Jika ingin membedakan prosesnya maka guru harus menyiapkan proses pembelajaran yang berbeda-beda dalam satu waktu. Jika aspek produk yang ingin dibedakan maka guru harus menyiapkan semua instrumen untuk menilai produk yang dipilih siswa.
Ketiga, jika mereka sudah bisa merencanakan kemudian bagaimana dengan proses asesmennya? Pada awal tahun pelajaran guru sudah melaksanakan asesmen diagnostik.Â
Selanjutnya guru mengidentifikasi karakter siswa dan menentukan bakat dan gaya belajar masing-masing siswa. Produk hasil belajar siswa yang beragam, memaksa guru untuk menyiapkan instrumen penilaian yang beragam.
Ketiga akar masalah diatas, semua merujuk kepada kompetensi guru. Karena guru sebagai garda paling depan dalam penerapan kurikulum merdeka. Maka solusi utama dalam masalah tersebut tentu meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan kurikulum merdeka.Â
Kemendikbud telah mempersiapkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai media belajar guru. PMM selayaknya buku saku bagi guru. Semua materi tentang kurikulum merdeka ada pada PMM.Â
Selain itu PMM juga menyediakan contoh best practice pembelajaran penerapan kurikulum merdeka yang dapat ditiru. Namun adanya PMM tidak serta merta solusi terpecahkan karena tidak semua guru mau mengeksplor PMM. Maka perlu solusi tambahan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pertama, Dukungan kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai manajer melakukan perencanaan, pengorganisasi, penggerak, dan pengawasan semua program sekolah. Bentuk dukungan kepala sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi adalah membuat In House Training di sekolah. Kegiatan IHT ini dengan maksud untuk meningkatkan kompetensi guru terkait pembelajaran berdiferensiasi.
Kedua, Dukungan Pengawas Sekolah. Peran pengawas dalam hal ini adalah ikut mendampingi kepala sekolah dan guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas.Â
Ketiga, Dukungan Stakeholder Sekolah. Stakeholder sekolah merupakan kumpulan sejumlah orang yang saling berkolaborasi dan berinteraksi demi mencapai tujuan bersama untuk sekolah. Stakeholder sekolah ini meliputi komite sekolah, wali siswa, tokoh masyarakat, pemerintah desa serta dinas pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H