Posisi Nusantara berada pada tiga lempeng utama bumi yang bebeda. Perlu diketahui bahwa lapisan bumi adalah hamparan-hamparan yang saling berinteraksi satu sama lain. Pada sisi barat Indonesia, Pulau Sumatera, Jawa, Bai, Lombok merupakan daerah yang berdekatan dengan batas Lempeng Tekntonik Eurasia dan Indo-Australia. Kedua lempeng tersebut berinteraksi secara konvergen, dimana lempeng Indo-Australia bergerak menghujam ke bawah lempeng Eurasia. Lempeng tekntonik ini terus bergerak maka pada suatu saat akibat gesekan dan benturan yang keras, akan menimbulkan gempa ataupun tsunami.
Pada peta relief diatas -difoto penulis dari geoogical museum, Geological Survey of Japan, AIST- jelas posisi Pulau Sumatera dan Jawa terhadap pergerakan lempeng tektonik. Warna hijau menyala adalah gambaran dari lempeng tekntonik tersebut.
Penulis tidak akan membahas lebih detail tentang kajian geologinya, tetapi akan mengurai peran Surveyor Hidrografi terhadap peristiwa gempa dan tsunami. Survei Hidrografi adalah survei yang memiliki tujuan utama pengambilan dan pemrosesan data berkaitan dengan penampakan fisik laut, danau, sungai, dan yang berkaitan dengan wilayah pantai. Survei hidrografi terdiri dari pengambilan beberapa data, diantaranya : kedalaman air; konfigurasi dan kontur dasar laut (sea bottom); arah dan kekuatan arus; ketinggian serta waktu dari pasang surut; dan beberapa lokasi dari fitur topografi dan benda-benda tetap sebagai referensi survei dan kontrol dalam bernavigasi. Dari definisi tersebut, setidaknya ada beberapa data yang bisa dilakukan oleh Surveyor dalam menghadapi gemap atau tsunami, baik sebelum ataupun setelah terjadi. Berikut beberapa fasilitas survei hidrografi yang bisa dimanfaatkan dalam mendukung kajian terhadap gempa ataupun tsunami:
1. Stasiun Pasang Surut (Pasut)
Contoh data tsunami ketika terjadi gempa:
contoh data ketika terjadi Tsunami :
2. Titik Bench Mark (BM)
3. Pelampung Suar dengan fungsi AIS (Automatic Identification System)
Beberapa pelampung suar dengan dilengkapi AIS bisa dijadikan deteksi awal terhadap kemungkinan terjadi tsunami pada suatu pantai atau perairan. Secara ideal memang ada pelampung khusus yang mendeteksi terjadinya tsunami. Beberapa pantai di Jepang dilengkapi pelampung suar khusus mendeteksi tsunami. Hal ini menjadi peringatan dini bagi penduduk dekat pantai untuk dapat dievakuasi. Namun di Jepang, pelampung jenis ini hanya terpasang di beberapa tempat yang vital. Karena biaya pelampung jenis ini sangat tinggi. secara sederhana fungsi kerjanya adalah mendeteksi pergerakan pelampung yang tiba-tiba karena ada dorongan gelombang yang besar. Pergerakan yang ekstrim ini akan tercatat dan langsung diinformasikan via satelit untuk kemudian dianalisa terhadap kemungkinan tsunami. Berikut catatan pengaruh kecepatan tsunami terhadap kedalaman laut.
Pelampung suar yang terpasang pada kedalaman dan jarak dengan pantai sudah diketahui, kemudian datang gelombang besar dengan kecepatan tertentu maka dapat dianalisa kecepatan gelombang tsunami ke arah pantai dan kemungkinan tinggi gelombang tsunami tersebut ketika mencapai pantai. Selang waktu pergerakan gelombang tsunami ke arah pantai ini menjadi sangat penting karena berkaitan dengan waktu evakuasi terhadap warga terdampak tsunami. Dengan memanfaatkan Pelampung suar AIS akan diketahui hentakan pelampung suar itu akibat tsunami baik secara vertikal ataupun horizontal. Ketika beberapa pelampung suar tertata dalam suatu alur ke arah dermaga atau pantai maka akan didapat data pada masing-masing pelampung suar, untuk kemudian dianalisa kecepatan pergerakan gelombang tsunami dari perbedaan waktu yang tercatat.
.....
Secara keilmuan fenomena gempa adalah dalam ranah ilmu geologi, namun survei hidrografi juga berkaitan erat dengan fenomena itu. Survei hidrografi adalah menggabungkan data hidrografi di perairan dengan posisi daratan sebagai titik kontrol referensi. Perlu sekali kepedulian terhadap fenomena pergerakan kerak bumi, karena itu mengakibatkan perubahan terhadap titik Bench Mark, posisi stasiun pasut bahkan dalam kondisi tertentu perlu adanya pengecekan ulang terhadap posisi sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP) seperti Menara Suar ataupun Rambu Suar pada lokasi terdampak.
Semoga bisa menjadi bahan diskusi bagi teman-teman hidrographer, khususnya rekan-rekan Surveyor Kenavigasian-Pengamatan Laut-Distrik Navigasi se Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H