Mohon tunggu...
Shafira Qurrota
Shafira Qurrota Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Televisi dan Film

Topik konten yang saya sukai berkaitan dengan Analisis Film dan juga Kesehatan Mental. Membaca merupakan hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Ekonomi Kreatif Digunakan pada Destinasi Wisata dan Kebudayaan di Banyuwangi

29 September 2023   05:58 Diperbarui: 29 September 2023   06:08 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyuwangi - Merupakan daerah yang terkenal akan wisata alam dan keanerakaan kebudayaannya. Banyuwangi sendiri memiliki julukan tersendiri, ada orang yang menyebutnya “Kota Santet”, “Kota Gandrung” dan “Sunrise of Java”. Sebutan-sebutan yang didapat merupakan benar adanya, karena dahulu banyuwangi terkenal dengan santet nya dan itu masih berlaku sampai sekarang karena banyuwangi memiliki desa yang terkenal dengan santetnya. Kota gandrung merupakan salah satu iconic Banyuwangi mulai dari perbatasan Gumitir dan Banyuwangi terdapat patung gandrung, jika ke watu dodol maka akan ada patung gandrung yang penuh ke mistisannya. Sedangkan Sunrise of Java sendiri memiliki arti jika Banyuwangi memiliki Sunrise terbaik di sekitar Pulau Jawa.

Membabahas tentang kemistisaanya, Banyuwangi memiliki beberapa tempat yang masih dijaga, seperti desa adat kemiren, alas purwo. Dimana kedua tempat itu merupakan salah satu  destinasi wisata, dimana mereka mensajikan sejarah-sejarahnya. Alas purwo sendiri dikenal sebagai desa petapa, banyak goa yang mana dijadikan tempat bertapa. Masyarakat menjadikan tempat wisata agar banyak orang yang mengetahui, “ada apa ya di Banyuwangi?”. Lalu di desa adat kemiren tradisi nenek moyang masih di lestarikan, yang mana menarik minat banyak orang untuk mengetahui, dan menjadikan adat itu sebagai ciri khas Banyuwangi.

Terlampau banyak adat dan sakralnya, Banyuwangi memiliki banyak tempat wisata, memiliki ombak terbaik untuk berselancar, maka dari itu Bupati Banyuwangi memanfaatkan keanekaragaman budaya dan wisata menjadi ekonomi yang dapat menghasilkan profit dan menaikkan nama Banyuwangi, dengan modal yang sesuai Banyuwangi mulai membangun branding dan segmen pasar sampai ke Internasional.

Ekonomi kreatif sangat digunakan di daerah Banyuwangi, jadi tidak heran banyak orang yang mengetahui Banyuwangi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepopularitasan Banyuwangi di dalam dan luar negeri meliputi Banyuwangi memanfaatkan wisata mereka semaksimal mungkin, dengan label yang sudah mereka dapat mereka mebangun lagi image yang lebih bagus. Banyak orang yang mempromosikan keelokan wisata dan budaya di Banyuwangi. Memanfaatkan kelangkaan wisata, Ide kreatif digunakan untuk membangun sebuah inovasi seperti BEC, Tour de Ijen, Surfing dan lain-lain.

Menurut saya pribadi, kebudayaan di Banyuwangi sangat beragam mungkin pemerintah belum maksimal untuk memanfaatkannya, sedangkan untuk wisata alamnya Banyuwangi sudah semaksimal mungkin untuk membuat inovasi-inovasi baru setiap tahunnya, event-event yang selalu diadakan setiap tahun terus bertambah.

Banyuwangi juga memiliki fasilitas transportasi lengkap mulai dari darat,  laut dan udara. Pemerintah harusnya menambah ide-ide baru, seperti wisatawan berhenti di Banyuwangi melihat-lihat sebelum pergi ke Bali. Transportasi umum dijadikan sarana berwisata keliling, dengan begitu turis ataupun orang luar Banyuwangi tidak lagi bingung untuk mencari dan bepergian kemanapun. Banyuwangi juga memiliki wisata lengkap, mulai dari gunung, pantai, padang savana dan penangkaran penyu.

Kesimpulannya adalah Banyuwangi memiliki banyak potensi wisata dan kebudayaan dimana pemerintah harusnya bisa untuk mengkombinasikan keduanya. Didukung oleh transportasi dan kekayaan alamnya yang mana itu bisa meningkatkan nama kota Banyuwangi itu sendiri. Dengan label yang sudah didapat harusnya Banyuwangi mulai membuat inovasi baru agar dapat lebih di kenal entah dari wisata, kebudayaan, maunpun yang lainnya.

Ekonomi Kreatif digunakan pada Destinasi Wisata dan Kebudayaan di Banyuwangi

Dosen: Dr. Adhitya Wardhono, S.E., M.Si., M.Sc., Ph.D.

Nama: Shafira Qurrota A’yun

NIM: 220110401034

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun