Mohon tunggu...
Shaleh Muhammad
Shaleh Muhammad Mohon Tunggu... Jurnalis - Kuli Kata

Pejalan Sunyi, menulis dalam gelap.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jalan Sunyi

10 Desember 2022   13:14 Diperbarui: 10 Desember 2022   13:18 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi ini kubaca di depan 25 Pemuda Penggerak Sulsel-bar di Arangangia. Ada juga Kak Eny, Kak Sergey Asal Swiss. Dok. pribadi

JALAN SUNYI

 

Shaleh Muhammad

Arangangia,Gowa (Sulsel) 02 September 2022

 

Airku keruh tanahku kering

Aku tak di anggap tetapi aku yang pertama

Adalah kau yang merenggut

Adalah aku yang terbelenggu

 

Di Mamasa aku di sebut orang Majene

Di Majene aku di kira orang Mamasa

Aku anak tak tentu asal

Sebab kau penjajah berbaju keki

 

Mesa kada tinggal semboyan

Jadi  topeng?

Ia-mereka berbaju adat tetapi tak diadat

 

Saya tidak membencimu karena aku suka wewangian

Saya juga tidak bisa merabahmu

Kamu seperti Bombo

Abstrak tetapi torehkan luka mendalam

 

Aku sering berdamai, meski harus berdamai dengan masa lalu

Tapi maaf yang -Mulia, hingga semua kembali

Anak cucuku akan memanggilmu pelacur abadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun