Mohon tunggu...
Patriot Negara
Patriot Negara Mohon Tunggu... Lainnya - warga Indonesia

Warga dunia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Kesekian Kali

16 Januari 2016   20:26 Diperbarui: 16 Januari 2016   20:26 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Untuk kesekian kali aku terpekur tunduk diserambi-Mu

Mencoba menyusun kata pertanggunganku

Atas jatah waktu dan kesempatan yang Kau berikan

--------------------------------------------------------------------------------------

Untuk kesekian kali aku terdiam menunggu saat diterima oleh-Mu

Mengingat-ingat karunia tak terkira yang sudah kuterima

Yang tak akan ada kata yang cukup untuk mendefinisikannya

--------------------------------------------------------------------------------------

Untuk kesekian kali aku menanti saat beraudiensi dengan-Mu

Untuk berkeluh kesah dengan  cobaan yang kualami

Karena kutahu nanti Kau akan berikan jalan keluarnya

--------------------------------------------------------------------------------------

Untuk kesekian kali aku duduk pasrah menunggu saat bertamu

Untuk menyatakan rasa sesal atas tindakanku

Yang ceroboh melanggar larangan-Mu

--------------------------------------------------------------------------------------

Untuk kesekian kali aku harap cemas dalam penantian

Untuk menunggu saat diberi kesempatan meminta

Berbagai kebutuhan hidup dan rezki yang menjadi kuasa-Mu

--------------------------------------------------------------------------------------

Maafkan diri hamba - yang kadang lewatkan kesempatan audiensi

Datang memenuhi  di saat kesempatan akan berakhir

Nanti setelah urusan lain selesai tuntas

--------------------------------------------------------------------------------------

Maafkan diri hamba - yang kadang terlambat datang bertamu

Memenuhi undangan diri Mu pencipta semesta

Padahal seumur-umur pun tak pernah diundang camat dan lurah.

--------------------------------------------------------------------------------------

Maafkan diri hamba - yang tak sadar akan kadar diri

Panggilan Raja Pencipta langit dan bumi tak dapat prioritas

Kalah dengan panggilan manajer dan direktur korporasi

Yang assetnya hanya secuil dibanding semesta raya

--------------------------------------------------------------------------------------

Terima kasih atas kesempatan eksklusif yang Kau berikan

Lima kali sehari diterima secara personal

Untuk sampaikan aspirasi dengan jaminan pasti diterima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun