Tes kecakapan justru harus mementingkan hal lain seperti bagaimana cara pengemudi berbelok, apakah menempatkan kendaraan di posisi yang benar sebelum berbelok. Soalnya banyak pengemudi motor, meskipun pertigaannya masih jauh, tapi sudah berbelok duluan mengambil jalur kanan melawan arah. Perhatikan juga apakah pengemudi motor menengok kedua arah sebelum masuk ke satu jalan, karena biasanya pengemudi selalu mendapatkan surprise seorang pengemudi motor masuk jalan secara tiba-tiba. Testing ini bisa dilakukan di simulator tanpa harus dilakukan di lapangan.
Pegangan Bagi Penumpang Motor
Kalau pengendara mobil diwajibkan mengenakan sabuk pengaman, bagaimana dengan pengendara motor ? Kenapa tak diwajibkan juga mengenakan sabuk pengaman? Sebenarnya bukan tak diwajibkan tapi tak tahu sabuk pengaman harus dipasang dimana, maklum kursi sepeda motor tak punya sandaran. Jadi pengendara dan penumpang sepeda motor sebenarnya diikat kemana ? Ya tak diikat kemana-mana, persis seperti telur dibawa berlari diatas sendok di lomba tanggal tujuh belasan. Telur bisa jatuh kapan saja. Labil bin ababil.
Mari ditelisik, pengemudi motor sebenarnya berpegang pada setang motor dan pengemudi selalu tahu situasi kendaraan dan bisa menentukan tindakan apa yang diperlukan. Pengemudi bagaikan pilot pesawat tempur yang tahu kapan harus menekan tombol seat ejectionnya dalam situasi darurat atau ketika pesawatnya tertembak, meskipun dimotor tak tersedia tombolnya. Penumpang motor sebaliknya tak tahu apa-apa. Pandangannya sering terhalang helm pengemudi didepannya, sehingga lebih sering melihat ke samping yang berguna kalau mau berhenti sebentar makan bakso kalau ada gerobak bakso di pinggir jalan. Penumpang motor mau berpegang kemana ? Merangkul pengemudi ? Kalau penumpang cowok nanti pengemudinya kegelian, kalau penumpang cewek pengemudinya ketagihan dan bisa membuat pengemudi semakin sering mengerem mendadak dan menikmati efek momentum hukum fisika dasar. Â Lebih parah lagi, saya sering menemukan penumpang motor berpegangan ke belakang ke atas kap lampu belakang. Ini tak perlu dibahas lagi bahayanya.
Sebaiknya dipasang pegangan metal yang dipasang di bodi motor antara pengemudi dan penumpang yang bisa digunakan untuk berpegangan. Bagaimana desainnya ? Banyak desaigner yang bisa membuatnya.
Lakukan Pengawasan
GG harus menyebar petugas untuk mengawasi armada GG nya. Catat siapa yang membiarkan penumpangnya tak menggunakan helm dan berikan sanksi. Catat siapa pengemudi yang tak taat rambu dan jadi buta warna mengira lampu merah dianggap hijau. Catat pula pengemudi tak tertib di jalan atau mengemudi secara berbahaya.
Bagaimana mengidentifikasinya ? Ada baiknya helm pengemudi ditulis dengan nomor anggotanya yang bisa terbaca dari samping atau depan. Bisa juga menggunakan plat nomor motornya atau menambahkan plat tambahan dibawah plat nomor sebagai nomor identitas GG nya.
Pengawasan juga bisa melibatkan publik dan memberikan kesempatan ke publik untuk melaporkan jika ada pengemudi GG yang ingin melakukan pencitraan kehebatannya ngebut dijalan raya.
Semoga Indonesia makin makmur dan tak macet sehingga tak diperlukan lagi motor sebagai sarana angkutan umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H