"Cucu nenek,,,,, nenek kasih tahu ,kita harus banyak bersyukur dan berbuat baik kepada siapapun, dan harus selalu ingat untuk salat lima waktu"
 Bersyukur banget aku yang punya nenek yang pengertian baik dan tulus sabar menjaga aku.
Â
    Dan hingga akhirnya selama aku diurus dengan nenek, aku tidak suka romantis yang berlebihan.Karena itu, aku paling tidak suka film-film yang mengungkapkan atau novel dan sinetron yang romantis.Kehidupan pun aku anggap biasa-biasa aja, walaupun aku harus jauh dari kedua orang tuaku walaupun orang lain mengatakan bahwa hidupku layak diangkat dalam sebuah novel.Ya aku paling tidak suka romantis berlebihan kehidupan ya kehidupan sesuatu yang harus kujalani tanpa beban.
     Karena itu aku hidup bersama nenek sejak kecil, hingga akhirnya menjadi cucu kesayangan karena aku satu-satunya cucu yang mau hidup bersama nenek. Sementara cucu-cucu yang lain seperti tidak betah atau mungkin bisa jadi dilarang oleh orang tua mereka hidup dengan nenek, dan yang kumaksud romantis berlebihan adalah semacam peristiwa yang terlalu hiperbola.Bukan karena adanya sinetron-sinetron Indonesia dan film-film India, tapi entahlah, yang jelas aku paling tidak suka.Karena itu,aku biasa-biasa saja ketika harus jauh dari mama dan papaku kemudian tinggal bersama nenek.
    Kadang muncul gamang dalam hati, adakah saya mampu memposisikan diri sebagai nenek yang baik suatu hari nanti? Sosoknenek yang bukan sekedar pengasuh para cucu dan penunggu rumah, ketika anak atau menantu ke kantor dan bekerja mengejar karir. Melainkansosok nenek yang di hatinya selalu tersedia kasih sayang,perhatian dan pengabdian yang tulus seperti yang dimiliki oleh mendiang nenek saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H