Mohon tunggu...
shania hendra
shania hendra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FISIP UAJY

Terima kasih sudah meluangkan waktu dan membaca :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hilangnya Esensi Perjuangan Kolonialisme pada Film Adaptasi Bumi Manusia (2019)

10 Desember 2021   17:29 Diperbarui: 10 Desember 2021   17:31 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai film adaptasi, tentu sudah tidak asing lagi di pendengaran kita. Saat ini sudah terdapat banyak karya sastra yang telah diadaptasi menjadi sebuah film.

Biasanya, karya sastra yang diadaptasi tersebut merupakan karya sastra yang  populer di masyarakat, ceritanya sudah diketahui publik dan memiliki banyak penggemar atau  pembaca yang fanatik (Ardianto, 2014, h.19).

Alasannya karena mereka memiliki harapan bahwa popularitas yang dimiliki oleh medium tersebut (karya sastra) dapat mempengaruhi atau berdampak pula pada karya di medium yang berbeda (film) (Braudy & Cohen, 2009, h.385).

Seperti yang kita ketahui, selama ini film adapatasi selalu berhasil menarik perhatian penonton. Hal ini dikarenakan kebanyakan dari para pembaca ingin untuk membuktikan atau memverifikasi imajinasi mereka dengan visualisasi yang ada pada film (Braudy & Cohen, 2009, h. 385).

Salah satunya yaitu Film Bumi Manusia (2019) yang telah ditonton oleh lebih dari 1,3 juta penonton dan berhasil mendapatkan 12 nominasi di Festival Film Indonesia pada tahun 2019 (Nurhayati, 2020).

Bumi Manusia 

Film Bumi Manusia (2019) adalah hasil adaptasi dari bagian pertama novel tetralogi Buru karangan Pramoedya Ananta Toer.  Film ini dapat dikatakan sebagai bentuk adaptasi sebagai produk, karena merupakan perubahan dari satu medium yaitu novel ke medium yang lainnya yaitu film (Ardianto, 2014, h.21).

Pada versi novelnya, Bumi Manusia menceritakan mengenai perjuangan tokoh Minke atau Tirto Adhi Soerjo. Ia merupakan anak dari seorang bupati, sehingga diizinkan untuk dapat mengikuti kegiatan sekolah. Dari sanalah Minke kemudian menggunakan ilmunya untuk melawan diskriminasi Belanda terhadap kedudukan pribumi pada abad ke-20 saat masa kolonial Belanda (Bbc.com, 2019).

Hilangnya Esensi Perjuangan Kolonialisme

Novel Bumi manusia merupakan novel bergenre fiksi sejarah. Oleh sebab itu, sama seperti novelnya seharusnya film Bumi Manusia (2019) lebih menonjolkan mengenai kisah perjuangan Minke melawan ketidakadilan yang terjadi pada pribumi dan  hanya sedikit menampilkan  unsur romantis antara Annelis Malema dan Minke untuk mempermanis cerita.

Pada awal dirilis film ini memang telah menuai kontroversi dari berbagai pihak. Karya sastra dari Pramoedya yang fenomenal dan dianggap sakral oleh para penggemarnya, membuat banyak dari penggemar karya sastra tersebut menjadi khawatir akan ketepatan cerita yang ditayangkan dengan waktu yang terbatas (Suwarjono, 2018).

Selain itu mereka juga merasa takut, apabila nanti saat Bumi Manusia difilmkan, cerita yang ditampilkan justru menghilangkan esensi mengenai perjuangan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan perjuangan pada masa pemerintahan kolonial Belanda (Suwarjono, 2018).

Setelah film Bumi Manusia (2019) rilis, nyatanya kekhawatiran  yang ditakutkan oleh para penggemar karya sastra Pramoedya tersebut benar-benar terjadi. Menurut saya film ini terlalu banyak menampilkan kisah percintaan antara Annelis Malema dan Minke dan justru sedikit menampilkan usaha Minke dalam memperjuangan kedudukan pribumi.

Film Bumi Manusia (2019) juga masih melupakan beberapa hal penting, contohnya seperti belum menunjukkan sosok-sosok yang membantu dan menginspirasi Minke serta belum menggambarkan sosok Minke sebagai jurnalis pribumi yang progresif.

Namun meskipun memiliki kekurangan seperti yang saya paparkan diatas, film ini telah berhasil membawa penonton turut merasakan suasana di masa Kebangkitan Nasional pada tahun 1890-1900 melalui setting tempatnya. Selain itu film Bumi Manusia juga berhasil membuat para penonton merasa baper dengan kisah percintaan antara Annelis Malema dan Minke.

Daftar Pustaka

Ardianti, D.T. (2014). Dari Novel ke Film: Kajian Teori Adaptasi sebagai Pendekatan dalam Penciptaan Film.  Panggung, 24(1), 16-24.

Braudy, L. & Cohen, M. (2004). Film Theory & Criticism (7th). New York : Oxford University Press.

Suwarjono. (2018, 26 Mei).  Kontroversi Film dan Kisah Heroik di Balik Buku Bumi Manusia (suara.com) 

BBC.com. (2019, 15 Agustus). Bumi Manusia: Film adaptasi dari buku mantan tapol yang pernah dilarang, 'perjalanan sulit' Pramoedya Ananta Toer - BBC News Indonesia 

Nurhayati, N. (2020, 7 April). Bumi Manusia dan 10 Film dari Falcon Pictures Tayang di Netflix - Seleb Tempo.co

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun