Mohon tunggu...
Shalom qal
Shalom qal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia di Universitas Islam Indonesia

Hobi saya adalah mengeksplor hal-hal baru tentang dunia kecantikan,kesehatan dan seni dalam tata rias

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Dampak Negatif Skincare Berbahaya: Mengungkap Huru Hara di Industri kecantikan

29 November 2024   11:03 Diperbarui: 29 November 2024   11:03 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak negatif dari penggunaan skincare berbahaya telah menjadi isu serius di industri kecantikan, terutama dengan maraknya produk yang mengandung bahan berbahaya seperti merkuri. Kasus-kasus ini tidak hanya merugikan kesehatan pengguna, tetapi juga menciptakan huru hara dalam kepercayaan konsumen terhadap produk skincare.Banyak produk skincare yang menjanjikan hasil instan dengan harga murah, sering kali mengandung bahan berbahaya. Merkuri, misalnya, digunakan untuk memutihkan kulit namun dapat menyebabkan keracunan yang serius, termasuk iritasi kulit, kerusakan organ, dan gangguan saraf.Selain itu, penggunaannya dapat menyebabkan kebutaan permanen, dan efek sampingnya sangat sulit diobati.

Penggunaan produk skincare yang mengandung bahan berbahaya dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, antara lain:

  • Iritasi Kulit: Banyak pengguna mengalami iritasi akibat reaksi alergi terhadap bahan kimia dalam produk. Iritasi ini dapat ditandai dengan kemerahan, kering, dan perih pada kulit
  •   Kehilangan Minyak Alami: Penggunaan produk berlebihan dapat mengganggu             keseimbangan minyak alami kulit, menyebabkan kulit menjadi kering atau berminyak berlebih
  • Munculnya Jerawat dan Komedo: Produk yang tidak sesuai dengan jenis kulit dapat menyumbat pori-pori, meningkatkan risiko jerawat dan komedo.

sumber: Gelora News https://www.gelora.co/2024/11/profil-mira-hayati-si-ratu-emas-yang.html
sumber: Gelora News https://www.gelora.co/2024/11/profil-mira-hayati-si-ratu-emas-yang.html

Tren "Do It Yourself" (DIY) dalam pembuatan skincare juga menambah kompleksitas masalah ini. Banyak orang terpengaruh oleh influencer untuk meracik sendiri produk skincare tanpa pengetahuan yang cukup. Hal ini meningkatkan risiko kontaminasi mikroba dan reaksi alerg.i

Produk racikan seringkali tidak melalui uji laboratorium untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya. Seperti hal nya yang sekarang sedang booming di dunia per skincare an Indonesia, dengan munculnya seseorang yang biasa dipanggil dengan sebutan "Doktif " ( Dokter Detektif)  berani mengungkap tentang hitamnya dunia per skincare an Indonesia sekarang. Dia mengungkap secara terang-terangan di dunia media sosial dengan menyebutkan secara gamblang merek-merek atau industri-industri yang memakai bahan merkuri. Doktif Ini juga berani menegur seorang owner skincare yang Bernama "Mira Hayati" bahwasanya owner ini ternyata memiliki pabrik skincare pribadi,dan banyak juga owner-owner skincare dengan merek yang berbeda memproduksi skincare di pabrik Mira Hayati ini. Dan yang sangat membuat kita tercengang Mira Hayati juga bekerja sama dengan pihak BPOM agar menyembunyikan hal keji yang telah dia buat yaitu dengan menyembunyikan kandungan merkuri pada produk skincare nya. Dengan datangnya Doktif didunia skincare Indonesia membuat Masyarakat Indonesia tidak buta lagi dan lebih selektif.

Edukasi Konsumen

Penting bagi konsumen untuk menjadi lebih cerdas dalam memilih produk skincare. Mereka harus memahami komposisi dan potensi risiko dari setiap bahan yang digunakan. BPOM telah menekankan pentingnya memeriksa kemasan,label,izin edar, dan tanggal kadaluwarsa sebelum membeli produk kosmetik.

Huru hara di dunia skincare akibat penggunaan produk berbahaya menunjukan perlunya perhatian lebih dari semua pihak-pihak produsen maupun konsumen. Edukasi yang tepat mengeai bahaya bahan berbahaya dan pentingnya memilih produk yang aman sangat diperlukan untuk melindungi Kesehatan kulit Masyarakat. Dengan demikian, industri kecantikan dapat Kembali ke jalur yang benar dan memberikan manfaat nyata bagi penggunanya tanpa risiko Kesehatan yang signifikat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun