Mohon tunggu...
Shamar Khora
Shamar Khora Mohon Tunggu... lainnya -

Referensi Pendamping, Inspiratif, Berimbang

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gas Tiga Kilo Rp16 Ribu di Limas Raga Inti Citeureup

13 April 2014   04:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:44 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang hari ini, menjelang tadi sore, saya membeli setabung gas berukuran tiga kilo di distributor Limas Raga Inti Citerueup, di dekat SPBU Citeureup Cimahi. Saya membeli hanya setabung saja, itu pun sudah sesuai kebutuhan kami dan membayar harganya Rp16 ribu. Tetapi, sehari kemarin dan selama beberapa hari sebelumnya, karyawan tersebut yakni seorang bapak-bapak separuh tua (orang yang sama, yang kebetulan kami jumpai di Limas Raga Inti Citeureup) menyebutkan harganya Rp15 ribu per tabung.

“Dari sono-nya sudah naik, Pak” begitu kata-kata beliau langsung menanggapi pertanyaan saya. Saya sempat mempertanyakan “kenaikan” (?) harga tersebut, sebab saya tidak mengetahuinya secara pasti apakah harganya benar-benar sudah naik ataukah belum.

Namun pikir saya, apalah arti selisih harga seribu rupiah! Saya enggan berdebat dengan seseorang yang sekadar karyawan. Toh demikian pikir saya, harga itu terhitung masih lebih murah daripada harga eceran di sekitar tempat tinggal saya. Pasalnya, para pengecer gas kecil di sekitar kediaman kami, mereka menjual gas ukuran tiga kilo Rp19 ribu per tabung.

Yang terasa agak ganjil, setelah saya membayar Rp16 ribu itu sesuai yang disebutkan oleh si karyawan Limas Raga, seorang pembeli lainnya yang datang sesudah saya dengan mengendarai sebuah mobil Toyota Kijang, ternyata dikenai tarif yang lebih murah daripada yang saya bayarkan.

Sebenarnya, saya terheran-heran tatkala mendengarkan sendiri kata-kata bapak karyawan separuh tua itu, yang menjawab pertanyaan si pengemudi mobil Kijang dengan menyebutkan satu jumlah untuk pembelian sebanyak empat tabung masing-masing berukuran tiga kilo.

“Enam puluh ribu,” begitu jawaban beliau.

Artinya, si pengemudi mobil Kijang itu ternyata mendapatkan harga eceran yang lebih murah Rp15 ribu per tabung (ataukah, itulah memang harga yang sebenarnya)! Padahal, besar kemungkinan sama seperti saya, dia juga membeli untuk memenuhi kebutuhan di rumah sendiri. Tetapi yang membedakan dia dari saya, dia dan para pemilik mobil pada umumnya relatif sudah cukup sejahtera. Sehingga, Pemerintah mengelompokkan mereka di kategori konsumen gas berukuran dua belas kilo.

Artinya, dia juga termasuk konsumen sejahtera yang hijrah ke kategori konsumen kelas pra-sejahtera, bahkan dia dikenai harga yang tetap normal (Rp15 ribu).

Sebenarnya, Pemerintah Indonesia menempuh kebijakan mensubsidi harga jual gas ukuran tiga kilo itu semata-mata bertujuan untuk sedikit meringankan beban kebanyakan rumah tangga pra-sejahtera.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun