Kedua adalah kurangnya interaksi di dalam dunia nyata. Beberapa generasi Z dan millenial lebih suka untuk menghabiskan waktunya dengan sendiri sehingga tidak ada teman untuk berbicara di dunia nyata atau juga dengan kemungkinan cerita itu tersebar ke teman lainnya atau dinamakan dengan trust issue.
Sehingga menjadikan sosial media menjadi tempat yang aman bagi mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka secara eksplisit dan apa adanya dibandingkan dengan bercerita langsung bersama teman karena dengan adanya sosial media para pengguna bisa mengatur akun mereka se anonimus mungkin sehingga hanya sedikit yang tahu tentang mereka sehingga mereka bisa leluasa untuk mengungkapkan keluhan mereka.
Jika kita terjun lebih dalam apakah tindakan ini adalah tindakan yang benar atau tidak maka kita harus objektif terhadap suatu pengguna dan golongan dimana hal ini adalah sebuah hal yang sangat saya tidak setujui karena setiap pengguna mempunyai alasan berbeda dalam bagaimana mereka mengekspresikan apa yang dia rasakan.Â
Sehingga tindakan untuk membagikan perasaan depresi di sosial media merupakan tindakan yang baik dan positif selama itu bisa menenangkan emosi mereka dan lepas dari bebas yang mereka rasakan, karena beberapa diantara mereka tidak mampu untuk menyewa seorang psikologis dan media sosial menjadi satu-satunya pilihan mereka.