Mohon tunggu...
Shanan Asyi
Shanan Asyi Mohon Tunggu... Dokter -

Seorang dokter umum sekaligus penulis jurnal kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bangkitnya Sebuah Kota Bersejarah

17 Januari 2018   01:35 Diperbarui: 18 Januari 2018   04:54 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awalnya aku menolaknya karena ingin istirahat paska uji kompetensi dokter. Namun kenapa tidak. Travelling mencoba mengenal dunia yang luas merupakan salah satu hal  yang menarik untuk dijalani.

"Bang ikut ke Jepang?"

"Oke yah."

Diurus lah seluruh visa dan pasport. Walaupun terlihat banyak masalah, tapi aku jadi berangkat kesana di bulan Agustus tahun lalu.

 And after im there, i love it. Jepang merupakan sebuah kota yang disiplin. Mengapa negara ini bisa maju? Karena disiplin! Baik disiplin dalam menimba ilmu maupun dalam menjalankan pekerjaan.

Kota pertamaku di hari pertama adalah Osaka. Setelah pesawat landing, kami langsung di jemput oleh Mr. Stephen. Pemandu wisata yang berasal dari Malaysia. Dia membawa bendera bewarna pink sesuai logo travel yang kami ikuti.

Beberapa pengarahan keluar, salah satunya permintaan agar kami semua disiplin mendengar arahannya.

Pertama keluar dari Bandara, mata ini dimanjakan oleh gedung-gedung yang megah dengan desain arsitektur yang indah nan ciamik. Beberapa orang berfoto disana, lalu mr Stephen meminta kami agar berfoto semua menggunakan spanduk yang telah disiapkan.

Kami berjalan dan menaiki bus yang bersih dan mewah di mata. Bus itu disupiri oleh orang Jepang yang sama sekali awam berbahasa Inggris, apalagi bahasa Indonesia, untunglah tour guide kami bisa fasih berbahasa Jepang.

Awal mula kota kunjungan pertama adalah science museum. Museum yang menampilkan berbagai macam temuan ilmu pengetahuan dengan teknologi modern seperti magnet listrik dan lain-lain. Aku sangat exited melihat bagaimana negara ini bergitu menghargai ilmu pengetahuan.

Jepang tidak macet! Satu hal yang aku suka lagi dari kota ini adalah jalanan tidak padat dan tersendat, padahal penduduk kota ini sangat padat. Berterima kasihlah kepada bus kota dan angkutan umum dalam kota yang tertata dengan baik. Hal kedua yang menarik perhatianku adalah tidak terlihat sampah sedikit pun di jalanan.

Turun dari bus kami sampai di sebuah kedai mi ramen yang memiliki bangunan khas Jepang. Menghargai budaya sendiri tentu diperlukan dalam desain bangunan, budaya yang dibawa sejak awal terbentuknya negara tidak pernah hilang dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan termasuk kami yang sedang berkunjung.

Makanan khas jepang yang kumakan disini selain Mi Soba adalah tahu yang manis rasanya. Entah kenapa memakan tahu itu membuatku ingin menambah makanan.

Perjalanan selanjutnya Bus Menuju ke Osaka Temple, yaitu kuil Osaka  yang sudah ada sejak zaman Edo. Di kuil itu terlihat banyak sekali wisatawan padahal hari ini bukan hari libur. Menunjukkan bagaimana mengatur negara dengan baik sehingga menghasilkan devisa tersendiri. Di kuil itu kami berfoto dan saat itu kebetulan sedang ada perlombaan dance. Anak-anak hingga remaja berlomba dengan dance yang rapi dan teratur. Aku takjub sempat terpikir di kepalaku, andaikan negaraku seperti ini.

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Kami  pulang dan makan malam di sebuah restoran ternama, kali ini kami menyantap ikan mentah alias shasimi. Mungkin bagi beberapa orang tidak akan suka dengan makanan ini, namun bagiku yang pecinta makanan jepang ini merupakan hal yang patut untuk dinikmati.

Berlelah setelah habis berjalan kami pulang dan beristirahat untuk melanjutkan esok hari. Sebelum tidur aku sedikit merenung bagaimana tanah bersejarah yang sudah ada sejak 4 abad sebelum masehi bisa mempertahankan budayanya walaupun pernah hancur akibat dibombadir bom oleh tentara sekutu. Intinya adalah tidak ada kata menyerah untuk meningkatkan kualitas hidup. Mengatur kembali kota dan meningkatkan sumber daya manusia yang paham akan industri dan teknologi, serta menjaga pola makan yang sehat telah membuat Jepang kembali bangkit dari kehancuran.

 Terimakasih Jepang atas apa yang kamu ajarkan hari ini.

Note: bersambung ke bagian kedua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun