Mohon tunggu...
Shakila Mayval
Shakila Mayval Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Identitas Manusia Indonesia: Simbol, Penghargaan dan Penghayatan Terhadap Kebhinekatunggalikaan Serta Nilai-Nilai Pancasila Di Lingkungan Sekolah

3 Maret 2024   14:18 Diperbarui: 3 Maret 2024   14:29 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebhinekatunggalikaan merupakan semboyan bangsa Indonesia yang mengandung arti "Walaupun Berbeda-Beda Tetapi Tetap Satu". Bhineka Tunggal Ika mencerminkan karakteristik bangsa Indonesia yang mana bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai keberangaman, seperti keberagaman suku, ras, agama, status sosial, dan lain sebagainya. Meskipun memiliki berbagai keberagaman tersebut, namun bangsa Indonesia dapat menghargai satu sama lain sehingga menjadi sebuah satu kesatuan yang utuh. Hal tersebut sebagai cerminan dari semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berpedoman Pancasila. Perbedaan tersebut tentunya sering dijumpai dalam berbagai aspek, tak terkecuali pada bidang pendidikan.

Berdasarkan observasi saya mengenai tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan yang  terdapat di SMA Negeri 1 Batang Anai dapat dilihat dari setiap ruang kelas terdapat foto garuda Pancasila yang dipasang di atas papan tulis dibagian Tengah antara foto presiden dan wakil presiden. Yang mana kita tau garuda Pancasila merupakan salah satu bentuk symbol penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pihak sekolah sudah menunjukkan rasa nasionalisme dan menjunjung tinggi lambang negara serta pemimpin negara. Peserta didik senantiasa diajarkan tentang garuda Pancasila merupakan lambang negara sekaligus identitas kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman baik agama, budaya, suku, ras, dll.

Selain itu di SMA Batang Anai juga terdapat perbedaan agama, suku dan budaya antar peserta didik. Peserta didik di SMA Negeri 1 Batang Anai memiliki perbedaan agama yaitu agam Islam dan agama Kristen. Selain itu di sekolah tersebut juga memiliki keragaman suku, yang mana peserta didik tidak semuanya berasal dari suku minang, ada juga dari suku jawa, batak, melayu,dll. Perbedaan suku tentunya juga terdapat perbedaan budaya. Tetapi perbedaan agama, suku dan budaya di sekolah tersebut tidak menjadi suatu permasalahan, justru perbedaan tersebut mengajarkan mereka hidup bertoleransi antar agama dan saling menghargai dalam hal budaya atau kebiasaannya. Pengayatan dan penghargaan terhadap kebhinekatunggalikaan dapat dilihat di SMA N 1 Batang Anai, sebagai contoh perbedaan agama. Sekolah tersebut menghargai perbedaan agama dapat dilihat pada saat hari Jumat, sekolah mengadakan aktivitas Rohani untuk yang beragama islam akan dikumpulkan di lapangan sedangkan untuk yang non muslim akan dikumpulkan di ruangan untuk melakukan kegiatan ibadahnya masing-masing. Dalam hal keragaman suku dan budaya, sekolah tidak pernah membedakan peserta didiknya yang berbeda suku dan budaya, bahkan sekolah selalu mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain karena di sekolah bukan lagi ini orang minang atau batak atau jawa tetapi semua merupakan warga sekolah SMA N 1 Batang Anai.

Pancasila merupakan dasar falsafah negara Indonesia. Hal ini merupakan landasan filosofis bangsa Indonesia yang mencakup lima dasar yang dianggap nilai fundamental bangsa. Pancasila mengandung nilai dan norma yang baik dan berlaku di Masyarakat. Pancasila, sebagai suatu kesatuan nilai, mencerminkan semangat kebinekaan, demokrasi, dan keadilan. Fungsi-fungsi tersebut menjadikan Pancasila sebagai fondasi iyang membentuk karakter dan arah negara Indonesia. Di SMA Negeri 1 Batang Anai  merupakan sekolah yang terdapat di kabupaten padang pariaman yang mayoritas tenaga pendidik dan peserta didiknya berasal dari suku minang dan juga beragama islam juga terdapat perbedaan didalamnya. Begitu pun sebaliknya yang bukan berasal dari suku minang dan juga beragama non muslim juga terdapat perbedaan seperti perbedaan pendapat, gagasan, dll. Namun, guru disana tetap mengajarkan kepada peserta didiknya tentang nilai-nilai baik yang terkandung dalam Pancasila yang dapat dimaknai dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Penghayatan nilai-nilai Pancasila di SMA N 1 Batang Anai dapat dilihat dari perwujudan nilai-nilai Pancasila di sekolah tersebut. Sila pertama, ketuhanan yang maha esa. Dalam penghayatan terhadap sila pertama ini, sekolah melakukan kegiatan Rohani setiap hari jumat, berdoa sebelum belajar, membaca alquran bagi muslim setiap pagi sebelum proses pembelajaran dimulai, sholat zuhur dan jumat berjamaah, serta mengajarkan peserta didik untuk tidak membeda-bedakan antar umat beragama.

Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam pengahayatan terhadap sila kedua ini adalah menghargai antar sesam dan menghormati orang yang lebih tua dalam hal ini guru. Selanjutnya Menyediakan layanan bimbingan dan konseling  di sekolah yang mendukung perkembangan pribadi dan sosial peserta didik  serta membantu mereka mengatasi masalah-masalah yang mungkin muncul. Selain itu saling membantu dalam tugas kemanusiaan seperti mengumpulkan dana jika ada warga sekolah yang terkena musibah baik ada kemalangan maupun sakit.

Sila ketiga, persatuan Indonesia. Dalam penghayatan sila ketiga ini dapat dilihat dari pelaksanaan piket di sekolah, gotong royong, upacara bendera, kegiatan pentas seni, serta menumbuhkan sikap saling menghargai antar guru dan juga peserta didik ditengah perbedaan yang terdapat dilingkungan sekolah.

Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dalam penghayatan sila keempat ini dapat dilihat dari system demokrasi pemilihan ketua osis, melaksanakan musyawarah untuk kegiatan di sekolah, peserta didik berhak menyampaikan pendapatnya tanpa ada pemaksaan serta musyawarah dan mufakat dalam pemilihan ketua kelas melalui voting.

Sila kelima, keadilan sosial bagi rakyat Indonesia. Dalam penghayatan sila kelima ini dapat dilihat dari guru selalu menganggap muridnya itu sama tanpa membedakannya, selalu menghormati hak asasi manusia, saling menghargai teman, serta bekerja sama dalam penyelesaian tugas kelompok .

Di SMA Negeri 1 Batang Anai juga sudah melaksanakan kegiatan P5 atau (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang merupakan bentuk implementasi kurikulum Merdeka yang bertujuan memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari isu-isu penting di sekitar. Di SMAN 1 Batang Anai, dalam pelaksanaan P5 ini mengangkan beberapa tema, untuk yang sudah dilaksanakan ada "Bhineka Tunggal Ika", "Kearifan Lokal", "Gaya Hidup Berkelanjutan", "Suara Demokrasi" dan "Kewirausahaan". Sementara sedang dirancang dua tema lagi yaitu "Bangun Jiwa Raga" dan " Ilmu Pengetahuan dan Teknologi". Pelaksanaan P5 ini membantu membentuk siswa yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa; berakhlak mulia; berkebhinekaan global; bergotong royong; mandiri; bernalar kritis; serta kreatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun