Psikologi pemasaran merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dalam kaitannya dengan upaya-upaya pemasaran. Psikologi pemasaran memanfaatkan keilmuan psikologi untuk menganalisis, menilai, dan memahami bagaimana seseorang berpikir, berkeinginan, dan bertindak dalam proses pembelian suatu barang maupun jasa.Â
Dengan adanya pemahaman mengenai emosi dan pemikiran manusia secara holistik, psikologi pemasaran diharapkan dapat membentuk suatu strategi pemasaran yang lebih efektif dan tepat sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor psikologis yang memengaruhi perilaku konsumen, seperti persepsi, motivasi, sikap, dan emosi. Oleh karena itu, psikologi pemasaran juga sering dikenal sebagai neuro-marketing, yaitu suatu teknik pemasaran yang bertujuan mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan pembelian baik barang maupun jasa berdasarkan pada keterlibatan kognitif, afektif, dan respons sensorimotor yang didasarkan pada prinsip neuropsikologis.
Perusahaan yang menerapkan psikologi pemasaran dengan baik dapat membentuk nilai tersendiri bagi merek atau jasa yang dinaunginya. Psikologi pemasaran yang baik tidak hanya dapat meningkatkan nilai jual dari barang atau jasa, tetapi juga mengembangkan nama merek, membangun hubungan dengan pelanggan, hingga membentuk loyalitas pada barang atau jasa tersebut yang kemudian dapat menyebabkan adanya peningkatan angka penjualan.Â
Dengan banyaknya manfaat yang dapat dihasilkan oleh psikologi pemasaran, strategi pemasaran yang baik tentu menjadi poin penting yang harus dipahami oleh perusahaan terutama pada era modern seperti saat ini.
Era modern yang semakin canggih disertai tren pasar yang dinamis menjadikan perusahaan harus dapat beradaptasi secara cepat sekaligus cermat dalam membuat strategi usahanya. Perubahan gaya hidup masyarakat menuntut adanya perubahan dalam strategi pemasaran bagi suatu barang atau jasa.  Perusahaan dituntut mampu bersaing secara ketat dengan berbagai kemajuan teknologi yang ada untuk memahami preferensi dan kebutuhan konsumen dengan lebih baik memahami dan menerapkan psikologi pemasaran. Dalam kehidupan masyarakat modern yang telah terhubung dengan adanya berbagai teknologi seperti IoT (Internet of Things) atau kecerdasan buatan (AI) yang dapat memroses dan menganalisa big data, menjadikan suatu fenomena baru yang sering disebut sebagai Society 5.0.Â
Society 5.0 dapat dijadikan kunci bagi keberhasilan suatu perusahaan untuk bersaing di tahun 2023 ini. Lewat berbagai teknologi seperti IoT (Internet of Things) atau kecerdasan buatan (AI) perusahaan dapat memproses data konsumen dalam skala yang besar dan kompleks, sehingga perusahaan akan lebih baik dalam memahami kebutuhan dan preferensi konsumen. Perusahaan dapat mengumpulkan data konsumen dari berbagai sumber, seperti media sosial, survei online, data transaksi pembelian, dan aplikasi analisis konsumen. Data tersebut akan diolah untuk mengidentifikasi pola perilaku konsumen, preferensi, dan kebutuhan. Hal ini sangat berguna dalam memahami perilaku konsumen dan mengembangkan strategi psikologi pemasaran yang efektif. Selain pengolahan data konsumen, perusahaan dapat menerapkan strategi psikologi pemasaran melalui pengaruh figur otoritas yang ada di tengah masyarakat itu sendiri
Social proof  merupakan salah satu teknik yang banyak digunakan pada era Society 5.0 seperti saat ini. Istilah social proof sendiri dikenalkan oleh profesor di bidang ilmu psikologi dan pemasaran, Cialdini, dalam bukunya yang berjudul "Influence: The Psychology of Persuasion" pada tahun 1984. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa manusia sebenarnya tidak benar-benar tahu mengetahui apa yang akan dilakukannya sehingga manusia cenderung meminta saran dari orang-orang di sekitarnya. Terlepas dari seberapa independen seseorang secara tidak sadar informasi kolektif dari orang sekitar mempengaruhi dan berkontribusi pada keputusan yang dibuat oleh seseorang. Kekuatan yang mempengaruhi keputusan tersebutlah yang dikenal sebagai social proof.
Pada dasarnya, manusia percaya terhadap pendapat figur otoritas. Seseorang akan cenderung lebih percaya terhadap pendapat orang lain yang dipercayainya dalam menilai suatu barang atau jasa yang akan digunakan. Oleh karena itu, dengan melakukan kerja sama dengan figur atau simbol otoritas dalam melakukan promosi akan menjadikan calon pelanggan lebih percaya dan semakin tertarik terhadap produk yang disediakan oleh perusahaan. Â Beberapa figur otoritas yang dimaksud yaitu dokter, organisasi penelitian, tokoh publik, dan juga para ahli di berbagai bidang yang berkaitan dengan produk yang akan dipasarkan
Strategi pemasaran dengan social proof menitikberatkan pada positive word of mouth (promosi positif dari mulut-ke mulut). Penerapan strategi tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
Mengadakan talk show bersama para ahli