Berita yang dibuat merupakan hasil kolaborasi antara jurnalis profesional dan jurnalis warga.
- Jurnalisme Sindikasi
Sebuah media akan memproduksi berita kemudian menjualnya kepada platform distribusi.
- Jurnalisme Lapdog
Jurnalisme ini merupakan lawan dari jurnalisme watch dog sehingga biasanya cenderung memihak kepada pemerintah.
Dalam jurnalisme masa depan, khalayak memiliki kedudukan sebagai konsumen sekaligus produsen. Mereka dapat mendistribusikan berita yang dibuatnya melalui media sosial sehingga membuat jurnalisme tidak lagi bersifat linear.
Di masa depan, selain akurasi berita, kecepatan distribusi juga menjadi hal yang penting. Dampaknya akurasi berita menjadi terpengaruh oleh kecepatan dalam mendistribusikan berita.
Tidak hanya cepat jurnalis juga harus menyajikan berita dengan seakurat mungkin. Hal ini dikarenakan khalayak sudah menjadi lebih cerdas dan kritis, mereka sudah dapat membedakan mana berita yang kredibel dan mana yang tidak kredibel.
Pada periode ini terdapat dua gaya pelaporan berita, yaitu:
- Curative Journalism
Dalam jurnalisme ini, berita yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber akan dirangkai dan diolah dalam satu tempat khusus dimana khalayak dapat mengkonsumsi berita tersebut. Salah satu contohnya adalah Beritagar.id.
- Hyper Localisation Journalism
Pada jurnalisme ini, berita dibuat berdasarkan peritiwa yang terjadi dalam suatu komunitas atau wilayah. Sasaran yang dituju pun cenderung sempit (niche) karena berita yang dibuat biasanya ditujukan untuk anggota dalam komunitas atau wilayah tersebut. Salah satu contoh dari Hyper Localisation Journalism adalah Harian Jogja.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, tren juga turut mengalami perubahan.