Mohon tunggu...
ratna kartika
ratna kartika Mohon Tunggu... -

Keep trying to be better and share happiness with the other

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hijabers Vs Hijab Syar'i

26 November 2013   14:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:39 2055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Al Qur'an surat Al­-Ahzâb ayat 59 )

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. ( Al Qur'an surat An-Nuur ayat 31 ).

Semangat para muslimah di negeri ini seperti sedang menggelora untuk menutup aurat mereka, di satu sisi bisa dibilang ini adalah awal dari perubahan yang baik karena akhirnya mereka sadar untuk mau menutup aurat mereka. Namun, menutup aurat yang bagaimana yang mereka lakukan? apakah sudah sesuai dengan yang di syariatkan ataukah belum ataukan tidak sesuai dengan syariat Islam sama sekali.

HIJABERS

Saat ini ada banyak sekali model pakaian muslimah dan juga kerudung dengan berbagai bentuk dan gaya. Dan yang sedang trend saat ini adalah "hijabers", bahkan ada pula komunitas hijabers dan yang menjadi anggota nya adalah para muslimah yang trendy, gaya dan up to date dan fashionable. Mereka yang tergabung dalam hijabers adalah kebanyakan yang berpenampilan menarik dan memiliki wajah yang cantik, mungkin juga yang dulu sebelum menjadi hijabers terlihat kuno, ndeso dan biasa-biasa saja tapi begitu tergabung dalam komunitas hijabers, berubah seperti dari itik kecil buruk rupa menjadi angsa yang cantik menawan karena telah di"permak".

Menjadi hijabers, bukan hanya pakaian dan kerudung yang di modifikasi sedemikian rupa sehingga terlihat menarik, namun make up pun menjadi syarat wajib juga. Masa pakaiannya sudah cantik tapi wajahnya biasa-biasa aja tanpa sentuhan modifikasi juga. Cara pemakaian kerudung pun ada berbagai model dan gaya, mulai dari yang dililit-lilit di kepala atau leher, kerudung dengan berbagai aksesoris bling-bling atau juga sampai bros kembang yang lumayan besar sehingga menarik perhatian bagi siapa saja yang melihatnya.

Sedangkan untuk pakaian para hijabers adalah tetap yang menutup aurat, berlengan panjang, terusan panjang ataupun bawahan panjang, namun tetap harus fashionable. Jadi kebanyakan busana muslimah nya para hijabers adalah yang fit to body dan di modifikasi sesuai dengan imajinasi para desainer-desainer busana muslim modern abad ini. Walhasil, ada berbagai macam model  busana muslimah yang cantik dan menarik, seperti model belah tengah atau pinggir, hiasan bordir atau payet bling-bling cantik dan banyak lagi lainnya.

Kesan pertama yang kita dapat ketika melihat para muslimah yang bergaya hijabers adalah "cantik", bahkan mungkin kita sebagai sesama muslimah pun sampai memalingkan pandangan (terpesona) begitu melihat mereka apalagi jika kaum adam yang melihatnya. Dan Juga apabila kita perhatikan bahwa menjadi seorang hijabers sepertinya membutuhkan uang yang tidak sedikit untuk dikeluarkan, bagaimana tidak jika para hijabers dituntut untuk selalu terlihat fashionable dan menarik pastinya dana yang di butuhkan juga banyak. Seperti pembelian aksesoris dan make up sudah menjadi suatu keharusan yang menunjang penampilan mereka. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah memang benar seperti itu seharusnya seorang muslimah berhijab?

HIJAB SYAR'I

Didalam Islam, hukumnya wajib bagi para muslimah untuk menutup aurat karena Islam memandang bahwa wanita itu memiliki kehormatan yang harus dijaga. Lalu menutup aurat yang seperti apa yang diperintahkan oleh Islam?

Hal ini telah dijelaskan di dalam Al-Quran surat Al Ahzab ayat ke"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang dimaksud dengan jilbab disini adalah pakaian muslimah yang lebar/longgar yang dapat menutup pakaian kesehariannya, seperti sirdab (terowongan) atau sinmar (lorong). Dalam kamus Ash-Shahhah, Al Jauhari mengatakan bahwa jilbab adalah kain panjang dan longgar (milhafah) yang sering disebut dengan mula'ah (baju kurung). Jilbab haruslah diulurkan hingga sampai menutupi mata kaki, hal ini berdasarkan pada hadist riwayat Abu Dawud yang berbunyi "Siapa saja mengulurkan pakaiannya kerena sombong, Allah tidak akan melihat dia kelak pada Hari Kiamat. Ummu Salamah bertanya, Lalu bagaimana dengan ujung pakaian yang dikenakan oleh para wanita?. Rasulullah saw menjawab. Hendakalah diulurkan sejengkal. Ummu Salamah berkata lagi, Kalau begitu akan tampak kedua kakinya. Nabi saw menjawab lagi, Hendaklah diulurkan sehasta dan jangan ditambah".

