Rusia bermaksud mempercepat agenda pengembangan pembom strategis generasi kelima, sebagaimana dahulu pernah diberitakan oleh RIA Novosti (28/11/2013). Sehingga, pembom jelajah jarak jauh paling mutakhir PAK DA—merupakan pengusung rudal-rudal hypersonic jarak jauh—kelak dapat mengawali terbang perdananya pada tahun 2019.
Produk akhir proyek PAK DA (Perspektivnyi Aviatsionnyi Kompleks Dal'ney Aviatsii) diharapkan dapat masuk masa penugasan aktif dimulai sekitar tahun 2023-2025. Biro Desain Tupolev telah membekali PAK DA dengan kemampuan terbang pada ketinggian stratosfir 50 km (50.000 meter). Selain itu, dengan menyandang fitur stealth, PAK DA mampu mengatasi sistem pertahanan udara pihak lawan.
Namun, berbicara tentang kemampuan terbang PAK DA, dengan menilik pernyataan para petinggi Rusia terkesan saling bertentangan. Pada awal tahun 2012, Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin pernah berujar bahwa sang PAK DA memiliki hypersonic speed capability. Sebaliknya, seorang petinggi militer lainnya ternyata menyebutkan kemampuan terbang PAK DA sebatas berkecepatan supersonic.
Kecepatan hypersonic biasanya mengacu pada ukuran lima Mach ke atas. Batasan kecepatan hypersonic biasanya dapat dicapai dengan menggunakan mesin berpropulsi tingkat lanjutan semisal ramjet atau scramjet.
Rusia sejauh ini masih mengoperasikan pesawat pembom jarak jauh strategis Tu-160M, yang diketahui memiliki kemampuan terbang supersonic. Tu-160M mampu melejit pada kecepatan maksimal 2.220 km per jam dan berkecepatan jelajah 960 km per jam.
Dmitry Rogozin sebagai salah seorang petinggi utama di jajaran kabinet Rusia, terlihat begitu giat menyerukan agar industri-industri pertahanan Rusia segera mengembangkan alutsista udara berkemampuan hypersonic. Ukuran kecepatan sangat tinggi terkesan semakin terasa dilekatkan pada sistem pemukul andalan masa depan.
Tatkala Rogozin menyitir secara langsung keberadaan beberapa program pengembangan X-51, Falcon, HiFire, dan HyFly hypersonic milik sang pesaing Amerika Serikat, sang Wakil Perdana Menteri Rusia mungkin bermaksud lebih meniscayakan kebutuhan sejenis antitesis penangkalnya dengan bersandar pada pemikiran dan kesadaran tersebut.
Pembom strategis pendahulu
Namun, sembari menantikan kehadiran sang PAK DA, Rusia serentak berikhtiar taktis lainnya, semisal berusaha meningkatkan kemampuan dua pembom strategis lawas peninggalan era Uni Soviet, yaitu Tu-95 dan Tu-160M (Blakjack). Pemerintah Rusia bermaksud menggelontorkan anggaran hingga 70 triliun rubel hanya sekadar untuk military upgrade.
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Yuri Borisov baru-baru ini berujar bahwa dengan skema modernisasi dan peningkatan kemampuan alutsista, maka masa penugasan aktif pesawat pembom strategis lawas semisal Tu-95 dan Tu-160M dapat diperpanjang hingga 40 tahun! Skema peningkatan kemampuan dan modernisasi alutsista meliputi unsur penggantian dengan mesin varian baru, penggunaan perangkat komunikasi elektronik canggih terbaru, serta menerapkan parameter untuk pendaratan dan sistem navigasi kompleks yang jauh lebih maju.
Menurut berita TASS (28/5/2015), Kepala Staf Angkatan Udara Kolonel Jenderal Viktor Bondarev berujar bahwa dengan skema military upgrade Rusia bermaksud mengadakan paling sedikit 50 pesawat Tu-160M. Hingga sejauh ini, konon Tu-160M memiliki scores factor 1,5 kali lebih unggul daripada performa sang pesaing, pembom strategis B1b milik Amerika—sekurang-kurangnya menyangkut kemampuan mengangkut muatan, jarak jangkauan, dan kecepatan terbang.
Keberadaan Tu-160M dengan kemampuan menjangkau jarak 12.300 km, beradius tempur 7.300 km, dan terbang pada ketinggian 16 km (16.000 m) jelas masih layak diperhitungkan hingga tahun 2040. Apalagi, Tu-160M juga mampu terbang terus-menerus selama 15 jam, sembari mengusung muatan seberat 110 ton, serta mampu lepas landas dengan beban maksimal 275 ton.
Khusus keberadaan pembom strategis turboprop Tu-95MS, pada tahun 2015-2016 ini, Angkatan Udara Rusia bermaksud meng-upgrade minimal sepuluh buah Tu-95MS. Setahun sebelumnya (2014), Rusia telah selesai meng-upgrade delapan buah Tu-95MS.
Dengan skema military upgrade, Rusia berkehendak untuk memodernisasi 70% pembom strategis lawas milik mereka hingga tahun 2020.
***
Â
Cihanjuang, Juli 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H