Kementerian Pertahanan Rusia sejak Januari 2013 telah meninjau ulang seluruh pengadaan pesawat-pesawat angkut militer mereka. Pasalnya, pihak militer merasa gerah atas kebergantungan mereka selama ini terhadap pesawat-pesawat angkut militer buatan Ukraina.
Sehingga, dengan dasar estimasi kebutuhan 150-160 pesawat angkut militer generasi baru—sesuai pengajuan pada pertengahan dekade 1990-an—Rusia berkehendak untuk lebih mengutamakan penggunaan pesawat produksi dalam negeri.
Sejak perubahan konstelasi politik di Ukraina—pasca Revolusi Orange tahun 2004—mengandaskan prospek kerja sama Rusia dan Ukraina dalam pengembangan AN-70, maka perkembangan tersebut telah memaksa Rusia untuk meretas jalannya sendiri.
Salah satu pilihan Rusia diwujudkan dalam pengembangan heavy airlifter masa depan—konon berdesain lebih canggih daripada pesawat-pesawat angkut militer yang sudah ada sekarang. Rusia melabeli program ini dengan sebutan PAK TA (The Prospective Aviation Complex Transport Aviation).
Mesin penggerak heavy airlifter ini merupakan komponen utama pesawat yang paling lama dikembangkan dari keseluruhan program pengembangan PAK TA. Rusia mengklaim bahwa mesin untuk PAK TA sama sekali varian baru dan diharapkan mampu melejitkan sang “kuli panggul” mencapai kecepatan terbang supersonic 2.000 km/jam (1.243 mph).
Namun, setelah para pengamat aeronautika mencermati desain PAK TA, sebagian di antara mereka terkesan meragukan kemampuan PAK TA untuk melesat cepat dan menjangkau jarak sejauh 7.000 km (4.350 mil), sembari mengusung muatan seberat 200 ton (181 tonnes)!
Meskipun demikian, militer Russia bergeming sebab meyakini keandalan desain PAK TA. Apakah optimisme tersebut kelak dapat terbukti tatkala Rusia telah mengoperasionalkannya untuk pemindahan pasukan, pengiriman logistik dan perbekalan, serta penempatan pelbagai peralatan tempur Rusia, semisal main battle tank Armata, ke area operasi manapun di seluruh dunia?
Rusia masih optimis bahwa rencana pengadaan 80 PAK TA untuk Skadron Angkut Udara Militer Rusia (VTA) dapat dicapai pada tahun 2024. Pembuktian optimisme tersebut jelas semakin menegaskan supremasi lintasudara, yang sukar ditandingi oleh negara-negara lainnya!
Cihanjuang, Juli 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H