Filosofi ini menekankan bahwa manusia terdiri dari tubuh fisik, jiwa, dan roh, serta bahwa ketiga aspek ini perlu berkembang secara harmonis agar individu dapat mencapai potensi penuh mereka.
Dalam konteks pendidikan, Steiner percaya bahwa setiap anak memiliki kekuatan spiritual yang harus dirawat melalui pendidikan yang penuh cinta, perhatian, dan keselarasan dengan alam. Konsep ini terlihat dalam pendekatan Waldorf Education, yang selalu berupaya menciptakan keseimbangan antara pengembangan intelektual, emosional, dan spiritual siswa.
Antroposofi juga memperkenalkan gagasan bahwa manusia melalui tahapan perkembangan yang berbeda, yang mempengaruhi bagaimana mereka belajar dan memahami dunia. Dengan demikian, Waldorf Education berupaya menyediakan metode pengajaran yang sesuai dengan fase perkembangan masing-masing anak.
Kesimpulan
Rudolf Steiner melalui Waldorf Education menawarkan pendekatan unik dan holistik dalam pendidikan yang berfokus pada pengembangan potensi diri siswa. Pendekatan ini mengajarkan pentingnya keseimbangan antara pikiran, emosi, dan kreativitas dalam proses pembelajaran.Â
Dengan menekankan seni, kreativitas, dan pengalaman langsung, Waldorf Education memungkinkan siswa untuk berkembang secara optimal dalam lingkungan yang mendukung. Pendidikan ini mempersiapkan mereka untuk menjadi individu yang seimbang, mandiri, dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan keterampilan berpikir kritis dan kesadaran moral yang kuat.
Daftar Pustaka
- Steiner, R. (1996). The Education of the Child: And Early Lectures on Education. Anthroposophic Press.
- Nicol, J. (2010). Bringing the Steiner Waldorf Approach to Your Early Years Practice. Routledge.
- Rawson, M., & Richter, T. (2000). *The Educational
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H