Mohon tunggu...
Shalsa Midina
Shalsa Midina Mohon Tunggu... Lainnya - Pribadi

Halo semuanya

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

MBKM, Jalan Menemukan Pengalaman Berharga Secara Cuma-cuma

31 Januari 2022   23:05 Diperbarui: 31 Januari 2022   23:13 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa PMM-DN Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Belajar. Satu kata yang mungkin bagi sebagian orang adalah sesuatu yang membosankan. Berkutat dengan buku, laptop dan handphone dalam waktu yang cukup lama, dengan suasana yang membosankan dan monoton. Hal ini dapat mempengaruhi semangat belajar kita sebagai siswa maupun mahasiswa, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai akademik. Namun pernahkah terbersit di pikiran kalian bahwa belajar menjadi menyenangkan jika dilakukan sembari travelling? Terasa mustahil? Tentu saja. Tapi, hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil semenjak Kemendikbud membuat program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dikutip dari laman resmi Dikti, tujuan dari MBKM sendiri adalah untuk mempersiapkan mahasiswa untuk memasuki dunia kerja dengan cara mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang akan sangat berguna nantinya.

Dalam MBKM, ada berbagai macam program salah satunya adalah Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri atau biasa disingkat PMM-DN. Sesuai dengan namanya,program ini dijalankan dengan tujuan menempatkan partisipan di luar kampus asalnya sehingga mendapatkan pengalaman belajar yang tidak terlupakan. Seluruh biaya yang akan digunakan saat program berjalan akan dibiayai oleh pemerintah mulai dari tiket pesawat, biaya PCR / antigen, uang bantuan hidup, akomodasi, dan uang kedatangan di kota kampus penerima. Kebetulan, saya berpartisipasi dalam program ini dan ditempatkan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Sistem pelaksanaan program ini cukup rumit pada awalnya karena harus mengumpulkan beberapa berkas dan melewati seleksi, serta melakukan KRS dengan sistem yang sedikit berbeda dari sistem yang biasanya dilakukan. Hal ini mengakibatkan terjadinya miskomunikasi serta salah paham antara mahasiswa dan kepala jurusan di kampus asal. Namun, hal ini dapat teratasi karena peran aktif kepala jurusan dalam meluruskan kesalah pahaman dan memberikan informasi yang benar kepada mahasiswa.

Adapun tes yang perlu diikuti adalah tes kebhinekaan yang dapat dibilang cukup mudah karena tidak ada pilihan yang benar atau pun salah. Setelah melewati serangkaian proses dan dinyatakan lolos, mahasiswa diminta untuk membuat rekening bank atas nama mahasiswa itu sendiri, yang nantinya akan digunakan sebagai rekening penerima uang bantuan hidup, akomodasi, serta penggantian uang PCR / antigen. 

Mengikuti program seperti ini tentu mendapatkan pengalaman baik yang tak terhingga jumlahnya. Dengan slogan "Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya", PMM-DN sukses dalam menjalankan programnya. Selama berpartisipasi dalam PMM-DN, saya bertemu dengan sangat banyak orang dari seluruh provinsi dan pulau di Indonesia. Aceh, Jambi, Kalimantan, Sumatera, NTT, hingga Papua. Tak hanya itu, saya juga berkesempatan untuk membangun relasi dengan mahasiswa yang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo itu sendiri, yang artinya relasi saya bertambah luas. Dari pertemanan ini, bisa jadi mereka dapat membantu saya di kemudian hari.

"Orang membutuhkan tiga hal untuk bisa sukses berbisnis atau mendapatkan uang, yakni adanya ilmu, modal dan relasi."- Merry Riana.

Satu dari sekian banyak hal menarik dalam PMM-DN adalah adanya kelas Modul Nusantara. Kelas ini membawa kami berkenalan dengan budaya yang ada di daerah kampus penerima ini, dan saya mempelajari budaya yang ada di Jawa Timur, khususnya yang ada di Sidoarjo dan sekitarnya. Hal paling menyenangkan adalah ketika kami berkunjung ke Gunung Bromo bersama rombongan dari seluruh Indonesia. Disana, kami disuguhi keindahan Bromo ditemani dengan kebersamaan yang terasa sangat kuat, mengingat kami akan segera kembali ke daerah asal masing-masing. Tak hanya itu, kami juga berkenalan dengan suku yang mendiami dataran tinggi kawasan Bromo-Tengger-Semeru, Suku Tengger.

Kelas Modul Nusantara
Kelas Modul Nusantara

Kelas Modul Nusantara
Kelas Modul Nusantara

Kelas Modul Nusantara
Kelas Modul Nusantara

Sesi Tanya Jawab Seputar Suku Tengger
Sesi Tanya Jawab Seputar Suku Tengger

Belajar sambil travelling terasa sangat menyenangkan. Berdasarkan pengalaman pribadi, perasaan jenuh yang muncul ketika belajar disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah stress. Berada di lingkungan yang baru dimana semuanya terasa asing bagi kita, adalah salah satu hal yang menurut saya sangat bagus karena saya dapat memulai segalanya dari awal. Pola hidup, cara belajar, hingga pertemanan, semuanya dimulai dari awal. Hal ini membuat kejenuhan perlahan menghilang dan digantikan dengan rasa semangat untuk memulai semuanya dengan cara yang baik serta dapat dinikmati setiap prosesnya. Pada akhirnya, suasana hati sangat berpengaruh pada performa seseorang untuk melakukan sesuatu, termasuk belajar. Untuk itu, ketika ingin belajar, usahakan untuk membuat mood dengan cara melakukan hal yang kalian sukai. Dan kalau perlu, ikutilah program pertukaran mahasiswa MBKM untuk mendapatkan pengalaman belajar baru yang tak akan terlupakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun