Mohon tunggu...
SHAHIB  ANSHARI
SHAHIB ANSHARI Mohon Tunggu... Ilmuwan - Presiden Mahasiswa KEMA SSG 2018 I Penulis Buku Merawat Indonesia

Gas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Abi Kembali Menua, Namun Teladan dan Daya Juangnya Tetap Muda

13 Agustus 2019   05:41 Diperbarui: 13 Agustus 2019   07:24 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam konteks yang berbeda ada satu cerita lagi yang hendak penulis kisahkan dalam bahasan kali ini, ketika di kala kecil penulis dan adik adik selalu protes terhadap aktivitas dakwah yang abi laksanakan. Ya memang, kaloulah harus jujur jujuran, abi sering habiskan waktunya untuk agenda di luar dari pada di rumah. Pagi bekerja, siang terkadang membina mahasiswa, malam mengisi pengajian bahkan jika tanggal merahpun ia sempatkan untuk mengisi panggilan dakwah ke pelosok pelosok desa, atau jika ada bencana dan darurat kemanusiaan ia termasuk yang selalu responsif. Tetapi walau begitu sibuknya ia tak pernah lewatkan untuk memberikan perhatian kepada anak anaknya.

Karena saking sibuknya di luar, penulis dan adik adikpun protes "abi kenapa sih, dakwah lagi dakwah lagi" sampai pikiran jail penulis mengungkap "Kalou sudah besar, shahib gak ingin kayak abi selalu sibuk", tapi abi dengan santainya menjawab "Aa dan adik adik, abi mohon maaf jika waktu abi bersama keluarga harus tersita dengan agenda dakwah abi, keluarga kita ini mempunyai amanah yang berbeda dengan yang lain, harus menjadi keluarga yang memiliki banyak manfaat untuk ummat. Nanti kalou sudah besar Aa bakal mengerti tentang ini". Singkat cerita, abi mengajak penulis untuk ikut dalam agenda dakwahnya ke salah satu pelosok desa, berangkat sore hari dan memerlukan waktu kurang lebih lima sampai enam jam untuk sampai ke tujuan. Hingga sampai ke tujuan kendaraan berhenti di malam hari, tenyata harus jalan kembali untuk sampai ke tepi agenda dengan melalui  Jalan setapak, di atas sawah, dengan kondisi gelap malam dan di iringi oleh suara suara jangkrik dan katak. Waktu kecil perasaan penulis menyesal karena telah mengikuti abi jalan jalan dan menunaikan agenda dakwahnya; karena capek, lelah hingga pegal pegal. Tetapi kini serasa tersadarkan, bahwa hidup kita ini Allah berikan bukan hanya untuk diri sendiri saja, namun ada hak orang lain untuk kita bantu. Baik dengan membuka wawasannya, memberikan pencerdasan hingga membantu secara materilnya. Dan ternyata dunia yang abi geluti itu kini sedikit sedikit menempel dalam keseharian penulis, dan penulis mulai menikmatinya.

Kita selaku manusia terkadang memandang hidup itu hanya untuk memperkaya dan meraup keuntungan pribadi saja, tanpa kita menyadari bahwa dalam diri kita terdapat hak orang lain yang kita harus berikan dan tunaikan, secara raga ataupun materil. Di manapun, kapanpun, dalam posisi apapun, dalam kondisi lapang ataupun sempit, masih jomblo hinggapun sudah menikah. Karena sesungguhnya yang Allah perintahkan itu, bagaimana setiap orang mampu memberikan manfaat bagi segenap yang lainnya, saling membantu, mengingat, dan mencerdaskan.

Itulah secuil kisah dan teladan abi yang penulis paparkan dalam pembahasan ini dari ribuan hingga tak terhingga kisah inspirasi yang penulis dapat darinya. Mungkin itu salah satu peran strategis ayah dalam memberikan teladan bagi generasinya, secara langsung ataupun tidak langsung, tetapi  yang pasti ia laksanakan dengan penuh kesabaran dan supaya orang di sekitarnya mendapati banyak pembelajaran.

Kini Abi kembali menua, sudah banyak perjuangan yang ia torehkan, berbagai capaian yang ia dapatkan, beribu manfaat yang ia berikan hingga sebuah pengorbanan yang selalu ada dalam setiap tetesan keringat dan perjuangannya. Namun, penulis sebagai anak pertamanya sungguh malu sebab belum mampu meneladani dan meneruskan perjuangan harapannya. Yang ia harapakan bisa menjadi penopang dan pengkokoh keluarga, rasanya masih jauh dari kata sempurna. Tak bisa penulis mengelak, kecuali terus belajar dari nya.

Terima kasih telah selalu berjuang bi, terima kasih telah mengenalkan Aa dan keluarga kepada agama yang paling indah lagi menenangkan; Islam. Semoga di Umur 49 abi ini; Allah hamparkan segala rahmat, rizki, barakah bagi kehidupan abi dan keluarga untuk kedepannya. Dan semoga umur kemanfaatan abi makin panjang dan luas. Dan semoga Allah selalu hadir dalam membantu dan melindungi abi dimanapun dan kapanpun. aamiin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun