Mohon tunggu...
Shaleh Muhammad
Shaleh Muhammad Mohon Tunggu... Jurnalis - Kuli Kata

Pejalan Sunyi, menulis dalam gelap.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keruhnya Air di Timur Matahari

24 Oktober 2023   17:00 Diperbarui: 24 Oktober 2023   17:03 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat malam wahai dingin, lahap penatku malam ini. 

"Merantaulah, tapi ingat pulangmu dirindukan," kata temanku, Edy. 

Banyak hari yang menyaksikan jalan panjang ini. Beribu langkah telah membawa ke fase kehidupan saat ini. Wahai dingin malam ini, tolong bawa kabar tentang dia, tentang akhir langkah ini.

Baca juga: Senja di Batannato

Kepala ini telah penuh asa dan cita, bahkan melahirkan keinginan baru dalam sebuah impian yang belum kesampaian. Rumit serumit-serumitnya, tanpa jelas awal akhirnya. 

Aku merantau pada pagi dan sore hidup ini. Bahkan aku juga belum tau, apakah ini akan menyita juga tidur pulasku di malam hari. Dan, kenyataan menyadarkan bahwa benar, malam ini aku masih merantau. 

Pada suatu malam di peraduan ini, kumulai mencatat lagi, mulai mengingat kembali dan belajar melepaskan dia [asa] yang jauh di timur matahari. 

****

Baca juga: Ada Denganku?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun