Muhammad Shafwan
Al Kisah, salah seorang ibu dari pejabat rumah sakit Pemerintah jatuh sakit. Dengan cepat sang anak yang mengelola rumah sakit pemerintah tersebut membawa ibunya untuk dirawat agar sang ibu tercinta cepat sembuh. Sebagai orang yang yang bekerja di instansi kesehatan, tentu ia tahu betul rumah sakit berkwalitas tempat sang ibu bisa dirawat dengan baik. Rumah sakit pemerintah atau swasta ? Ternyata ia tak memilih rumah sakit pemerintah tempat sehari-hari ia merawat orang, namu ia memilih rumah sakit swasta. Mengapa ? Tentu jawabannya adalah bahwa rumah sakit swasta pelayananya lebih istimewa meskipun biayanya jauh lebih mahal. Salah satu yang membuat rumah sakit swasta menjadi lebih istiewa adalah keberadaan para perawat yang ramah dan murah senyum, serta telaten mengurusi pasiennya.
Rawat dalam kamus bahasa Indonesia berarti pelihara, urus atau jaga. Sedangkan perawat berarti orang yang mendapat pendidikan khusus untuk merawat terutama merawat orang sakit, proses , perbuatan, cara merawat, memelihara; pembelaan (orang sakit). Jika demikian, maka idealnya para perawat merupakan orang-orang terpilih yang cekatan secara disiplin ilmu maupun etika sopan santun terhadap orang yang dirawatnya.
Namun sayang sungguh disayang, membayangkan model perawat ideal seperti dalam kamus bahasa Indonesia di rumah sakit atau pelayanan kesehatan milik pemerintah masih sebatas harapan. Para perawat di rumah sakit pemerintah sudah terlanjur dikesankan sebagai perawat judes terutama kepada para pemegang kartu dengan identitas miskin atau sejenisnya. Sudah tak terhitung jumlah pengalaman yang membuat geram akibat sikap tak merawat para perawat di rumah sakit pemerintah.
Saat anda sakit, tentu anda mengharapkan perawatan yang baik dari keluarga terdekat, obat-obat yang cepat menyembuhkan serta para perawat rumah sakit yang murah senyum dan tulus kepada pengabdiannya. Ketulusan para perawat adalah obat pertama yang menolong pasien mengahdapi rasa sakitnya. Dapat anda bayangkan bagaimana saat anda sakit kemudian perawat bersikap judes dan membentak bentak. Tentu penyakit yang anda derita akan bertambah parah, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa mendengar kata-kata kasar.
Saya ingin mencontohkan pengalaman pribadi mengurus orang sakit. Saat mengurusi istri yang pendarahan dan sudah kehabisan tenaga yang mestinya dibaringkan di dipan perawatan lalu ditangani dengan cepat, dengan entengnya para perawat menyuruh kami naik tangga dan mencari ruang perawatan bagi para ibu yang pendarahan. Anda bisa bayangkan bagaimana susahanya seorang perempuan yang sudah kehabisan darah lalu disuruh menaiki tangga. Masih dalam waktu yang sama, saat menunggu proses pemeriksaan, seorang ibu tua berpakian kumal dengan wajah khawatir tiba-tiba masuk mencari keluarganya. Dengan suara kasar dan menyakitkan telinga, seorang petugas jaga membentak mengatai sang ibu dengan ucapan tak pantas diucapkan kepada orang tua lugu seperti itu. Di lain waktu, saya menjenguk keluarga yang sakit, saya menemukan infus yang terpasang bocor. Saat memanggil dan meminta petugas jaga agar memperbaiki posisi jarum di infus tersebut, dengan enteng sang perawat cantik menolak dan mengatakan harus menunggu saat pergantian shif dan akan diperbaiki perawat lainnya. Ada lagi seorang ibu yang mau melahirkan di teriaki oleh perawat berseragam pink gara-gara hal sepele.
Beberapa contoh di atas hanya sebagian kecil saja dari buruknya pelayanan para perawat di rumah sakit pemerintah. Kesadaran akan perawatan yang etis dan berakhlakul karimah sangat rendah. Entah siapa yang salah. Apakah tempat para perawat itu sekolah, atau rumah sakitnya yang tak memberikan sanksi kepada para perawat nakal tersebut. Dunia pendidikan keperawatan sebagai “pabrik” para perawat, memiliki tanggungjawab besar dalam mendidik dan melahirkan para perawat yang kompeten baik ilmu maupun sopan santun. Selain itu, jika ada semacam lembaga sertifikasi perawat atau organisasi para perawat, lembaga tersebut haruslah berperan dalam mempertahankan kualitas para perawat khusunya mereka yang bekerja di rumah sakit atau lembaga kesehatan milik pemerintah. Sebagai warga masyarakat senantiasa berharap, agar rumah sakit pemerintah, memberlakukan SOP yang lebih santun terhadap para pasien, terutama para pasien miskin, seperti fungsi perawat yang tercantun dalam Kamus Bahasa Indonesia. Wallahualamubissawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H