Kota Tua Majene, 2018
Â
Berawal dari pertemuan singkat di hari itu aku menaruh hati padamu
Kupandang wajahmu dengan tatapan lugu, penuh rasa hormat
Dalam benakku, dirimu gadis berhijab yang anggun dan mempesona
Â
Perlahan aku mencari  informasi
Siapakah gerangan dirimu
Kuyakinkan hatiku bahwa kau akan kutemukan dalam pencarian cinta ini
Â
Setelah waktu menjawab
Kau pun perlahan menampakkan bayang-bayang rindu yang memanggil jiwa segera bertatap denganmu
Â
Di sudut kota tua ada kenangan tentangmu
Dimana pertama kali aku menjabat tangamu
Menatapmu lebih dekat penuh pengharapan bahwa kaulah jawaban dalam pencarian cintaku
Â
Perlahan aku mendekatimu
Menyapamu dengan santunÂ
Karena kutau hatimu sehalus sutra dan seputih kapas
Â
Kumau tak seorang kan melukaimu
Melainkan segenap cintaku telah bersemayam dalam hatimu
Â
Waktu pun menjawabÂ
Kau menerima maksud dan harapanku
Tetapi, tidak begitu lama kaupun hancurkan jiwaku
Remuk terasa hingga hancur berkeping-keping
Â
Benih yang kutanam tak kunjung hijauÂ
Di lereng tak bertuan ia sendiri
Di jamah tapi terabaikan pilu
Dan dia masih sendiri dan tersembunyi
Â
360 hari dia terlelap
Bersemayam sunyi tanpa keluh
Berharap di hari yang ke 361 tiada gelap
Meski sinar redup senja di Batannato
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H