Teater merupakan salah satu seni pertunjukan yang saat ini ramai ditonton. Dalam pertunjukannya penonton akan melihat bagaimana para pemeran membawakan cerita yang akan disampaikan. Teater tidak hanya diulas dari segi penataan panggung, busana, cahaya, dan sebagainya. Simbol teater termasuk hal yang penting dalam setiap pertunjukan seni teater.Â
Agar penonton mengerti makna dari cerita yang dipentaskan, maka pertunjukan seni teater menggunakan simbol-simbol. Dengan adanya simbol tersebut maka memberikan ketertarikan yang lebih kepada penonton, karena mereka akan tertantang untuk menginterpretasikan simbol tersebut untuk memahami alur cerita.Â
Terdapat tiga simbol dalam pertunjukan teater. yaitu:
1. Simbol Visual
Simbol visual dapat dilihat dengan secara langsung dengan mata. Misalnya pada warna lampu saat pertunjukan sedang berjalan. Warna lampu dalam pertunjukan teater mempunyai maknanya tersendiri, salah satu contohnya warna lampu kuning, yang artinya hari sudah siang.
Simbol-simbol yang ditunjukan di atas panggung bertujuan untuk memperkuat karakteristik dari para pemeran. Apabila pemeran ingin menyampaikan sesuatu namun secara tersirat, dapat dilihat dari gerak-geriknya di atas panggung. Â Simbol visual terdapat pula pada penggambaran latar tempat dalam pertunjukan teater. Apabila cerita yang akan ditampilkan bertema penjajahan, maka latar tempat akan menyerupai masa-masa penjajahan.Â
2. Simbol Verbal
Simbol verbal ditampilkan melalui ucapan para pemeran kepada penonton. Simbol verbal dalam bentuk kata-kata dialog atau pun monolog harus dipertimbangkan cara pengucapan, nada, intonasi, irama, dan lain sebagainya agar memudahkan penonton dalam memaknai simbol yang diberikan. Contohnya saat pemeran mengucapkan sebuah kata yang memiliki makna tersembunyi didalamnya.Â
3. Simbol Auditif
Simbol auditif dapat didengar melalui bunyi-bunyi benda atau pun makhluk dalam pertunjukan teater. Dalam hal ini, saat pemeran menghentakan kaki di atas panggung mempunyai makna yang dapat didengar oleh penonton. Â Selain itu dalam pertunjukan teater sebelum pemeran mengucapkan dialognya, akan ada bunyi-bunyi yang mengisi kekosongan. Tidak hanya mengisi kekosongan, namun membuat penonton mengerti apa yang akan terjadi di atas panggung selanjutnya.Â
Referensi: Soedarsono. R. M. (2010). Seni pertunjukan Indonesia di era globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H