Puisi adalah rangkaian kata atau diksi bagian dari Bahasa. Karena itu, puisi menggunakan tanda baca di dalamnya. Tanda baca juga memberikan kesan kuat pada pesan yang ingin disampaikan penulis puisi tersebut. Tanda baca pun berpengaruh pada intonasi seperti ekspresi, emosi, pesan, dan makna yang ada di dalam puisi tersebut.
Jendral Ahmad YaniÂ
Karya Kartikasari Fadillah
Oh, Pahlawanku
Kau tak gentar walau diserbu
Kini sejarah tak pernah meninggalkanmu
Namamu harum tanpa batas waktu
Kau selamatkan bangsa ini dari badai sendu
Â
Dari keringatmu, hadir semangat baru
Dari darahmu, perjuangan menjadi satu
Dari pengabdianmu, negeri ini bertumpu
Dari pengorbananmu, bangsa ini dapat berseru
Â
Dari jasamu, anak negeri dapat tersenyum lucu
Dari makammu, kami menangis haru
Dari lubuk hati kami, beribu doa untukmu
Jendral Ahmad Yani, kau pahlawanku
Dikutip dari Jurnal "Keterampilan Membaca Puisi Menggunakan Cooperative Script" (2015), Membaca indah menekankan pada ketepatan pemahaman, keindahan vokal, dan ketepatan ekspresi. Dalam kegiatan membaca puisi harus mempertimbangkan lafal, tekanan, dan intonasi. Lafal adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa, sehingga pada waktu membaca puisi suku kata dan kata - kata diucapkan dengan jelas dan terdengar. Tekanan adalah keras lembutnya pengucapan bagian ujaran. Intonasi adalah lagu kalimat. Sebelum membaca puisi kita bisa menggunakan alat bantu berupa tanda baca tertentu yang kita sisipkan atau melakukan penjedaan pada Puisi Jendral Ahmad Yani karya Kartikasari Fadillah agar kita tahu dimana kita harus berhenti seperti berikut ini.
Jendral Ahmad Yani
Karya Kartikasari Fadillah
Oh,/ Pahlawanku/
Kau tak gentar walau diserbu/
Kini/ sejarah tak pernah meninggalkanmu/
Namamu harum/ tanpa batas waktu/
Kau selamatkan bangsa ini/ dari badai sendu//
Â
Dari keringatmu,/ hadir semangat baru/
Dari darahmu,/ perjuangan menjadi satu/
Dari pengabdianmu,/ negeri ini bertumpu/
Dari pengorbananmu,/ bangsa ini dapat berseru//
Â
Dari jasamu,/ anak negeri dapat tersenyum lucu/
Dari makammu,/ kami menangis haru//
Dari lubuk hati kami,/ beribu doa untukmu//
Jendral Ahmad Yani,/ kau pahlawanku//
Dikutip dari Jurnal "Keterampilan Membaca Puisi Menggunakan Cooperative Script" (2015), Tanda baca dalam puisi memiliki peran yang sangat vital dalam menciptakan lafal, tekanan, dan intonasi yang diinginkan oleh penyair. Setiap titik, koma, tanda tanya, dan lainnya bukan hanya sekadar simbol, melainkan jendela yang membuka pemahaman lebih dalam terhadap pesan dan perasaan yang ingin disampaikan. Mereka membantu mengarahkan pembacaan, memberikan jeda untuk merenung, serta memperkuat emosi dan intensitas kata-kata. Dalam keheningan jeda atau kerasnya seruan, tanda baca menghidupkan puisi, menjadikannya lebih dari sekadar rangkaian kata, tetapi sebuah ekspresi seni yang penuh nuansa dan keindahan. Dengan memahami dan menghargai peran tanda baca, kita dapat menikmati kekayaan dan kedalaman puisi secara lebih utuh.