul " untuk apa susah, jika ada AI yang membantu " dan ujung-ujungnya akan mengandalkan Langkah praktis ini untuk menganalisa suatu masalah.

Sebenarnya yang menjadi ketakutan bukanlah kehadiran AI yang akan mendominasi manusia. Namun mengingat persoalan bangsa seperti krisis literasi (malas/darurat membaca), krisis nalar (logical fallacy) , dan krisis skill yang membuat kita akan semakin tumpul .

Bukannya Al-Qur'an telah menunjukan fungsi akal ?

" Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah , dan Tuhanmulah yang Maha pemurah; yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam [Maksudnya : Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca ]; Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya " (QS.Al-Alaq:1-5)

Manusia paham betul bagaimana menyelesaikan segala permasalahan karena manusia memiliki pengetahuan dan  pengalaman serta penalaran yang baik, yang tidak dapat digantikan oleh mesin,teknologi maupun kecerdasan buatan (AI)

Stephen Hawking menyatakan " Manusia yang dibatasi oleh evolusi biologis yang lambat,tidak dapat bersaing dan akan digantikan . oleh sebabnya agar kita tidak tertinggal sebagai sumber daya manusia kita harus tetap menumbuhkan rasa Curiousity (keingintahuan) dengan hal tersebut maka kita akan terus menggali suatu informasi dan menganalisa dengan mengandalkan kemampuan berfikir kita serta komunikasi afektif. Selain itu kita juga perlu menerapkan Konsep T-Shaped Person yang telah saya sederhanakan sebagai berikut :

source : pribadi 
source : pribadi 
AI adalah alat untuk membantu manusia agar lebih cepat menyelesaikan tugasnya ,namun bukan berarti kita lengah dan menyerahkan semuanya kepada teknologi. Sehebat-hebatnya mesin ia tidak memiliki personal , emosional touch dan belum bisa menyaingi kita seperti rasa empati serta parameter moral maka untuk menghadapi ini kita juga harus mengedepankan kemanusian kita, Sumber daya manusia juga harus berupaya meningkatkan pengembangan kemampuannya  menjadi SDM yang peka terhadap perubahan. sehingga memungkinkan suatu organisasi menjadi lebih tangkas ,efisien ,dan responsif terhadap perubahan kebutuhan bisnis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun