Malam-malam sulit telah berbaris menemani pilu
Jalan terang dan gelap adalah pilihan bagimu
Tanah yang beringas tersisa unggas terkaman serigala
Masikah kau menapaki tanah terkutuk oleh dewata
Pak tani berjalan di pematang
Pak guru mengetuk pintu kelas
Pengemis meratap atas debu
Pemikir sendiri pada gelap
Siapa lagi?
Masih banyak yang sedang meniti jembatan hidupnya
Entah tersenyum atau merintih
Hanya jalan-jalan sepi yang mengerti keluhnya
Sia-sia atau menghasilkan tawa
Tanah-tanah itu meratap di pangkuannya sendiri
Pohon gaharu harumi tangkainya sendiri
Sungai Urekang mengobati haus Sungai Batannato
Kesemuanya sibuk dengan diri sendiri
Tanpa akur, tanpa sepaham
Walau dari Ibu yang sama
Esok ia pasrahkan
Tanpa sedikit pikir baik-baik
Kepadamu jalan-jalan sepi
Kepadamu kamar-kamar gelap
Kepadamu, hanya kepadamu
Gelap sepi menyendiri
Sepi gelap menyendiri
Melukis permadani dari tetes embun
Menyangka emas kemilau air di ujung ilalang
Tidak ada kehidupan sebelum kelahiran
Tiada pula kelahiran sebelum penciptaan
Benar atau salah urusan lain
Semata karena aku gelap
Semata karena aku sepi
Semata karena kelahiran dan kehidupan
Hidup ditentukan oleh jalan kehidupan itu sendiri
---Tiger Chan---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H