Mohon tunggu...
SHANATA NAJWA 41821110010
SHANATA NAJWA 41821110010 Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa S1 Universitas Mercu buana

Kampus Universitas Mercu Buana Meruya, Fakultas Teknik Informatika, Sistem Informasi, Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB - 2 Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

20 November 2024   19:47 Diperbarui: 21 November 2024   03:35 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep Enam "SA" versi Ki Ageng Suryomentaram merupakan landasan filosofis yang mendalam tentang bagaimana manusia sebaiknya menjalani hidup dengan bijaksana, sederhana, dan harmonis. Dalam ajarannya, Ki Ageng Suryomentaram mengedepankan nilai-nilai keseimbangan, introspeksi, dan kesadaran diri untuk meraih kebahagiaan sejati. Berikut adalah penjelasan rinci dari setiap "SA":


1. Sa-Butuhne (Sebutuhnya)

Sa-butuhne mengajarkan kita untuk memahami apa yang benar-benar dibutuhkan dalam hidup, tanpa terjebak dalam keinginan berlebih. Ki Ageng Suryomentaram ingin menekankan bahwa kebutuhan manusia sesungguhnya sederhana dan terbatas, berbeda dengan keinginan yang tidak memiliki batas. 

Prinsip ini membantu kita untuk fokus pada hal-hal yang esensial dan tidak tergoda oleh gaya hidup konsumtif yang sering kali menjadi sumber stres dan ketidakpuasan. Ketika kita memahami batas kebutuhan, kita mampu hidup lebih tenang karena tidak terlalu membebani diri dengan hal-hal yang sebenarnya tidak diperlukan.

Dalam praktiknya, Sa-butuhne relevan di berbagai aspek kehidupan. Misalnya, dalam konsumsi makanan, kita makan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, bukan semata-mata untuk memuaskan nafsu makan. 

Dalam hal pengeluaran keuangan, prinsip ini mendorong kita untuk hanya membeli barang atau jasa yang benar-benar dibutuhkan, sehingga terhindar dari pemborosan. Manfaatnya adalah menciptakan kehidupan yang lebih sederhana, efisien, dan bebas dari tekanan akibat tuntutan gaya hidup yang berlebihan. Dengan hidup sebutuhnya, kita juga dapat menjaga keseimbangan dan menghormati sumber daya alam.

Penerapan:

  • Dalam konsumsi makanan: makan hanya untuk memenuhi energi tubuh, bukan karena lapar mata.

  • Dalam berbelanja: membeli barang yang memang dibutuhkan, seperti pakaian kerja, tanpa tergoda tren atau diskon.

  • Dalam pekerjaan: fokus pada tugas utama tanpa tergoda melakukan hal-hal yang tidak relevan.

2. Sa-Perlune (Seperlunya)

Sa-perlune mengajarkan bahwa segala tindakan, ucapan, dan keputusan sebaiknya dilakukan sesuai dengan keperluan yang nyata, tanpa berlebihan. Prinsip ini mendorong efisiensi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam penggunaan waktu, energi, dan sumber daya. 

Melakukan sesuatu seperlunya berarti memahami kapan harus bertindak dan kapan harus berhenti, serta menghindari tindakan yang tidak relevan atau tidak bermanfaat. Dengan kata lain, Sa-perlune membantu kita menghindari sikap boros dan fokus pada apa yang penting dan mendesak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun