Sejumlah warga pun terlantar, bahkan ada pula yang memilih tinggal di tenda depan pintu masuk. warga hanya dapat tinggal di emperan dan lobi KSB dengan listrik dan air terbatas. Diketahui aliran air dan Listrik diputus sejak Maret 2023, sehingga warga mengalami kesulitan oleh hal tersebut.Â
"Kami di Kampung Susun Bayam merasa masih perlu dan pentingnya kehadiran negara untuk rakyatnya. Salah satunya adalah warga Kampung Bayam yang sedang menunggu hak-haknya. Di mana kawasan besar yang dibangun Jakarta International Stadium, ada permukiman warga Kampung Susun Bayam yang masih diabaikan hak-hak dasar airnya," kata salah satu warga, Muhammad Furqon.
“Kalau untuk mencukupi kebutuhan 24 jam ini, mau tidak mau kami menggali air tanah, lalu kami buat saringan. Itu kalau seandainya tidak turun hujan. Kalau hujan turun, mending kami dapat air yang safety. Tapi memang nggak bisa air itu dipakai konsumsi untuk minum," imbuhnya.
selain permasalahan air dan listrik di rusun KBS, Furqon menyebutkan bahwa situasi KBS kini menimbulkan trauma pada anak- anak setempat. Ia menyatakan hal tersebut adalah imbas dari penggerebekan yang dilakukan oleh aparat pada 12 desember 2023.
"Ya, namanya anak-anak kan langsung ciut,bang. Ya kalau kita yang udah tua kan ngerti" ujar Furqon. Â
Saat dikonfirmasi  situasi Kampung Susun Bayam dengan Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi mengaku tidak mengetahui adanya pengawasan ketat oleh aparat. Heru mengatakan bahwa kampung susun bayam merupakan properti milik PT. Jakarta Propertindo (JakPro). Meski demikian Heru menyatakan akan mencari solusi terbaik atas permasalahan di Kampung Susun Bayam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H