Mohon tunggu...
Patriot Negara
Patriot Negara Mohon Tunggu... Lainnya - warga Indonesia

Warga dunia

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Saatnya Rumah Makan Padang Bertransformasi

27 Oktober 2015   16:54 Diperbarui: 27 Oktober 2015   23:54 1540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi Masakan Padang| Sumber: s292.photobucket.com/user/BangNonki/media/Madrasah/RM-Padang-kecil.jpg.html"][/caption]Rumah Makan Padang adalah salah satu jenis usaha rumah makan yang bukan hanya tersebar di seluruh penjuru tanah air, tapi bahkan banyak terdapat di manca negara. Konon hanya di bulan lah belum tersedia rumah makan padang, dan kalau sampai ada koloni manusia di bulan maka mungkin Rumah Makan Padang juga akan dibuka di sana.

Rumah makan padang amat populer karena seakan Rumah Makan Padang mempunyai beberapa standard pokok menyengkut jenis makanan dan sistem pelayanannya. Siapapun yang sudah mengenal Rumah Makan Padang akan mengenal beberapa jenis masakan yang merupakan menu wajib di rumah makan padang seperti rendang, kari, daun singkong, sayur buah nangka, dan lain-lain.

Sistem pelayanan rumah makan padang juga amat standard. Pengunjung Berbagai jenis makanan disuguhkan dalam piring kecil berisi 2 potong/porsi makanan. Makanan dibayar berdasarkan jumlah makanan yang dimakan dan sisanya dikembalikan lagi apabila tidak dimakan.

Masuknya berbagai franchise restoran dunia spt KFC, MCD, A&W tetap tak menggoyahkan market Rumah Makan Padang meskipun kehadiran restoran asing tersebut sedikit demi sedikit mulai menggeroti pasar dari Rumah Makan Padang.

Dalam hal menu masakan restoran kelas dunia tersebut tak bisa mengusik dominasi Rumah Makan Padang karena menu yang ditawarkan adalah khas Indonesia. Orang yang ingin makan gulai kepala kakap, otak sapi, gulai ikan mas, atau ayam pop tak akan mengunjungi KFC atau MCD. Meskipun demikian para pemilik Rumah Makan Padang harus melakukan transformasi untuk menyesuaikan layanan di Rumah Makan Padang untuk menyesuaikan dengan tuntutan masyarakat sekarang ini.

Saya beberapa kali bertemu dengan orang asing yang pernah datang ke Indonesia dan menceritakan pengalamannya makan di Rumah Makan Padang. Bagi mereka menu di Rumah Makan Padang adalah sesuatu yang baru dan merupakan pengalaman menarik menikmati makanan pedas yang merupakan ciri khas masakan padang. Tapi satu hal yang selalu menjadi keheranan mereka adalah mengapa masakan yang sudah disajikan dan tak dimakan diambil kembali untuk dijual. Kebiasaan ini sepertinya aneh dan tidak jamak bagi mereka yang menganggap makanan yang sudah disajikan dan tak dimakan seharusnya di scrap dan tak layak lagi untuk disajikan kepada pengunjung lain.

Belum lama ini saya berkunjung ke Rumah Makan Padang papan atas yang terkenal di pusat distrik bisnis di Jakarta. Masih banyak layanan yang harus diperbaiki di Rumah Makan Padang ini. Misalnya pengunjung yang dibiarkan bengong dan tak dicarikan meja yang kosong sehingga harus mencari sendiri meja yang sayangnya masih berisi piring kotor dan kemudian mencari pelayan untuk dibenahi. Pelayan yang ada seakan tak perduli apakah tamu sudah memesan atau belum. Selain itu restoran belum menggunakan print receipt sebagai bukti pembelian dan masih mengandalkan kepada kalkulasi manual dengan tulisan tangan.

Pemandangan yang membuat saya cukup kaget adalah ketika melihat ada pengunjung yang makan sendiri di meja sambil merokok sambil mengepulkan asap rokoknya ke tumpukan makanan yg tak dimakannya. Pemandangan menjijikkan ini mengingatkan tentang pengalaman kawan saya yang orang asing yang menceritakan keheranannya dengan sistem restoran padang dimana makanan yang tak diambil dikembalikan untuk diberikan kepada pengunjung berikutnya. Apa yang terjadi jika kawan saya melihat pemandangan menjijikkan kepulan asap rokok ke makanan yang akan dimakan orang lain. Bahkan rumah papan kelas atas ini tak menyediakan tempat bagi pengunjung yang tak mau diganggu dengan asap rokok.

Sudah saatnya pemilik Rumah Makan Padang melakukan transformasi layanan dengan menyesuaikan dengan tuntutan dan kebiasaan sekarang. Paling tidak Rumah Makan Padang menyediakan bagian rumah makan yang steril dari asap rokok agar pengunjung yang tak merokok bisa makan dengan nyaman tanpa terganggu. Jika menggunakan tempat penyimpanan makanan yang sama seperti umumnya, maka pengunjung bagian yang merokok disuguhkan sesuai yang dipesan dan tak lagi bisa mengembalikan makanan ke tempat penyimpanan/pajangan makanan. Memesan berarti membayar. Jika rumah makan tak bisa melakukan seperti ini, maka pisahkan tempat pajangan dan penyimpanan makanan bagi perokok dan bukan perokok. Biarlah perokok juga bisa merasakan makanan bertaburan endapan asap perokok lainnya dan non perokok jangan diberikan makanan rendang asap rokok atau ayam asap rokok.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun