Gaya kepemimpinan Presiden Jokowi bisa menjadi contoh, bagaimana sosok pemimpin yang tegas, berani dan konsisten meski Jokowi dari orang yang terlihat sederhana. Kita bisa lihat track record ketegasan Jokowi selama dia memimpin dari Gubernur sampai menjadi Presiden.
Di antaranya saat Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kasus dugaan korupsi dalam pembelian bis Transjakarta, begitu ketahuan bis yang dibeli oleh Dinas Perhubungan bermasalah, langsung Kepala Dinas diberhentikan oleh Jokowi. Selajutnya, kebijakan lelang jabatan untuk memilih pejabat birokrasi juga menjadi contoh yang tepat bagi konsistensi kebijakan sekaligus keberanian melakukan inovasi memberantas korupsi. Ketika menggulirkan lelang jabatan, mulai dari lelang Lurah, sudah muncul banyak resistensi dari birokrasi.
Sedangkan saat terpilih menjadi presiden, Jokowi telah menunjukkan ketegasannya dalam memimpin sebagai kepala negara. Di antaranya, Jokowi dengan tegas membatalkan penetapan Budi Gunawan sebagai kapolri karena diduga melakukan korupsi. Ditambah lagi, memberhentikan sementara Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad karena diduga terlibat kriminal dan kini menjalani proses hukum.
Selain itu, Presiden Jokowi tanpa mencla-mencle menetapkan dan menurunkan harga BBM karena berbagai alasan dan pertimbangan demi kepentingan bangsa Indonesia. Ditambah lagi, yang terbaru Presiden Jokowi dengan sangat tegas memutuskan eksekusi mati terhadap dua warga negara Australia, yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, pemimpin kelompok penyelundup narkoba asal Australia yang dijuluki ‘Bali Nine”, yang kini menunggu eksekusi mati di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Soal kemandirian dan keberanian mengambil keputusan juga tidak harus direpresentasikan oleh pemimpin yang gemar pidato dan bicara soal kemandirian. Apa yang dilakukan oleh Jokowi dari berbagai kebijakannya di atas bisa menunjukkan bagaimana soal independensi ditunjukkan, komitmen dan konsistensi dalam gaya kepemimpinannya yang tegas.
Dalam sistem politik yang demokratis, pemimpin yang tegas dan berani tidak identik dengan militer. Latar belakang militer tidak otomatis lebih berani, lebih tegas atau lebih nasionalis. Pemimpin kuat juga tidak sama dengan pemimpin yang membuat kebijakan dan menerobos aturan. Dalam demokrasi di mana hukum dikedepankan, sikap tegas, berani dan konsisten justru bisa ditunjukkan dengan cara-cara yang lembut dan santun seperti Jokowi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H