Mohon tunggu...
Lalalisa
Lalalisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Pemanfaatan Anggur Merah Menjadi Produk Olahan Wine

16 Desember 2024   15:17 Diperbarui: 16 Desember 2024   15:17 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemanfaatan Anggur Merah Menjadi Produk Olahan Wine

Wine, minuman fermentasi yang terbuat dari anggur, telah menjadi bagian dari budaya berbagai kuliner negara. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan wine akan meningkat, terutama di kalangan masyarakat kelas menengah ke atas yang menghargai kualitas dan cita rasa wine. Berkembangnya tren gaya hidup modern dan meningkatnya minat terhadap produk premium juga memberikan peluang besar bagi industri wine untuk berkembang. Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan bisnis anggur lokal yang berkualitas tinggi karena iklimnya yang ramah dan berbagai jenis anggur yang potensial. Usaha ini akan mendorong petani anggur dan mendorong industri pariwisata dengan menampilkan produk anggur lokal yang unik.

Latar belakang didirikannya usaha wine ini didasarkan pada kondisi masyarakat sekitar yang memiliki banyak kebun anggur dan panen raya yang menghasilkan sangat banyak buah anggur setiap tahunnya. Peningkatan hasil panen setiap tahun ini belum diiringi dengan pengolahan buah anggur dengan maksimal. Anggur merupakan tanaman yang ketika tumbuh memiliki buah yang banyak. Ada banyak macam anggur yaitu anggur merah, hitam, dan juga hijau. Anggur memiliki kandungan vitamin C, vitamin K, vitamin B6, folat, juga mengandung mineral seperti kalium, magnesium, dan zat besi. Anggur merupakan buah yang memiliki rasa manis dan segar. Anggur juga mengandung resveratrol yang menjadi salah satu sumber antioksidan.

Usaha ini adalah sebuah usaha yang menyediakan dan memfasilitasi para petani anggur untuk mengolah buah anggur dan meningkatkan nilai jual buah anggur. Segmentasi dari usaha wine anggur ini adalah para petani anggur di daerah Singaraja yang masih menjual buah anggur mentah tanpa diolah yang memiliki keinginan untuk meningkatkan nilai jual buah anggur. Target spesifik dari calon pelanggan potensial dari produk wine ini adalah anak muda berumur di atas 21 tahun hingga orang dewasa yang suka mengkonsumsi alkohol dan memiliki sosial media seperti tiktok, facebook, instagram, serta whatsapp sebagai sarana komunikasi dan bertransaksi, juga para calon konsumen yang terbiasa melakukan pembelian prosuk secara online di sosial media atau marketplace seperti tokopedia, shopee, lazada, tiktok shop, bukalapak, dan lain sebagainya.

Analisis SWOT

 

Sumber: pribadi
Sumber: pribadi

Proses Pembuatan Wine

 Secara umum proses pembuataan wine dari buah anggur merah sebagai berikut.

1) Memanen anggur

Proses panen anggur merupakan salah satu tahap yang paling penting dalam pembuatan wine. Saat panen perlu memperhatikan wilayah geografis, waktu, cuaca, suhu, dan kelembaban tanah. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan buah anggur yang telah mencapai keseimbagan sempurna antara gula, keasaman, dan rasanya.

2) Penghancuran dan pemerasan

Setelah dipanen, buah anggur diangkut ke kilang anggur dan disortir untuk memastikan bahwa hanya buah dengan kualitas terbaik yang digunakan. Selama proses penghancuran menggunakan mesin modern seperti blender dan chopper. Penghancuran ini bertujuan untuk mengeluarkan sari-sari buah anggur. Campuran yang dihasilkan berisi jus, kulit, biji, dan batang.

3) Fermentasi

Pada proses fermentasi ini jus anggur ditambahkan dengan ragi untuk mengubah gula dari buah anggur menjadi alkohol dan karbon dioksida. Proses ini dapat memakan waktu mulai dari satu minggu hingga satu bulan tergantung pada jenis wine yang diproduksi. Selama proses fermentasi ini, wajib memantau dan mengendalikan beberapa faktor seperti suhu dan kadar oksigen untuk memastikan profil rasa yang diinginkan tercapai.

4) Penjernihan dan penuaan

Setelah fermentasi, wine dijernihkan untuk menghilangkan padatan yang tersisa. Proses ini juga dikenal sebagai "racking," dan melibatkan pemindahan wine dari satu wadah ke wadah lainnya untuk menghilangkan endapan. Cara lain untuk menjernihkan wine adalah dengan melakukan penyaringan. Setelah dimurnikan, wine kemudian dituakan. Inilah saatnya wine untuk mengembangkan rasa dan karakteristiknya yang berbeda-beda.

5) Pembotolan

Langkah terakhir dalam produksi wine adalah pembotolan. Wine dipindahkan ke dalam botol, ditutup dengan gabus atau tutup ulir, dan diberi label. Beberapa wine siap untuk langsung diminum, sementara yang lain mendapatkan manfaat dari penuaan lebih lanjut di dalam botol. Proses ini, yang dikenal sebagai "penuaan botol," memungkinkan wine untuk lebih mengembangkan rasa dan kompleksitasnya seiring dengan berjalannya waktu.

 

Pemasaran 

Dalam memasarkan produk, kami menggunakan pendekatan personal approach dan digital marketing dengan media promosi utama menggunakan media sosial seperti facebook, instagram, dan tiktok sesuai dengan kebiasaan dan aktivitas internet dari target market Wineology. Kami mengacu pada customer journey 5A yaitu aware, appeal, ask, act, advocate. Untuk mengkonversi konsumen yang aware sampai melakukan advocate terhadap brand Wineology maka kami menggunakan strategi marketing 4.0. Hal pertama yang dilakukan dalam strategi marketing 4.0 adalah memperkenalkan produk ke target market (awareness) dan meningkatkan daya Tarik konsumen (attraction) melalui Strategi Human- Centric Marketing yaitu membuat produk memiliki karakter yang menonjol sehingga konsumen menjadi loyal dan nyaman dengan produk kita. Strategi human-centric marketing dilakukan dengan cara membuat postingan edukasi, kata-kata viral, quotes, story-telling, dan membuat postingan yang seakan produk kita sedang berkomunikasi dengan konsumen sebagai human bukan sebagai produk.

Selanjutnya untuk meningkatkan rasa ketertarikan dan penasaran konsumen terhadap brand (curiosity) maka kami menggunakan Strategi Content Marketing dengan membuat foto dan video penggunaan serta testimoni produk yang bisa menarik perhatian calon konsumen sehingga calon konsumen menjadi penasaran untuk mengenal lebih dalam tentang produk Wineology. Untuk membuat konsumen yang penasaran atau bertanya-tanya (ask) menjadi membeli produk kita (act) maka digunakan Strategi Omni Channel Marketing. Terakhir agar konsumen merasa puas dan membantu menyebarkan atau mempromosikan produk Wineology ke teman-temannya (Advocate) sehingga menarik lebih banyak konsumen maka dilakukan Strategi Engagement Marketing melalui konten-konten yang menarik dan membuat postingan yang berisi pertanyaan, kesan pesan produk, game, tanya jawab bersama konsumen, dan lain sebagainya sehingga terjadi interaksi yang interaktif dengan konsumen.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun