Pernahkah Anda mendengar tentang kalimat adab lebih tinggi daripada ilmu?
Al adabu fauqol ilmi merupakan pepatah Arab yang artinya "adab lebih tinggi dari ilmu". Pepatah ini kerap digaungkan untuk menekankan pentingnya sikap dan etika seseorang dibandingkan dengan kemampuan intelektualnya. Namun, benarkah adab dan ilmu memiliki hierarki? Ataukah keduanya sebenarnya setara bahkan saling melengkapi sebagai konsep fundamental?
Ilmu secara bahasa berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam penyerapan katanya ilmu berarti memahami suatu pengetahuan. Pengetahuan ini dimiliki oleh manusia dan melekat pada dirinya.
Secara etimologi adab berasal dari bahasa Arab yaitu yu addibu yang berarti mendidik atau pendidikan. Adab adalah norma, aturan, etika yang didasarkan atas aturan hukum maupun agama yang harus diketahui, dipahami, dimengerti dan dilaksanakan oleh setiap manusia.
Adab dan ilmu sejatinya merupakan dua fondasi yang tidak dapat dipisahkan dan dibedakan.
Adab bagian dari Ilmu
Menurut Ibrahim Anis adab adalah suatu ilmu yang mana objeknya membahas nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia. Ilmu dalam bentuk adab diwujudkan dalam bentuk tata perilaku, norma, dan etika yang diwariskan atau diajarkan pertama kali. Dapat dikatakan pula bahwa adab adalah bagian dari ilmu yang diketahui manusia dari sejak ia paham sebab akibat dalam kehidupan.
Ilmu memperkuat dan memperluas kualitas adab. Seseorang yang paham akan kiat-kiat ilmu pengetahuan, cenderung memahami etika perilaku dan menghindari sikap diskriminatif. Ilmu memberikan wawasan yang lebih luas untuk memahami mengapa adab itu penting dan bagiamana adab diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan ilmu, adab menjadi lebih konstektual dan relevan dengan perkembangan zaman.
Ilmu dan adab kesetaraan yang harus dijaga