Sedangkan khimar atau kerudung adalah penutup kepala, terkait hal ini maka Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat An Nur ayat 31 yang berbunyi "Janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya". Yang dimaksud perhiasan disini adalah jangan menampakkan tempat-tempat anggota tubuh yang disitu dikenakan perhiasan mereka (Abu Bakar AL-Jashshash, Ahkam al-Quran, III/316). Dan yang dimaksud dengan yang biasa nampak dari padanya adalah bagian-bagian tubuh yang boleh mereka tampakkan yaitu wajah dan telapak tangan (pendapat dari sebagian Sahabat seperti Ibnu Abbas, Ibnu Umar ra. dan Aisyah) dan juga berdasarkan sabda Rasulullah SAW "Wahai Asma', sesungguhnya seorang wanita itu, jika telah baligh (haid), tidak boleh menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini --seraya menunjuk pada wajah dan telapak tangannya." (HR. Abu Dawud) .

Dan dalam ayat ini juga menyebutkan agar menutupkan kain kerudung hingga menutupi dada mereka, hal ini maksudnya adalah hendaknya para wanita menjulurkan kerudungnya di atas dada mereka yang dengan itu mereka bisa menutupi rambut, anting-anting dan leher mereka (Ibnu al-Jauzi, Zad al-Masir, VI/32, Imam an-Nasafi, tafsir an-Nasafi III/143; Al-Alusi, Ruh al-Ma>ani, XVII/142).

Dari sini kita sudah bisa membedakan antara perbedaan jilbab dan kerudung, yang mana saat ini masyarakat mengartikannya adalah sama, padahal pengertian diantara keduanya adalah berbeda. Berdasarkan tuntunan Al-Quran dan As Sunnah serta sejumlah atsar-salafus-shalih , syarat-syarat umum kesempurnaan berbusana Muslimah adalah sebagai berikut :

1. harus menutup seluruh aurat, kecuali wajah dan kedua telapak tangan

2. kerudung dan jilbab haruslah longgar, tidak ketat (memperlihatkan lekuk tubuh)

3. kerudung dan jilbab tebal, tidak tipis (transparan)

4. tidak bertabarruj (bersolek untuk sengaja menonjolkan kecantikan)

5. tidak memakai wangi-wangian yang berlebihan

6. tidak menyerupai laki-laki

7. tidak menyerupai pakaian pemeluk agama lain (tasyabbuh bi al-kufar)

8. bukan merupakan perhiasan (tujuan perintah berjilbab adalah untuk menutupi perhiasan)

9. bukan pakaian syuhrah (yang menjadikan terkenal), sebagaimana sabda nabi Muhammad saw : " Siapa saja yang memakai pakaian syuhrah, Allah akan memakaikan pada dirinya pakaian kehinaan pada hari kiamat, kemudian dia dibakar di dalam neraka (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Dari sini bisa kita ambil kesimpulan dan bisa kita lihat perbedaan antara pakaian muslimah hijabers dengan pakaian muslimah yang di syariatkan oleh Islam. Tujuan utama kita sebagai muslimah untuk berjilbab adalah untuk berusaha taat atas perintah Allah SWT untuk menutup aurat dan perhiasan kita dan bukan malah sebaliknya. Jika kita berbusana muslimah yang sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT,  kita akan mendapat ridha dan pahala berlimpah dan terhindar dari azab api neraka yang menyala-nyala, selain itu kita juga terhindar dari gangguan, kita berpeluang menjadi wanita shalihah, rambut, kulit dan tubuhnya akan terlindungi, dan yang tidak kalah pentingnya adalah praktis dan juga hemat.

Melakukan bentuk ibadah jika sesuai dengan tuntunan syariat/sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT secara jelas maka pastinya kita akan mendapatkan pahala. Namun jika kita beribadah tanpa berdasarkan dalil dan tuntunan yang jelas baik itu dari Al Quran, As Sunnah, Ijma' para Sahabat dan Qiyas maka ibadah itu tidak akan bernilai apa-apa atau tertolak, bahkan mungkin jatuhnya dosa jika ternyata itu menyalahi syariat. Dear para muslimah, bukankah kita berjilbab itu mengharapkan ridha dan pahala dari Allah SWT? ataukah hanya sebagai pembuktian diri saja bahwa kita tetap terlihat cantik dan menarik walaupun berjilbab tapi ternyata bernilai dosa?

Wallahu A'lam Bishawab (based : buku Jilbab Syar'i-Arief B.Iskandar)

1385451169903672090
1385451169903672090

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun