Clickbait (Jebakan Klik) seringkali digunakan oleh media untuk menarik perhatian pembaca agar  pageviews pada situs web mereka dapat meningkat. Sayangnya ternyata penggunaan judul clickbait tersebut dapat menimbulkan bahaya, baik bagi nama baik media, jurnalis maupun masyarakat.
Oleh sebab itu dalam artikel ini kita akan membahas mengenai bahaya clickbait pada jurnalisme online, terutama mengenai inkonsistensi dalam penyajian konten.
Inkonsistensi yang dimaksud disini yaitu ketidaksesuaian antara judul dengan isi, foto, video atau elemen media lainnya dalam satu berita.
Hal ini dikarenakan seringkali media terlalu berfokus untuk membuat judul clickbait yang dapat menarik perhatian pembaca sehingga melupakan konsistensi dalam penyajian konten.
Namun sebelum membahas mengenai hal tersebut kita harus terlebih dahulu mengetahui pengertian dan ciri-ciri clickbait pada jurnalisme online.
Pengertian clickbait
Clickbait dapat dikatakan sebagai istilah untuk judul yang menggoda pembaca. Biasanya judul clickbait menggunakan kata-kata yang provokatif sehingga dapat menarik perhatian pembaca untuk meng-klik judul berita tersebut.Â
Namun sayangnya, karena penggunaaan judul clickbait seringkali mengarah pada berita bohong yang membuat pembaca merasa tertipu. Hal tersebut membuat judul clickbait menjadi memiliki pandangan yang negatif di mata masyarakat.
Akibat ketatnya persaingan di internet, media menggunakan judul clickbait untuk meningkatkan pageviews dari situs web mereka. Semakin banyak orang yang meng-klik berita tersebut maka pendapatan iklan mereka menjadi lebih besar.
Karena marak digunakan oleh media online untuk membuat judul berita, clickbait telah dianggap sebagai gaya jurnalisme online atau jurnalisme digital.
Ciri-ciri judul clickbait
Nah, agar dapat lebih memahami dan mengenali judul clickbait, maka kita harus terlebih dahulu mengetahui ciri-ciri judul clickbait, yaitu:
- Menggunakan kata-kata yang atraktif atau kata-kata yang memiliki daya tarik,
- Judul biasanya lebih dari 10 kata,
- Jumlah karakter dalam satu kata lebih dari 5 huruf,
- Membuat pembaca menjadi penasaran, karena biasanya judul clickbait tidak menampilkan rincian yang jelas atau dilebih-lebihkan.
Contoh berita clickbait
 Gambar diatas merupakan salah satu contoh berita yang di terbitkan oleh Tribunnews.com. Berita tersebut dirilis pada hari Jumat, 4 September 2020 dengan judul  "Profil Andrew Forrets, Orang Terkaya Australia yang Bertemu Jokowi dan Luhut".Â
Apabila dilihat secara sekilas, kalian tentu berpikir sebenarnya apa yang salah dengan judul tersebut? Mengapa judul berita tersebut dikatakan sebagai judul clickbait?
Seperti yang kita lihat, judul berita tersebut mengatakan bahwa Andrew Forrets merupakan orang terkaya di Australia.
Apabila kalian melihat judul dan foto dalam berita tersebut kalian tentu berpikir bahwa Andrew Forrets merupakan orang terkaya nomor satu di Australia. Selain itu dengan adanya nama Jokowi dan Luhut yang disisipkan dalam judul tersebut tentu membuat  kalian semakin tertarik untuk mengetahui profil dari Andrew Forrets.
Namun sayangnya apabila kalian membaca berita tersebut hingga akhir, berita tersebut dengan jelas menuliskan bahwa menurut majalah Forbes pada tahun 2012, Andrew Forrets berada di posisi ketiga orang terkaya di Australia.
Australia Financial Review (AFR) pada tahun 2020 saat berita tersebut terbit, Andrew Forrets bukanlah orang terkaya di Australia, melainkan berada di posisi nomor dua. Sedangkan posisi orang terkaya nomor satu di Australia sejak tahun 2019 hingga 2021 diduduki oleh Gina Rinehart.
Begitu pula menurutOleh sebab itu, berita yang ditampilkan oleh Tribunnews.com tersebut dapat dikatakan sebagai berita yang menggunakan judul clickbait karena memenuhi beberapa ciri-ciri judul clickbait.
Contohnya seperti, judul lebih dari 10 kata, mengandung kata-kata atraktif, tidak menampilkan rincian yang jelas dan menggunakan kata "Terkaya" dimana kata tersebut dapat dianggap sebagai kata yang dilebih-lebihkan.
Selain itu pada berita tersebut juga ditemukan adanya inkonsistensi dalam penyajian konten. Hal tersebut dapat dilihat dari judul berita yang mengatakan bawa Andrew Forrets merupakan orang terkaya di Australia, namun ternyata pada akhir berita tertulis bahwa Andrew Forrets berada di posisi ketiga orang terkaya di Australia.
Nah, sekarang kita masuk pada pembahasan mengenai bahaya clickbait. Pada jurnalisme online, apabila tidak digunakan dengan berhati-hati penggunaan judul clickbait dapat menimbulkan bahaya, baik bagi nama baik media, jurnalis maupun masyarakat.
Hal ini dikarenakan penggunaan judul clickbait seringkali menjebak pembaca, sehingga membuat mereka merasa tertipu.
Maka dari itu apabila sebuah media sering menggunakan judul clickbait dan tidak berhati-hati dalam menggunakannya, hal tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi nama baik media tersebut.
Mereka akan dianggap sebagai media yang kurang kredibel dalam menyampaikan berita, sehingga masyarakat menjadi kurang percaya dengan berita-berita yang disampaikan oleh media tersebut.
Bagi jurnalis, penggunaan judul clickbait untuk menulis berita dapat berbahaya apabila tidak dilakukan dengan berhati-hati.
Hal ini dikarenakan, berdasarkan pasal 1 Kode Etik Jurnalistik Indonesia, tertulis bahwa seorang wartawan atau jurnalis harus memiliki sikap independen serta dalam menyampaikan berita mereka harus mempertimbangakan akurasi, keseimbangan, dan 'tidak memiliki niat buruk'. Â
'Tidak memiliki niat buruk' disini maksudnya adalah tidak memiliki niat secara sengaja untuk menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Contohnya dalam hal ini seharusnya jurnalis tidak memiliki niat untuk merugikan pembacanya.
Sehingga jika jurnalis sampai melakukan inkonsistensi dalam penyajian konten dan membuat pembaca merasa tertipu maka jurnalis bisa terancam mendapatkan sanksi karena telah melanggar pasal 1 Kode Etik Jurnalistik.
Berdasarkan Pasal 11 Kode Etik Jurnalistik, apabila menurut Dewan Pers jurnalis telah melakukan pelanggaran terhadap kode etik jurnalistik maka jurnalis tersebut akan mendapatkan sanksi dari organisasi wartawan (jurnalis) atau perusahaan pers.
Oleh sebab itu, jurnalis harus lebih berhati-hati dalam membuat judul dan menulis isi berita agar berita yang disampaikan dapat konsisten dan tidak dianggap menipu. Jangan sampai karena terlalu fokus untuk membuat judul clickbait menimbulkan terjadinya inkonsistensi dalam penyajian konten, apalagi hingga membuat pembaca menjadi merasa tertipu.
Yang terakhir adalah bahaya clickbait bagi masyarakat. Clickbait dapat menjadi bahaya bagi masyarakat di Indonesia, hal ini dikarenakan tingkat literasi masyarakatnya yang masih sangat minim dan belum sebanding dengan penggunaan internet yang sangat tinggi.
Masih banyak masyarakat di Indonesia yang malas membaca artikel secara utuh, bahkan seringkali mereka menyimpulkan isi berita hanya dari membaca judul berita tersebut.
Apalagi di tengah kemampuan verifikasi masyarakat Indonesia masih yang rendah, hal ini tentu sangat berbahaya.
Terutama apabila judul clickbait tersebut kemudian difoto oleh seseorang dan disebarkan ke media sosial tanpa informasi yang jelas.
Hal tersebut dapat menimbulkan banyak bahaya seperti membuat masyarakat menjadi salah persepsi, menimbulkan sentimen yang negatif dan tersebarnya banyak berita yang tidak benar.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa clickbait dapat menjadi berbahaya bagi banyak pihak apabila tidak digunakan dengan berhati-hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H