Helo guys, hari ini, jam ini, detik ini, penulisan cerita INVITA untuk blog aku akan mulai. Jadi INVITA itu acara Kegiatan Industri visit dan Tafakur Alam yang diselenggarakan SMP Labschool Jakarta kira-kira setau saya setiap tahun. Angakatan 27 (angkatan saya...hehehehehhhh) ikut INVITA. Nah ingin ku mulai cerita ini dengan pembukaan yang akurat, untuk alasan tertentu INVITA kali ini dilaksanakan tanpa menghampiri Keraton ataupun Pantai Parangtritis di Jogja, jadi bisa dibilang dari awal udah sedih tapi perjalanan INVITA cukup lah untuk membuat mulutku kembali tersenyum.
Invita mulai pada pukul 6.30 malam, aku berangkat bersama temanku karena rumahnya lebih dekat, JAUH lebih dekat dibandingkan rumahku yang di Bekasi setelah itu kita ketemuan sama guru yang udah bersinggah di Stasiun Gambir dari siang, Bu Wiwit, wali kelas tercinta, lega meliatku yang datang nyaris melewati pukul 6.30, kami (aku bersama teman-temanku) yang seharusnya naik/masuk ke dalam malah menunggu Balqis, seorang teman yang nametagnya ketinggalan, keringetan bekujur-kujur karena takut di denda bila name tagnya hilang (sebuah peraturan yang dibuat sekolah).
Akhirnya setelah di antar poleh kakaknya kita masuk ke dalam dan mengecek/scan tiket dengan penjaga, aku kembali bertemu dengan teman-teman kelas 8C.
Keretanya sangat nyaman bisa dibilang, dengan dinding yang bersih, kelembutan dan bau selimut yang kalau kata teman saya seperti  wangi tisu basah baby mitu. Servicenya juga sangat baik, setiap berapa puluh menit di datangkan pramugari yang menawarkan snack, makanan dan minuman. Toiletnya juga...saya bisa sujud syukur, tidak bisa disebutkan rasa kesal saya terhadap tempat yang memiliki sarana yang sangat rapih, kinclong namun memiliki toilet yang bau dan kotor, tidak seperti kereta kami yang toiletnya cukup bagus.
Setelah bersinggah berapa jam di kereta, kita akhirnya sampai di Jogja, tidurku cukup nyaman meski aku dan Onit, teman dan orang yang duduk bersamaku di kereta, sudah berjanji akan bergadang.
Di Solo tujuan pertama kita adalah Tamansari, untuk bersih-bersih (mandi bagi yang mau), ganti baju dan makan siang. Untuk makan siang, pokoknya lengkap ada nasi, mie dan sayur sop serta daging semur (kayaknya) untuk disantapi, di ikuti kue rainbow cake dari ulang tahunnya si kembar Anit dan Anet. Setelah itu kita naik bis untuk ke Musem Sangiran, tempatnya diisi sejarah terbentuknya homo sepeins dari leleuhur kita hingga bagaimana kita bersikap dan perubahaan bumi yang menyertainya, sampai-sampai disini tuh cuman butuh satu kata untuk menjelaskan atmosfer di sana. PANAS.
Situs Sangiran berasal muasal dari Eugene Dubois yang menemukannya pada tahun 1883 akhir abad ke-19 dan museum ini dibuka pada tahun 2011 setelah dibangun sejak 2005, dan diresmikan sendiri oleh menteri pendidikan dan kebudayaan. Dengan kelompok masing-masing sibuk dengan tugas masing-masing (membuat video perjalanan) kita murid-murid mengikuti tourguide yang disedia untuk setiap 2 kelas. Lalu setelah selesai dan capek, dan ketemu burung merak yang kita namai Udin yang tidak mau mekar-mekar kita pergi ke PT. SRITEK atau PT. Sri Rejeki Isman.
PT SRITEX bekerjua untuk membuat prodeuk tekstil, tau baju-baju yang anda lihat di H&N, CUGGI dan sebagainya, ya, kemungkinan besar produk tersebut dibuat disini, Solo, negeri sendiri, kalau belum cukup WOW PT. SRITEX juga membuat baju tentara dengan teknologi yang sudah cukup berkembang, anti air, peluru, api, dan lain-lain. Â Setelah itu tidak lupa murid-murid labschool berbelanja di SRITEX ini. Perjalannya untuk hari pertama udah selesai, kita pergi makan malam lalu check in ke Hotel Cavinton.
Esoknya, satu kamar, 4 orang, tidak ada satupun yang bangun saat morning call, yap. Kita bangun jam enam dan cepat cepat bergantian mandi agar pada pukul 8 sudah bisa turun dan ikut berkumpul untuk sarapan bersama yang lain. Hari ini kita bertujuan ke Lava Tour Merapi, Tebing Breksi dan Malioboro.
Sesampainya di Lava Tour Merapi kita membentuk 4 orang satu kelompok untuk naik jeep, kebetulan teman-teman dari 8A kurang satu orang jadi aku bersama mereka lagi, yang tadi Balqis dan kawan-kawan itu. Kita awalnya kesel karena bukan paling awal jadi tidak bisa menghasut bapak pengedara untuk mengebut.
Balqis yang bar-bar ini, yang pertama untuk berdiri di atas kursi diikuti aku dan Nivea. Mas-masnya juga iseng muter kiri-kanan lewatin kerikil berharap kita jatuh kali yak? Nah setelah akhirnya sampai, selamat sentosa, ke Museum Mini Sisa Hartaku, disitu tertera sisa bangunan, barang-barang bekas dan tulang sapi sisa letusan atau erupsi, sungguh sedih bila dilihat foto-fotonya terdapat keluarga yang masih menggenggam tangan tertutup abu, dan lebih menyentuh lagi isi hati yang di coretkan ke tembok museum mini ini, mengatakan bahwa bagi mereka erupsi ini hanyalh awal baru.
Sayangnya saya meghapus setengah labih footage dari tempat ini karena ada yang mengatakan rumor ada "jin" yang bersinggah di salah satu kamarnya. Setelah itu kita ke Batu Alien dan Bungker Kaliadem yang juga seru, Si Balqis Yang Bar Bar mengajak berdiri di atas kap mobil/truk dan foto di gunungnya yang anehnya mas-masnya perbolehkan saja. Lalu makan siang dilanjuti perjalanan ke Tebing Breksi.
Tebing Breksi sangat indah, tepatnya pada sunset, bersama kedua temanku memainkan lagu Taylor Swift dan Aditya Sofyan sambil bercurhat dan menatapi matahari lama-lama menghilang. Lalu ke Malioboro, balik lagi aku mengintil anak-anak 8A yang awalnya pengen ke mall tapi karena tidak diperbolehkan kita balik duluan, diikuti 6 orang tourist yang memanggil-manggil kita dengan kata-kata alay, kita lari terbirit-birit balik ke bis, jantung deg-deg an setelah diikuti, berdoa terimakasih pintu bisa tidak dikunci.
Esoknya kita ke CANDI BOROBUDUR, PUANAS BANGET MEN and WIMEN! Keringet berkucur-kucur dari awal sampai akhir perjalanan naik-turun, muter-muter candi tersebut selanjutnya setelah diputar-putarkan di pasar sekitar Candi Borobudur kita pergi beli oleh-oleh di Dagadu dan Bakpia Djava di Jogja lalu sayangnya kita bergegas ke Stasiun kereta untuk naik kereta pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H