Mohon tunggu...
Patriot Negara
Patriot Negara Mohon Tunggu... Lainnya - warga Indonesia

Warga dunia

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Saatnya Dilakukan Perluasan Jaringan Kereta Komuter

24 Agustus 2014   03:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:44 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak bisa disangkal lagi bahwa layanan kereta komuter dibawah pimpinan Jonan meningkat pesat. Jonan bahkan berhasil menghapus kebiasaan tak bisa dihilangkan pengguna jasa kereta api sejak lama yaitu naik tanpa membayar tiket dan naik diatas gerbong kereta rel listrik yang merupakan tindakan yang amat berbahaya.

Memang masih ada kekurangan disana-sini, tapi sekarang penggunaka KRL sudah mempunyai kebiasaan baru yaitu harus melewati gate dan melakukan tap tiket elektronik yang dibelinya. Sekarang area stasiun adalah area steril dan bersih tanpa ada lagi pedagang yang berjualan. Gangguan sinyal masih sering terjadi dan itu membuat perjalanan kereta harus terhambat dan tertunda.

Tahun depan diharapkan sudah ada kereta ke Bandara Sukarno Hatta, sesuatu yang seharusnya sudah ada sejak lama dan menjadi standard berbagai bandara Internasional. Selain itu ada proyek MRT yang dibangun dengan dana pemerintah dari pinjaman luar negeri (JICA) yang biaya tiketnya diperkirakan antara 8000-12000 rupiah. Proyek MRT Tahap I ini akan menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI yang diperkirakan selesai tahun 2016 dan Tahap II akan menghubungkan Bundaran HI sampai Kampung Bandan yang diperkirakan selesai tahun 2018.

PT KAI selaku induk dari PT KCJ yang mengoperasikan kereta komuter selayaknya sudah berpikir untuk memperluas jaringan Kereta Komuter.  Jaringan yang ada sekarang sudah membentang dari utara Tanjung Priok sampai dengan Selatan di Bogor, dan membentang dari BSD dan Tangerang sampai Bekasi.   Wilayah Jabodetabek yang luasnya kira-kira 1500 km persegi tak lagi cukup dengan satu jaringan tunggal utara selatan dan timur barat. Paling tidak utara selatan harus dicover dengan tiga jaringan paralel dan demikian pula dengan jaringan timur barat. Pengguna jasa dari Bogor yang akan ke Tangerang sekarang tetap harus ke Manggarai untuk berpindah ke jaringan timur-barat, meskipun idealnya seharusnya ada interseksi di sekitar JORR agar bisa lebih cepat mencapai Tangerang dari Bogor.

Kereta listrik selayaknya menjadi moda utama transportasi di kota-kota besar di Indonesia. Kereta listrik adalah moda transportasi yang bebas polusi, lebih tepat waktu, dan bisa mengangkut banyak penumpang dalam sekali jalan. Sayangnya kebijakan ini jelas tidak akan membuat berbagai produsen otomotif yang ada senang, karena pasar Indonesia yang begitu menggiurkan akan berkurang daya serapnya pada industri otomotif.

Pembangunan MRT tahap I memakan biaya 20 trilyun, padahal subsidi BBM pertahun mencapai 350 trilyun, jelas angka yang sangat besar dibandingkan dengan pembangunan MRT atau Jaringan baru Kereta Komuter. Dengan mengurangi subsidi sampai dengan 150 trilyun pertahun dan mengalokasikan dana subsidi untuk membangun jaringan kereta maka dalam 5-10 tahun jaringan Kereta komuter Indonesia bahkan bisa menyaingi jaringan kereta komuter di kota Moscow atau New York.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun