Mohon tunggu...
Patriot Negara
Patriot Negara Mohon Tunggu... Lainnya - warga Indonesia

Warga dunia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kali Item, Riwayatmu Dulu

28 Juli 2018   04:37 Diperbarui: 28 Juli 2018   05:48 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tindakan Penutupan Kali Item dengan kain waring oleh gubernur Anis mendapat kecaman beberapa pihak dengan alasan bahwa tindakan itu tak menyelesaikan masalah. Bahkan ada yang mengaku ahli yang menyatakan bahwa penutupan itu bisa menyebabkan timbulnya ledakan oleh gas metana.

Kali item, yang memang airnya hitam dan bukan hanya berwarna hitam, tapi juga menyebarkan bau yang tak sedap. Penyebab pasti dari kali item adalah limbah baik dari rumah tangga dan industri yang masuk kali tanpa melalui proses pengolahan lebih dahulu.  Kali item sebenarnya menampung air dari beberapa sumber, yaitu mata air di hulu yang pasti jernih, air hujan yang juga pasti jernih dan pembuangan dari selokan dan industri yang kebanyakan belum diolah.

Jika melihat berbagai sungai di kota besar dunia seperti sungai Moskva di Russia, Saine di Perancis, ataupun Danube dan Volga airnya bahkan bisa bening meskipun kadang berlumpur jika hujan, tapi tak hitam seperti air di beberapa sungai yang bermuara di Jakarta. Hal ini dicapai bukan dengan sulap semalam atau beberapa bulan.  Hal ini butuh waktu panjang puluhan tahun untuk lakukan pembenahan yang sudah dilakukan di banyak kota di dunia seperti Bangalore dan Kuala Lumpur.

Pembenahan utama adalah memisahkan saluran air hujan dan saluran air buangan. Air buangan dari rumah tangga tak dibolehkan masuk kedalam parit tapi harus masuk ke pipa yang bermuara di treatment plant. Air buangan rumah tangga adalah air yang sudah berisi deterjen yang mematikan organisme pendaur ulang, berisi lemak minyak goreng, berisi berbagai macam konsentrasi lainnya.

Air buangan ini jelas tak boleh berisi tinja yang harus masuk kedalam septic tank dan dilakukan penyedotan dan pembuangan berkala.  Treatmant plant ini dibuat per kawasan yang mencakup ratusan ribuan rumah. Di Jepang, penduduk bukan hanya membayar air PAM yang digunakan, juga bahkan harus membayar air buangan yang dikeluarkan dan masuk ke saluran khusus yang bermuara di treatment plant.

Industri yang akan membuang air ke sungai bahkan harus mempunyai instalasi pengolahan limbah sendiri karena biayanya akan lebih murah dari pada biaya yang harus dibayar jika ikut masuk ke pengolahan limbah untuk perumahan.

Setelah melalui pengolahan barulah dimana konsentrat limbah dipisahkan dari air bening barulah air hasil olahan itu dibolehkan masuk ke sungai untuk bermuara ke laut.

Membangun instalasi pengolahan perkawasan bukanlah perkara mudah tapi harus dimulai dan mungkin puluhan tahun kedepan baru semua rumah terhubung dengan saluran pembuangan. Ini bukanlah pekerjaan 3 bulanan, 5 tahunan apalagi beberapa minggu.

Tindakan gubernur Anis menutupi kali dengan kain waring bukanlah solusi permanen tapi solusi sementara untuk menghadapai kenduri besar Asian Games. Jika ada penduduk nyaris mati di daerah kekeringan maka solusinya bukanlah solusi jangka panjang dengan membuat sawah tadah hujan misalnya tapi adalah menyelamatkan dulu penduduk yang nyaris mati kelaparan, sambil memikirkan solusi jangka panjang. Orang yang mencaci maki gubernur Anis dengan solusi darurat adalah orang yang tak paham dengan masalah yang terjadi dan tak tahu solusi permanen yang harus dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun