Kita semua pasti tidak asing dengan kata budidaya perikanan. Budidaya perikanan merupakan suatu kegiatan untuk memproduksi organisme akuatik secara terkontrol guna mendapatkan keuntungan. Kegiatan budidaya ini bermacam-macam, ada budidaya berdasarkan salinitas, budidaya berdasarkan jenis organisme, budidaya berdasarkan tipe dan sistem akuakultur, dan berdasarkan sistem pengelolaan.
Budidaya berdasarkan sistem pengelolaan ini terbagi menjadi sistem budidaya ekstensif atau tradisional, sistem budidaya semi-intensif dan sistem budidaya intensif. Berikut merupakan penjelasan dari sistem pengelolaan budidaya perikanan.
Sistem Budidaya Ekstensif
Sistem budidaya ini masih sangat sederhana belum memakai teknologi yang modern dan hanya memanfaatkan kolam biasa tanpa adanya alat tambahan. Padat tebarannya pun masih rendah. Namun untuk pemula yang baru ingin berbudidaya tanpa memerlukan biaya yang tinggi bisa memanfaatkan sistem ini karena hanya membutuhkan biaya produksi awal untuk membeli benih ikan atau membeli induk ikan untuk kemudian disebarkan dan dibiarkan memijah secara alami.
Wadah untuk budidaya ini biasanya berpacu pada kolam atau badan air yang berukuran sedang hingga besar seperti kolam air dan sawah yang kondisi dasar dan dinding nya berupa tanah. Dalam pengelolaan ini, produksi pakan alami berperan sangat penting dengan produktivitas sistem yang relatif rendah. Biota yang dipanen oleh petani yang menggunakan sistem ini memiliki jumlah produksi dengan satuan luas yang rendah. Budidaya ini masih memiliki banyak kekurangan seperti hasil panennya belum menghasilkan hasil yang maksimal.
Sistem Budidaya Semi Intensif
Sistem budidaya ini merupakan peralihan dari sistem ekstensif atau bisa disebut juga perbaikan dari sistem ekstensif. Semi intensif sudah dilakukan pemupukan dan menggunakan pakan buatan yang teratur dengan padat tebaran yang lebih banyak, tetapi luas tempat yang lebih kecil. Dalam sistem semi intensif, produksi tambak ditingkatkan agar melampaui tingkat budidaya ekstensif dengan menambahkan pakan buatan dalam bentuk pelet kering untuk pembauran pakan yang tersedia secara alami di kolam.
Namun tidak sepenuhnya mengandalkan pakan buatan seperti pada sistem intensif. Biaya tenaga kerja dan pakan yang lebih tinggi karena pada sistem ini membutuhkan tingkat input dan produksi ikan sebagai perbaikan dari sistem ekstensif. Biasanya sistem ini dilakukan di kolam, tambak, sawah, dan jaring apung.
Sistem Budidaya Intensif
Budidaya intensif merupakan budidaya yang membutuhkan biaya produksi yang tinggi karena sudah menggunakan teknologi yang maju, serta pengelolaan yang sulit dapat timbul karena padat penebaran ikan yang tinggi. Sistem ini melibatkan input tingkat tinggi dan mengisi kolam ikan sebanyak mungkin untuk kemudian ikan diberi pakan tambahan. Biota pada budidaya ini bergantung pada pakan buatan yang diberikan secara teratur. Teknologi tambahan yang membantu sistem ini seperti pompa dan aerator.
Wadah yang digunakan luasnya lebih kecil dan biasanya diterapkan pada kolam air mengalir, kolam air deras, tambak dan karamba jaring apung dengan padat sebarannya yang lebih banyak. Sistem intensif merupakan kegiatan usaha yang efisien secara mikro tetapi tidak efisien secara makro karena menimbulkan dampak yang besar terhadap lingkungan seperti total beban pakan limbah yang lebih banyak daripada menjadi daging ikan. Namun jika ingin hasil panen yang optimal biasanya para peternak ikan menggunakan sistem ini karena produksi ikan yang dihasilkan cukup tinggi.
Ketiga sistem pengelolaan diatas merupakan optional atau pilihan bagi yang akan mulai berbudidaya, jika ingin yang sederhana dengan meminimalkan biaya bisa memanfaatkan sistem ekstensif dan jika ingin memaksimalkan produksi biota yang dipanen tanpa memikirkan biaya, sistem intensif merupakan pilihan yang cocok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H