"Sejak Pilkada 2000 sampai 2020 selalu ramai, tapi periode di tahapan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Batang Hari 2024 ini sangat terasa hening, sunyi senyap, seperti sebuah kota tidak ada tanda-tanda kehidupan"
LIMA kali perhelatan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Batang Hari sebelumnya (2000, 2005, 2010, 2015 dan 2020) selalu ramai diwarung kopi dan menjadi perbincangan hangat dari para pendukung masing-masing kandidat satu tahun menjelang pertarungan, bahkan mulai menghiasi jejaring media sosial. Tapi kini, kondisinya hening, sunyi dan senyap, seperti suasana kota Muara Bulian menjelang tengah malam. Hiruk pikuk pesta demokrasi lima tahunan di Bumi Serentak Bak Regam tenggelam diperaduan malam dibandingkan sejumlah di kabupaten/kota di Povinsi Jambi. Menjelang pendaftaran 27-29 Agustus 2024 mendatang, baru bakal pasangan calon Mohd. Fadhil Arief-Bakhtiar yang juga pasangan petahana memastikan diri telah diusung sejumlah partai politik dan menyatakan maju bertarung di Pilkada Batang Hari 2024.
Sementara, bakal pasangan Indra Gunawan-Fauzi dan Salim-Ibrahim yang sebelumnya telah mendaftarkan di PKB, PAN belum ada titik terang keseriusan dukungan partai politik memberikan rekomendasi atau mungkin ada kejutan baru dari penantang lainnya dari Hasbi Ansory yang punya pengalaman sebagai Senator (anggota DPD RI 2009-2014) dan Legistator (anggota DPR RI 2019-2024) di Senayan. Selain nama diatas, juga ada sejumlah  kandidat lain yang sebenarnya punya kans dan memiliki basis massa yang militan, diantaranya; duo bersaudara (Muhammad Firdaus & M. Havis) plus Anita Yasmin (Ketua DPRD Kabupaten Batang Hari 2019-2024) yang kini terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Batang Hari 2024-2029 dan anggota DPRD Provinsi Jambi 2024-2029.
Tidak terbayangkan, seandainya Pilkada Batang Hari 2024 hanya diikuti satu peserta pasangan calon, petahana harus berhadapan dengan lembar surat suara tanpa gambar, melawan musuh tanpa fisik dan sulit diterka untuk menaklukkannya. Ataukah, periode ini akan menjadi sejarah baru di Bumi Serentak Bak Regam Pasangan Petahana akan berhadapan dengan kotak kosong?.
Bila berbicara sejarah Kabupaten Batang Hari tentunya masyarakat di Sepucuk Jambi Sembilan Lurah sudah banyak mengetahui sebagai kabupaten tertua di Provinsi Jambi yang terbentuk 1 Desember 1948, lebih dari itu telah banyak melahirkan tokoh-tokoh politik di Jambi dan Pusat. Siapa yang tidak mengenal HBA/Hasan Basri Agus (mantan Bupati Sarolangun dan Gubenur Jambi yang kini adalah anggota DPR RI), H. Muhammad Madel (mantan Bupati Sarolangun) dan Abdullah Hich (mantan Bupati Tanjab Timur), mereka pernah mengabdi di Pemerintah Kabupaten Batang Hari sebagai pejabat aparatur daerah. HBA pernah menjadi Camat Mersam dibawah kepemimpinan Bupati H. Hasip Kalimuddin Syam dan Asisten II Batang Hari diera Bupati HM Saman Chatib. Lalu, H. Muhammad Madel menjabat Kepala Dispenda Tingkat II Batang Hari di era Bupati H. Hasip Kalimuddin Syam dan Abdullah Hich pernah menjabat Itwilkab Batang Hari diera Bupati HM. Saman Chatib. Selanjut Marzuki Usman, putra Mersam yang pernah menjabat sebagai Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi RI dan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI. Belum lagi tokoh lainnya yang dikenal masyarakat Jambi, diantaranya; (alm) H. Abdul Fattah dan Syahirsah SY yang merupakan mantan Bupati Batang Hari dua periode. Begitupun dengan (alm) H. Hasip Kalimudin Syam yang pernah menjadi Wakil Gubernur Jambi 1998-2003.
Dulu, Kabupaten Batang Hari dikenal sebagai daerah yang telah banyak melahirkan pejabat penting dan berpengaruh di Provinsi Jambi, namun kini, pada Pilkada Batang Hari 2024 sepertinya telah terjadi krisis ketokohan dan pemimpin kharismatik dengan belum munculnya penantang yang layak menandingi sang pasangan Petahana (Mohd. Fadhil Arief-Bakhtiar). "Sejak pilkada 2000 sampai 2020 selalu ramai, tapi baru periode di tahapan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Batang Hari 2024 ini sangat terasa hening, sunyi dan senyap, seperti sebuah kota tidak ada tanda-tanda kehidupan," ungkap obrolan sejumlah politisi kepada penulis beberapa waktu lalu. Ungkapan sejumlah politisi tersebut merupakan sindiran halus kepada lawan politik sang pasangan Petahana yang dinilai belum berani muncul kepermukaan.
"Jangan sampai Pilkada Batang Hari 2024 kali ini melawan kotak kosong," seloroh mantan pejabat Batang Hari yang wanti-wanti namanya tidak dipublikasikan.
Pada kesempatan ini, penulis mencoba meriview kembali sejarah panjang perjalanan Pilkada Batang Hari sejak tahun 2000 hingga 2020, untuk mengingatkan JASMERAH (Jangan Sekali kali melupakan Sejarah). Berikut sejarah ringkas perjalanan Pilkada Batang Hari.
Pilkada 2000.
Pemilihan Bupati dan Bupati Batang Hari Tahun 2000 adalah kali pertama dipilih secara tidak langsung melalui pemilihan DPRD hanya diikuti dua pasangan calon.
Pasangan H. Abdul Fattah -- Syahirsah SY didukung Golkar, PPP, PBB, PBN.