Film dan genre merupakan dua hal yang tidak dipisahkan. Genre seringkali dijadikan sebagai tolak ukur dalam mengambil keputusan untuk menonton suatu film.
Dari banyaknya genre yang ada, seperti laga, romantis, drama, komedi, horor, keluarga dan lain-lain, pernahkah anda mendengar mengenai genre The Wedding Film?
 Apa itu Genre The Wedding Film?
Genre The Wedding Film mungkin masih asing di pendengaran kita, hal ini dikarenakan film-film dengan genre ini biasanya digabungkan dengan genre lain atau memiliki sub genre yang membuat film menjadi lebih menarik.
Menurut Costanzo (2014) suatu film dapat dikatakan sebagai The Wedding film apabila film tersebut mempertimbangkan elemen-elemen penting pernikahan pada tema, alur cerita dan karakter dalam film tersebut.
Selain itu Costanzo juga mengatakan bahwa film dengan genre ini haruslah disesuaikan dengan realitas yang terjadi di kehidupan masyarakat.
Sehingga melalui film tersebut masyarakat dapat melihat adanya realitas kehidupan pernikahan yang terbentuk karena adanya sistem kepercayaan, seperti doktrin agama, patriarki, dan lain-lain.
Biasanya film-film dengan genre The Wedding Film mengangkat mengenai kehidupan pernikahan, baik dari sisi konflik pernikahan, kekeluargaan maupun pesan kehidupan yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran  dalam menjalani pernikahan.
Salah satu contoh film yang memiliki genre The Wedding Film adalah film Wedding Agreement (2019).
Film Wedding Agreement (2019)
Film Wedding Agreement merupakan film yang dirilis pada tahun 2019 dengan durasi 1 jam 40 menit.
Film yang disutradarai oleh Archie Hekagery ini mengisahkan mengenai kehidupan pernikahan Btari Hapsari (Tari) dan Byantara Wicaksana (Bian) yang bermula dari perjodohan.
Film ini dapat dikatakan bergenre The Wedding Film karena di dalamnya mempertimbangkan elemen-elemen penting pernikahan, seperti adanya prosesi akad nikah, cincin pernikahan, penggambaran karakter serta alur cerita dimana Tari berusaha untuk mempertahankan pernikahannya.
Selain itu adanya prosesi akad nikah dalam film ini mengungkapkan mengenai nilai-nilai dan kepercayaan tentang pernikahan dalam kebudayaan Islam yang sesuai dengan realitas yang terjadi di kehidupan masyarakat.
Seperti yang dikatakan oleh Costanzo (2014) dalam bukunya World Cinema through Global Genres, dalam suatu pernikahan pasti ada yang namanya rintangan atau permasalahan. Hal ini dikarenakan jalan cinta sejati tidak pernah berjalan mulus.
Begitu pula yang terjadi dalam pernikahan Tari dan Bian, setelah pernikahan terjadi Tari baru mengetahui bahwa Bian tenyata sudah  bertunangan dengan Sarah.
Tidak hanya itu, Bian bahkan langsung memberikan surat kesepakatan pernikahan pada Tari dan mengatakan bahwa pernikahan mereka hanya akan berjalan selama satu tahun.
Selama menjalani pernikahan Tari terus berusaha untuk mempertahankan pernikahannya dan selalu mencoba untuk melakukan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang istri.
Hal ini berbanding terbalik dengan yang dilakukan oleh Bian, ia justru selalu menolak usaha-usaha yang dilakukan Tari untuk mempertahankan pernikahan mereka dan malah terus berhubungan dengan tunangannya. Â
Hingga suatu hari Bian tiba-tiba saja mengalami demam saat pulang dari bekerja. Peristiwa  ini menjadi titik balik dalam hubungan mereka.
Berkat kebaikan dan kesabaran Tari dalam merawat Bian akhirnya hubungan mereka mulai membaik.
Namun semua itu tidak berjalan lama, nyatanya meskipun hubungan mereka membaik Bian tetap memperhatikan tunangannya.
Tari yang melihat Bian berpelukan dengan tunangannya, akhirnya menyerah dan memilih untuk pergi.
Lantas bagaimana kelanjutannya, akankah Bian menyesal dan memilih untuk memperjuangkan Tari atau justru bahagia karena dapat bersatu dengan tunangannya?
Supaya enggak penasaran, jangan lupa nonton kelanjutannya ya!
Nilai Keagaamaan Â
Dalam film Wedding Agreement ini mengandung banyak sekali nilai-nilai keagamaan dalam kebudayaan islam. Beberapa diantaranya yaitu:
- Saat bibi berbicara kepada Tari bahwa "perceraian adalah bisikan setan dan setan menyukai pasangan yang bercerai,".
- Tingkah laku tari sebagai perempuan berhijab yang menjaga dirinya agar tidak disentuh oleh pria lain selain suaminya.
- Mengutamakan Allah, karena Ia tidak akan mengabaikan umatnya yang mengangkat tangan dengan tulus.
- Saat bibi menasehati Tari bahwa seorang istri mempunyai kewajiban untuk berbakti kepada suami.
- Seorang istri tidak boleh pergi tanpa izin suami. Terlihat saat scene Tari pergi ke Bandung tanpa izin suami, ia mengalami banyak kendala seperti lupa isi kartu tol, ban mobil kempes dan mobilnya mengeluarkan asap. Hal ini membuat tari akhirnya menyesal karena pergi tanpa izin suaminya.
Pesan yang Dapat Diambil
Pernikahan merupakan hal yang serius, tidak bisa dibuat main-main. Terlepas dari apa saja yang melatari belakangi atau menjadi penyebab dari adanya pernikahan tersebut, ketika kita sudah memutuskan untuk menikah maka kita harus serius dalam menjalaninya.
Hal ini dikarenakan "pernikahan bukan hanya persoalan komitmen diantara aku dan kamu, tetapi juga komitmen kita dengan Allah".
Jangan sampai karena kita bermain-main dengan pernikahan membuat kita menyesal di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Constanzo, W. V. (2014). World Cinema through Global Genres. UK: Wiley Blackwell.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H