Mohon tunggu...
Joel Natama
Joel Natama Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa - Kolese Kanisius

amdg

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilema Sepeda Motor di Indonesia: Antara Keuntungan, Tantangan, dan Solusi

27 April 2024   19:07 Diperbarui: 27 April 2024   19:19 1885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingginya pengguna sepeda motor juga menimbulkan permasalahan yang rumit bagi regulator di negara kita ini. Hal ini bisa kita lihat dari tingginya pelanggaran dan kecelakaan lalu-lintas oleh pengendara dan kesulitan untuk menerapkan aturan secara tegas. Hal ini bisa diakibatkan karena:

1. Jumlah petugas baik kepolisian maupun aparat lain, misalnya Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) yang sangat tidak berimbang. Ketegasan petugas pun mutlak diperlukan.

2. Minimnya tingkat pendidikan yang memengaruhi tingkat kepatuhan lalu lintas.

3. Sanksi yang dikenakan tidak memberikan efek jera.

4. Keengganan pihak pemerintah / regulator dalam membuat aturan yang efektif.

5. Alternatif angkutan umum yang ramah dan murah belum memadai, terutama di daerah-daerah.

6. Tingkat pemerataan kesejahteraan dan pendidikan masyarakat masih rendah.

7. Tingginya jumlah penduduk Indonesia.

Namun demikian, tentu saja segi positif juga ada, yaitu:

1. Pendapatan pemerintah dari pajak.

2. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang menggunakan sepeda motor sebut saja angkutan umum sepeda motor atau terkenal sebagai ojek.

3. Meningkatnya industri perakitan sepeda motor dan industri pendukungnya.

Lantas kapan kita bisa merasakan nikmatnya berkendaraan nyaman dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi? Sebut saja seperti negara tetangga Singapura atau negara maju di Eropa dan Amerika.

Dengan menekan sisi-sisi negatif di atas, saya sangat percaya diri kita dapat keluar dari permasalahan-permasalahan tersebut. Namun semuanya harus dilakukan dengan niat, semangat yang tinggi dan terus-menerus dilakukan. Solusi harus dibuat dengan pola jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu, solusi seyogyanya dibuat dengan rencana yang jelas dan kerangka aturan yang kuat, sehingga tidak mudah dijadikan sebagai alat politik oleh para politisi.

Salah satu solusi kritis yang dapat dilakukan adalah penegakan aturan dan hukum. Dengan sistem aturan dan denda yang tegas, masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya berkendara aman. Pembuatan SIM yang terkendali dan sistem tilang yang baik membuat masyarakat di bawah umur tidak mendapatkan akses berkendara yang belum pantas. 

Dari sisi sumber daya manusia, kita dapat meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran di sekolah yang memadai, imbauan kepada sekolah dan orang tua, ataupun kebijakan internal dari masing-masing sekolah. Dengan anak-anak yang diantar oleh orang tuanya, berkendara akan jauh lebih aman. Hal ini membuat tingkat kecelakaan menurun dan menyelamatkan nyawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun