Mohon tunggu...
shalsa karelia
shalsa karelia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Jurusan Akuntansi Sekolah Vokasi IPB

Haii.. kenalin nama aku shalsa ayu karelia, biasa dipanggil shalsa. disini aku mau share beberapa kegiatan dan pengalaman aku, semoga kalian suka yaa...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Interpretasi

1 Juli 2021   22:17 Diperbarui: 1 Juli 2021   22:42 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Interpretation (Interpretasi)

Menafsirkan makna dari bukti secara masuk akal

Artikel 1 dengan judul '5000 Mahasiswa Akan Demo Tolak UU Cipta Kerja di Depan Istana Kamis'

Mengenai artikel pertama yang membahas tentang Mahasiswa yang melakukan Demo untuk menolak disahkannya UU Cipta Kerja yang disebutkan dalam artikel oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bahwa aksi akan diadakan serentak di depan Istana dan juga di daerah masing-masing. Konsolidasi ini pun dihadiri oleh berbagai perwakilan dari berbagai daerah baik yang di Istana maupun di daerah masing-masing. Mulai dari Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Bali, dan Nusa Tenggara.

Menurut saya, aksi konsolidasi yang dilakukan oleh Mahasiswa di Seluruh Indonesia ini lahir karena adanya dorongan dari diri mereka sendiri (pribadi) sebagai bentuk rasa ketidaksetujuan dengan pihak pemerintah (DPR) terhadap RUU Cipta Kerja yang disahkan menjadi UU Cipta Kerja. Mengingat bahwa mahasiswa menjadi wadah utama dalam menyampaikan aspirasi. 

Selain bertujuan untuk menyampaikan aspirasi mereka mengenai persepsi/pandangan yang mereka miliki namun, mereka juga ingin aspirasi mereka didengar oleh pihak pemerintah untuk bisa dipertimbangkan mengenai usul mereka yang optimis untuk bisa membantu rakyat Indonesia dengan menyuarakan apa yang mereka ingin sampaikan. 

Sudah tidak asing lagi jika sosok mahasiwa adalah sosok kalangan terdepan dalam hal menyampaikan aspirasi atau melakukan komunikasi dengan pemerintah terhadap kejanggalan ataupun ketidaksetujuan yang terjadi dalam pemerintahan negeri ini, tiada lain dan tiada bukan karena mereka masih memiliki semangat dan jiwa nasionalis yang tinggi terhadap bangsa dan Negara hingga mengorbankan waktu kuliah mereka, bahkan di tengah terjadinya aksi kemarin ada beberapa dari mereka yang sempat mengerjakan tugas atau bahkan mengikuti kegiatan perkuliahan, karena disisi lain ingin menyampaikan aspirasi mereka juga tetap ingin bisa hadir dalam perkuliahan dan melaksanakan tanggung jawab dengan tugas yang diberikan.

Gerakan ini lahir dari keresahan mereka terhadap apa yang terjadi dengan berpikir secara kritis. 

Mahasiswa ingin bisa berdiskusi atau melakukan sidang secara terbuka dengan melibatkan mereka dan juga beberapa kalangan yang terdampak. Namun, aksi ini juga tidak selamanya berjalan dengan baik sesuai dengan agenda yang direncanakan, karena justru aksi yang seharusnya bisa berakhir damai dengan tersampaikannya aspirasi dan selesainya melakukan diskusi, malah berujung ricuh dan rusuh yang berdampak sangat buruk terhadap fasilitas dan juga aparat keamanan. 

Kericuhan dan kerusuhan yang terjadi justru tidak menyelesaikan permasalahan yang ingin disampaikan, hal ini malah menjadi pemicu terjadi perpecahan dan pengorbanan. Karena ternyata banyak dari mereka yang hanya ikut-ikutan saja dan tidak mengerti tentang apa tujuan mereka melakukan hal tsb, bahkan banyak pula oknum-oknum yang melakukan provokasi dengan berpura-pura menjadi mahasiswa padahal ternyata dia bukanlah mahasiswa.

Hal-hal seperti inilah yang menjadi faktor kegagalan dalam mahasiswa berkomunikasi dengan pemerintah untuk bisa menyampaikan aspirasi mereka, selain itu juga terasa sulit untuk bisa mengontrol para mahasiswa karena jumlahnya yang sangat banyak dari berbagi daerah. Dan hal ini malah memperburuk suasana dengan rusaknya fasilitas yang menyebabkan kerugian terhadap pemerintah dan juga kita sebagai pengguna fasilitas, dan banyaknya terjadi perpecahan diantara aparat keamanan dan juga demonstran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun